Rabu, 1 Oktober 2025

Pesawat Jatuh

Ruben, Keajaiban dari Tripoli

Sejumlah media Eropa menyebut peristiwa selamatnya seorang anak laki-laki Belanda dalam kecelakaan pesawat di Tripoli, Libya, Rabu (12/5/2010) sebagai keajaiban.

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Ruben, Keajaiban dari Tripoli
AP
Roben van Assouw (9), anak laki-laki yang selamat dari peristiwa jatuhnya pesawat Airbus A330-200 di Tripoli, Libya.
TRIBUNNEWS.COM, TRIPOLI - Sejumlah media Eropa menyebut peristiwa selamatnya seorang anak laki-laki Belanda dalam kecelakaan pesawat di Tripoli, Libya, Rabu (12/5/2010) sebagai keajaiban.

Ruben van Assouw (9 tahun) yang berasal dari Tilburg, Belanda, menjadi satu-satunya korban selamat dalam kecelakaan yang menewaskan 103 orang itu, termasuk kedua orang tua serta kakaknya.

Bocah itu menjadi pusat perhatian seluruh dunia setelah terjadinya bencana. Radio Nederland, Kamis, melaporkan, banyak media Eropa menulis bahwa merupakan suatu keajaiban Ruben menjadi satu- satunya penumpang yang berhasil selamat.

Surat kabar Inggris, Daily Mail, menuliskan "Anak Ajaib (Miracle Boy)." Harian Jerman, Bild, menyebut Ruben sebagai "Keajaiban dari Tripoli."

Identitas bocah itu, saat ditemukan masih hidup di antara puing-puing pesawat, tidak jelas. Namun Kementerian Luar Negeri Belanda, Kamis, memastikan bahwa dia merupakan bocah Belanda.

"Seorang staf kedutaan Belanda di Tripoli telah berbicara denganya. Dia berbicara dengan mereka bahwa namanya Ruben dan dia berusia sembilan tahun dan berasal dari Tilburg," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Belanda sebagaimana dikutip Telegraph.

Bocah itu menderita patah kaki serius tetapi dilaporkan telah berada dalam kondisi stabil. Bibi dan pamannya berangkat dengan sebuah pesawat pemerintah Belanda ke Tripoli, Kamis pagi. Seorang staf kedutaan mengatakan, dia tersenyum untuk pertama kalinya begitu melihat keluarganya masuk ke ruang perawatan intensif.

Nenek bocah itu, An van de Sande, mengatakan kepada sebuah harian Belanda bahwa Ruben bersama kedua orang tuanya serta kakaknya berlibur ke Afrika Selatan untuk merayakan ulang tahun pernikahan orang tua mereka.

Orang tuanya, Trudy dan Patrick van Assouw, serta kakanya, Enzo (11), tewas ketika pesawat Airbus A330 milik Afriqiyah Airways itu jatuh saat hendak mendarat di Tripoli dalam penerbangan dari Johannesburg.

Kementerian Luar Negeri Belanda mengumumkan bahwa kecelakaan itu menewaskan 70 orang warga Belanda. Sampai saat ini, Asosiasi Kendaraan Belanda, ANWB, masih mengumumkan 61 orang korban.

Data Kementerian Luar Negeri berasal dari dua biro perjalanan yang menangani perjalanan sejumlah turis Belanda dengan pesawat itu serta dari  daftar penumpang Afriqyah Airways dan daftar bea cukai di Johannesburg.

Sebab jatuhnya pesawat Airways Afriqiyah itu masih belum jelas. Kemungkinan adanya serangan teroris langsung dibantah oleh Pemerintah Libya sesaat setelah kecelakaan terjadi.

Menurut media Afrika Selatan, pesawat mendarat lebih cepat sekitar satu kilometer sebelum masuk ke landasan. Seorang saksi mata mengatakan pesawat sempat menabrak beberapa pohon, bangunan, dan kendaraan.

"Ketika saya sampai di lokasi kecelakaan, ekor pesawat adalah satu- satunya bagian pesawat yang masih bisa dikenali. Badan dan reruntuhan pesawat tersebar di area seluas 800 meter. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Sungguh mengerikan." kata saksi mata itu sebagaimana dilaporkan Radio Nederland.

Pesawat Airbus A330 itu dalam perjalanannya dari Johannesburg ke Brussel. Pesawat singgah dulu di Tripoli, Libya. Penumpang pesawat berasal dari Belanda, Belgia, Libya, Afrika Selatan, Zimbabwe, Perancis, Jerman, Irlandia, Inggris, dan Filipina.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved