Assad tak ragu gunakan senjata kimia
Seorang diplomat senior Suriah yang membelot ke kelompok oposisi kepada BBC menyatakan rezim Bashar al-Assad tak akan ragu gunakan senjata kimia.
Seorang politisi senior Suriah yang membelot ke kelompok oposisi, Nawaf Fares kepada BBC mengatakan rezim pemerintah Suriah tak akan ragu menggunakan senjata kimia jika terdesak.
Nawaf, mantan dubes untuk Irak, menambahkan sejumlah kabar menyebut pemerintah Suriah kemungkinan sudah menggunakan senjata kimia itu.
"Ada informasi, memang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya, bahwa senjata kimia juga digunakan dalam serangan ke kota Homs," kata Nawaf.
Suriah diketahui memiliki persediaan senjata kimia yang cukup besar. Kekhawatiran muncul di antara negara-negara tetangga Suriah dan Barat terkait nasib senjata-senjata kimia itu jika rezim Assad runtuh.
Selain soal senjata kimia, Nawaf juga memaparkan kelompok militan yang terkait Al-Qaeda bekerja sama dengan pemerintah mengatur berbagai serangan terhadap oposisi.
Kolaborasi tetap terjadi meski pemerintah Suriah didominasi sekte minoritas Allawite.
"Banyak bukti dalam sejarah bahwa musuh bisa erkolaborasi saat memiliki kepentingan yang sama," papar Nawaf.
"Al-Qaeda sedang mencari ruang untuk bergerak dan dukungan sarana. Sementara itu, Rezim pemerintah mencari cara untuk meneror rakyat Suriah," tambah dia
Nawaf Fares adalah salah satu tokoh terpenting pemerintah yang membelot sejak pemberontakan terhadap pemerintah Suriah meletus.
Dia pernah menjabat berbagai posisi penting di tubuh partai Baath yang berkuasa dan pernah mengepalai dinas rahasia, selain menjadi gubernur di beberapa provinsi.
Elemen pemerasan

Menlu Rusia Sergei Lavrov menilai resolusi DK PBB atas Suriah penuh elemen pemerasan.
Sementara itu, utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan dijadwalkan melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang masalah Suriah.
Rusia adalah sekutu terdekat Suriah dan pertemuan ini terjadi di tengah-tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Suriah untuk segera menghentikan kekerasan.
Namun, Nawaf Fares pesimistis misi Kofi Annan ke Rusia akan membuahkan hasil yang menggembirakan.
"Sudah berbulan-bulan berlalu, dan rezim Assad tak kunjung menerapkan satupun bagian dari rencana Annan," ujar Nawaf.