Ibadah Haji 2025
Dua Kali Pesawat Penumpang Haji Diteror Bom, Ini Dugaan Asal Peneror hingga Kondisi Jemaah
Teror bom kembali diterima maskapai Saudia Airlines, pesawat pengangkut jemaah haji Indonesi pada Sabtu (22/6/2025). Berikut penjelasan lengkap nya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teror bom kembali diterima maskapai Saudia Airlines, pesawat pengangkut jemaah haji Indonesi. Berikut penjelasan lengkap , mulai dari asal negara peneror hingga kondisi jemaah.
Akibatnya pesawat bernomor penerbangan SVA5688 rute Jeddah, Muscat, tujuan Surabaya ini harus mendarat darurat di bandara Internasional Kualanamu, Sabtu (21/6/2025).
Baca juga: Kembali Terjadi, Pesawat Saudi Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu Setelah Mendapat Teror Bom
Informasi yang diperoleh Kepolisian, teror ancaman bom ke pesawat yang membawa 367 jemaah haji asal Jawa Timur, berasal dari negara tersebut.
Bagaimana kondisi jemaah haji yang menjadi penumpang pesawat ini?
Berikut ulasannya yang informasinya dikumpulkan Tribunnews.com dari keterangan kepolisian.
Kronologis Teror Bom Pesawat Haji
Adapun kronologi kejadian sekitar pukul 08.55 WIB diperoleh informasi dari Airnav Kualanamu bahwa pilot Saudi Arabia mendapatkan ancaman bom.
Kemudian pilot berkoordinasi dengan airnav Kualanamu untuk melakukan divert/landing di Kualanamu.

Pada pukul 09.27 WIB pesawat Saudi Arabia airline Landing di bandara Kualanamu dan untuk saat ini pesawat terposisi di taxy way A5.
Pihak lanud lalu berkoordinasi dengan pihak tim jihandak Kodam 1/Bukit Barisan dan Brimob Polda Sumut.
Seluruh penumpang sudah dievakuasi ke Terminal Bandara dan sudah dilakukan screening dalam keadaan aman.
Dilanjutkan screening terhadap pesawat dan barang-barang penumpang.
Belum lama ini pesawat Saudi Airlines juga mendarat darurat di Bandara Kualanamu akibat adanya teror bom melalui email.
Diketahui, pesawat Saudia Airlines SVA 5688 Rute Jeddah, Muscat, tujuan Surabaya yang mendarat darurat di bandara Internasional Kualanamu usai mendapat teror bom, Sabtu (21/6/2025).
Kepala kantor otoritas bandara wilayah II, Medan, Asri Santosa mengungkap kronologi pesawat mendarat darurat setelah mendapat teror bom.
Awalnya, pesawat terbang dari Jeddah, Arab Saudi lalu transit di Muscat. Kemudian, pesawat melanjutkan penerbangan ke Surabaya, Indonesia.
Begitu pesawat terbang di langit Indonesia, tepatnya Banda Aceh, pilot pesawat mendapatkan informasi dari pihak bandara di Muscat, Oman adanya teror di pesawat tersebut.
Kemudian pilot mengkonfirmasi kepada perusahaan maskapai dan terkonfirmasi adanya teror bom.
Karena sudah berada di Banda Aceh, maka pesawat harus mendarat di bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang.
"Kapten mendapat informasi dari Oman. Betul. dikonfirmasi dari perusahaannya memang diduga bom. Karena kapten di atas Banda Aceh, maka segera harus landing di KNO, alternative landing,"kata Kepala kantor otoritas bandara wilayah II, Medan, Asri Santosa, Sabtu (21/6/2025).
Pihak bandara Internasional Kualanamu, usai menerima laporan adanya pesawat Saudia Airlines mendapat teror langsung menghubungi Polda Sumut, Danlanud, juga Kodam I Bukit Barisan untuk pengamanan.
Asal Peneror Diduga Sama dengan Teror Sebelumnya, Dari India
Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto menduga, peneror jilid 2 pesawat Saudia Airlines ini menduga berasal dari negara India.
Sebab informasi yang diperoleh Kepolisian, teror ancaman bom ke pesawat yang membawa 367 jemaah haji asal Jawa Timur, berasal dari negara tersebut.
Namun demikian, keberadaan pasti peneror masih terus diselidiki benar tidak dari negara India.

"Kemungkinan sama (ancamannya). Karena informasinya dari wilayah India. Masih kita dalami,"kata Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto, Sabtu (21/6/2025).
Pola ancaman teror bom kali ini berbeda dengan teror di tanggal 17 Juni kemarin.
Teror pertama yang dialami Saudia Airlines SV -5726 pembawa 442 jemaah haji asal Indonesia rute Jeddah - Jakarta dilakukan melalui email yang dikirim ke kementerian perhubungan di Jakarta.
Beda Media Teror
Meski dari maskapai yang sama, namun berbeda dengan teror sebelumnya, kali ini media teror yang digunakan tak sama.
Jika pada teror pertama 17 Juni silam, peneror melancarkan aksinya melalui email, kali ini berbeda.
Saudia Airlines SVA 5688 ini terornya melalui pesan suara radio speech.
Untuk menyelidiki teror serupa, Kapolda Sumut mengaku berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri.
Kemudian, Polisi juga akan berkoordinasi dengan pihak keamanan lintas negara.
"Pertama dari email, ini dari direct speech. Kami dalami. Dari Polda Metro, Bareskrim. butuh koordinasi antar negara."
PPID Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana mengungkapkan hal yang sama.
"Pengancaman dilakukan melalui komunikasi suara melalui VPN radio telescope," ucap Mayndra kepada wartawan.
Komunikasi suara tersebut bisa dilakukan dari ground to ground (sesama petugas didarat) atau dari 1 negara ke negara lain.
"Pada saat pesawat di atas India dan hasil screening terhadap penumpang, crew, barang bawaan dan pesawat dinyatakan aman," tambahnya.
Densus 88 AT Polri juga menyatakan informasi mengenai ancaman bom itu diperoleh pilot dari AirNav Jakarta.
"Informasi ancaman didapatkan dari Airnav Jakarta ke ATC Kuala Lumpur, kemudian ATC Kuala Lumpur menyampaikan kepada pilot," tukasnya.
Mayndra tak bicara banyak dan hanya menambahkan Densus 88 masih mendalami kejadian ini
Diketahui pesawat Saudia SVA5688 rute penerbangan Muscat (Oman) menuju Surabaya itu membawa 376 penumpang dan 13 air crew.
Hasil penelusuran pihak bandara, Polisi, TNI teror bom dilakukan melalui saluran komunikasi Jaringan Pribadi Virtual atau disebut VPN disebut 'radio speech ' yang terdeteksi di Kuala Lumpur, lalu ke Jakarta.
"menggunakan namanya semacam direct speech, seperti vpn. Jadi itu memang percakapan ground to ground, point to point. Ini gak ada nomornya, hanya negaranya saja (yang tertera),"ungkapnya.
"Iya ada komunikasi suara. Radio speech. Masuknya ke Kuala Lumpur, dari Kuala Lumpur masuk ke Jakarta,"sambungnya.
Namun demikian, negara pengirim teror bom belum terdeteksi berada dimana.
Pihak keamanan masih menelusuri dan menyelidiki pengirim teror.
Mengenai kenapa pesawat Saudia Airlines membawa jemaah haji asal Indonesia 2 kali mendapat teror, Asri belum bisa mengungkap.
"Saya belum bisa mastiin kenapa ke Indonesia (ancaman). Walaupun pesawat asing Saudi, saya tak bisa memastikan karena dari pihak kami cuma (mengurus) safety-nya. Jadi nanti ada pihak tertentu yang menanganinya."
Evakuasi Penumpang Tanpa Barang Bawaan. Begini Kondisi Jemaah Haji
Bagaimana kondisi jemaah haji yang menjadi penumpang dalam pesawat usai teror bom?
Saat pesawat mendarat, tim gabungan Polisi, TNI dan keamanan bandara mengevakuasi para penumpang tanpa membawa barang bawaan.
"Setelah itu imigrasi dengan sigap memproses bagaimana masuk ke Indo. untuk barang bawaan teman-teman beacukai setelah dinyatakan barang aman oleh polisi, merekalah yang meng-clearkan."
Irjen Whisnu Hermawan Februanto menyatakan pihaknya bersama TNI, bandara Kualanamu selesai memeriksa pesawat Saudia Airlines SVA 5688 Rute Jeddah, Muscat, tujuan Surabaya yang mendarat darurat di bandara Internasional Kualanamu, Sabtu (21/6/2025).
Kurang lebih memeriksa pesawat selama 7 jam sejak pesawat mendarat pukul 09:27 WIB hingga pukul 16:30 WIB setiap bagian, hasilnya pesawat bebas dari bom.
Begitu juga dengan seluruh barang bawaan 376 penumpang, juga dinyatakan tak ada bahan peledak.
"Pukul 16:30 WIB, kita selesai mengamankan, pengecekan pesawat dan alhamdulillah dinyatakan clear and clear yang artinya, tidak didapati adanya teror. Sampai saat ini ternyata kan dari aparat keamanan baik Polri maupun TNI menyatakan seluruh pesawat dan semua penumpang dinyatakan aman dan sehat,"kata Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto, Sabtu (21/6/2025).
Whisnu mengungkap, pemeriksaan barang bawaan penumpang memakan waktu karena harus diperiksa satu persatu menggunakan mesin X-ray bandara dan punya Polisi.
Namun berkat kerjasama antara Polda Sumut, TNI Angkatan Darat, Angkatan Udara dan bandara semuanya selesai.
Begitu juga dengan keamanan dan keselamatan penumpang, semuanya dinyatakan sehat.
Kini para penumpang dipindahkan ke hotel dekat bandara, dan rencananya akan diberangkatkan ke Surabaya menggunakan pesawat yang sama, Minggu 22 Juni nanti pukul 03:00 WIB.
"Namun saya sampaikan kesigapan, kecepatan dalam koordinasi yang baik menghasilkan suatu tim yang bagus. Hari ini, dalam beberapa jam saja kita sudah memastikan apa yang menjadi teror bom diselesaikan dengan baik."
(Tribunnews.com/Reynas/Tribun-Medan.com/Fredy Santoso)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.