Krisis Libya
Warga Libya Rayakan Kejatuhan Rezim Khadafi
Ribuan warga turun ke jalan untuk menyambut para pemberontak, berkumpul di dekat bagian depan air di pusat kota Tripoli.
TRIBUNNEWS.COM, TRIPOLI - Pemberontak Libya terus bergerak menuju pusat kota Tripoli dalam serangan untuk mengusir Pemimpin Tertinggi Libya Moammar Khadafi. Mereka telah berhasil menawan Seif al-Islam dan Muhammad, putra Khadafi.
Dilaporkan AFP, tokoh senior pemberontak Mahmud Jibril, mengatakan, masih ada kantong-kantong perlawanan di sekitar Tripoli. Ia memperingatkan pasukannya agar berhati-hati.
"Pertarungan belum berakhir. Insya Allah, dalam beberapa jam kemenangan kita akan sempurna," katanya di televisi Al-Ahrar.
Sementara itu, ribuan warga turun ke jalan untuk menyambut para pemberontak, berkumpul di dekat bagian depan air di pusat kota Tripoli. Sky News menunjukkan adegan banyak warga yang gembira berkumpul di sana, melambaikan bendera merah, hitam dan hijau anti-rezim. Warga menari dalam sukacita dan berteriak Allahu Akbar. Beberapa senapan ditembakkan ke dalam air.
Terlihat banyak warga menunjukkan jari berbentuk V sebagai tanda kemenangan dan berteriak. Koresponden Sky News melaporkan warga juga menyalakan api, membakar poster-poster bergambar Khadafi, pejabat, anak-anak Khadafi serta bendera hijau lambang rezim.
Kegembiraan tergambar juga di Benghazi, benteng pemberontak di timur, di mana warga menari dan memproklamirkan akhir dari rejim "tirani" Khadafi.
Sementara itu keberadaan Khadafi, hingga kini masih tidak diketahui. Sebelumnya ia bersumpah untuk tidak menyerah, walau NATO mengatakan rezimnya runtuh dan PM Inggris memprediksi akhir kekuasaannya sudah dekat. (*)