Pemilihan Paus Baru
Kisah Paus Fransiskus I dan Dua Pastur Yesuit yang Diculik
Terpilihnya Jorge Mario Bergoglio, menjadi Paus baru dengan nama Fransiskus I, menguak sebuah kontroversi yang pernah menghinggapinya.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN - Terpilihnya Kardinal Bueos Aires Argentina, Jorge Mario Bergoglio, menjadi Paus baru dengan nama Paus Fransiskus I, menguak sebuah kontroversi yang pernah menghinggapinya di masa lampau.
Menurut pemberitaan Huffingtonpost.com, Kamis (14/3/2013), kontroversi itu terkait penculikan dua Pastur Serikat Yesus, Orlando Yorio dan Jalics Francisco.
Insiden itu terjadi pada tahun 1976, ketika Paus Fransiskus I masih menjabat sebagai pejabat tinggi Serikat Yesus di Argentina. Sekitar bulan Mei, Orlando dan Jalics diculik oleh anggota personel angkatan laut Argentina.
"Mereka ditemukan lima bulan kemudian, dalam keadaan dibius dan setengah telanjang, di sebuah lapangan," seperti diberitakan oleh Los Angeles Times.
Paus Fransiskus I dianggap terlibat dalam penculikan itu, dan menyebabkan ia digugat oleh seorang pengacara Hak Asasi Manusia (HAM), pada 15 April 2005. "Junta militer Argentina diam-diam memenjarakan Yorio dan Jalics, karena pekerjaan kemanusiaan mereka di lingkungan miskin."
Sebuah buku berjudul "The Silence," yang dituliskan oleh seorang jurnalis bernama Horacio Verbitsky, sedikit banyak menceritakan kembali insiden tersebut.
Horacio mengatakan, keterilibatan Paus Fransiskus I dalam kasus itu, ketika ia menarik perlindungannya terhadap kedua pastur tersebut karena mereka menolak untuk berhenti 'bekerja' di daerah kumuh dan miskin, yang pada akhirnya berujung pada penangkapan mereka.
Buku Verbitsky ini didasarkan pada keterangan Orlando Yorio, seorang pastur yang diculik oleh Angkatan Laut Argentia saat itu, sebelum ia meninggal dunia karena penyebab alami pada tahun 2000.
"Hal ini menunjukkan bahwa dia menentang inovasi dalam Gereja dan di atas semua, selama kediktatoran yang terjadi di Argentina, menunjukkan dia sangat nyaman dengan hubungannya dengan militer," ujar mantan dekan ilmu sosial di Universidad de Buenos Aires.
Keduanya berhasil dibebaskan setelah Paus Fransiskus I memohon belas kasihan kepada pemimpin junta militer saat itu.
Namun seorang juru bicara Paus Fransiskus I, dan para pembelanya membantah tudingan tersebut. Menurut mereka tidak ada bukti atas klaim tersebut, dan malah sebaliknya Paus Fransiskus I pada saat itu banyak membantu aktivis dan kelompok oposisi melarikan diri. (Guardian, Los Angeles Times, Reuters, AP)