Ibadah Haji 2025
Pentingnya Beban Muatan Pesawat, PPIH Imbau Jemaah Patuhi Ketentuan Barang Bawaan
PPIH ingatkan jemaah haji Indonesia patuhi ketentuan barang bawaan saat pulang ke Tanah Air, menyusul meningkatnya suhu udara di Bandara AMAA.
Penulis:
Lanny Latifah
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jemaah haji Indonesia untuk disiplin dalam mematuhi ketentuan barang bawaan saat pulang ke Tanah Air.
Imbauan ini disampaikan menyusul meningkatnya suhu udara di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, yang dapat memengaruhi performa pesawat haji saat lepas landas.
Kadaker Bandara Abdul Basir menegaskan pentingnya menjaga berat muatan pesawat agar tetap dalam batas aman sesuai ketentuan penerbangan.
"Cuaca panas bisa menurunkan daya angkat pesawat. Artinya, semakin tinggi suhu, semakin berat tantangan bagi pesawat untuk lepas landas, terutama jika kelebihan muatan," ujar Basir di Madinah, dikutip dari Kemenag pada Kamis (26/6/2025).
Menurutnya, ketentuan barang bawaan yang telah disepakati dalam Hajj Agreement wajib dipatuhi oleh seluruh jemaah.
Setiap jemaah hanya diperbolehkan membawa satu bagasi tercatat (koper besar) dengan berat maksimal 32 kg, satu tas kabin maksimal 7 kg, dan satu tas paspor.
Selain itu, selama menunggu di bandara, jemaah diperbolehkan membawa makanan dan minuman secukupnya, termasuk maksimal empat botol air minum ukuran 300 ml yang dimasukkan dalam tas serut.
"Untuk jemaah yang membawa oleh-oleh atau barang tambahan, kami sangat menyarankan agar menggunakan jasa pengiriman (kargo) yang tersedia di hotel-hotel sebelum proses penimbangan bagasi," tambahnya.
Baca juga: Pemulangan Haji Tahap Akhir Dimulai, 422 Jemaah Banjarmasin Diterbangkan dari Madinah
Lebih lanjut, ia mengakui bahwa membantu jemaah saat penimbangan bagasi kerap menjadi tantangan tersendiri.
Namun, langkah ini penting demi menjaga keselamatan bersama.
"Keselamatan penerbangan adalah prioritas. Jangan sampai karena satu-dua koper yang berlebih, pesawat harus menunda keberangkatan, atau yang lebih fatal, mengalami gangguan teknis saat take off," jelasnya.
Untuk itu, PPIH mengimbau para ketua kloter dan petugas sektor untuk terus menyosialisasikan aturan ini kepada jemaah.
Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan agar proses pemulangan berjalan aman dan lancar di tengah tantangan cuaca ekstrem di musim haji tahun ini.
(Tribunnews.com/Latifah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.