Jemaah Haji Indonesia Dilaporkan Terpapar Pneumonia, Komisi IX DPR Minta Perketat Protokol Kesehatan
Anggota Komisi IX DPR RI, Arzeti Bilbina merespons kabar 99 jemaah haji asal Indonesia menderita pneumonia. Ia minta jemaah jaga protokol kesehatan.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB, Arzeti Bilbina merespons kabar 99 jemaah haji asal Indonesia menderita pneumonia.
Arzeti menyampaikan keprihatinannya dan berharap para jemaah segera pulih.
Dia juga menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan yang ketat oleh seluruh jemaah haji demi mencegah penyebaran penyakit.
“Kami sangat prihatin dan berharap para jemaah yang sakit bisa segera sembuh dan kembali melaksanakan ibadah dengan kondisi prima. Protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, serta menghindari kontak fisik harus benar-benar diterapkan,” ujar Arzeti dalam keterangannya, Minggu (25/5/2025).
Ia menambahkan, peran petugas kesehatan dari KKHI dan para ketua rombongan menjadi sangat penting dalam mengingatkan jemaah untuk menjaga kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Kisah Yusuf, Sang Penghubung Haji: Piawai Melobi Demi Jemaah Lansia Bisa Sampai ke Makkah
Arzeti juga menyoroti faktor risiko seperti kelelahan dan suhu tinggi di Arab Saudi yang memperburuk kondisi kesehatan, khususnya bagi lansia dan jemaah dengan penyakit penyerta (komorbid).
“Cuaca panas dan kelelahan fisik saat haji bisa menjadi pemicu utama munculnya pneumonia, terutama pada jemaah lanjut usia dan yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Petugas kesehatan harus sigap dalam menangani kasus yang muncul dan terus menyosialisasikan pentingnya pencegahan,” ucapnya.
Arzeti menegaskan pentingnya kesiapan medis, termasuk ketersediaan obat-obatan dan fasilitas kesehatan yang memadai, agar penanganan pasien bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
Baca juga: Nusuk Digital Solusi Jemaah Haji yang Belum Terima Kartu Nusuk
“Kami berharap seluruh jemaah tetap sehat dan pelaksanaan ibadah haji tahun ini berjalan lancar,” ujarnya.
Data yang dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik Daerah Kerja (Daker) Makkah maupun Madinah per tanggal 20 Mei 2025, cut-off pukul.16.00 WAS, menunjukkan bahwa jemaah yang terserang pneumonia tersebar di berbagai sektor dan kloter.
Mereka saat ini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.
“Kami mencatat adanya peningkatan kasus pneumonia di kalangan jemaah haji kita. Dari 99 kasus pneumonia, ada satu jemaah yang meninggal dunia karena penyakit tersebut. Ini adalah kondisi yang harus diwaspadai, karena dapat berkembang menjadi lebih serius, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,” ujar Liliek Marhaendro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji.
Pneumonia adalah peradangan pada kantung-kantung udara di paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan bakteri, virus, atau jamur.
Di lingkungan ibadah haji yang padat dan dengan suhu panas ekstrem, risiko penularan infeksi pernapasan menjadi lebih tinggi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.