Ibadah Haji 2025
24 Jam Penuh Kesan, Terbang Tengah Malam hingga Umrah di Bawah Suhu 41 Derajat Celcius
100 petugas haji tersebut terdiri dari berbagai bidang layanan termasuk MCH 2025 tiba di Arab Saudi dan siap melayani jemaah haji Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Jarum jam masih menunjukkan pukul 06.15 Waktu Arab Saudi (WAS), Minggu (11/5/2025).
Pesawat Saudia Airlines nomor penerbangan SV 827 mendarat mulus di King Abdul Azis International Airport, Jeddah, Arab Saudi.
Sebanyak 100 penumpang di antara yang ada di pesawat itu adalah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi gelombang II yang diberangkatkan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng, Minggu (11/5/2025) pukul 00.40 dini hari.
Menempuh perjalanan sekitar 9 jam 15 menit, tak terasa PPIH sampai di Arab Saudi, tempat mereka akan menjalankan tugas mulia sebagai petugas haji kurang lebih sekitar 50-an hari ke depan.
Ke-100 petugas haji tersebut terdiri dari berbagai bidang layanan di antaranya transportasi, konsumsi, lansia, akomodasi, bimbingan ibadah, perlindungan jemaah (linjam), hingga Media Center Haji (MCH).
Baca juga: Arab Saudi Modernisasi Ibadah Haji dengan Teknologi AI dan Aplikasi Digital, Apa Saja Inovasinya?
Mereka akan menjalankan tugas melayani sebanyak 203.320 jemaah haji reguler.
Diketahui jumlah jemaah haji Indonesia tahun ini sebanyak 221.000 orang, terdiri dari 203.320 jemaah reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.
Sesampainya di King Abdul Azis International Airport, Jeddah, 100 petugas haji tersebut dijemput sejumlah bus yang kemudian mengantar mereka ke wilayah tugas masing-masing, di Jeddah, Makkah, dan Madinah.
Sebanyak 30-an di antaranya tergabung dalam bidang layanan MCH.
Baca juga: DPR RI Pastikan Konflik India-Pakistan Tak Ganggu Penerbangan Ibadah Haji dari Indonesia
Mereka akan ditugaskan untuk wilayah atau daerah kerja Makkah, Madinah, dan Bandara.
Rombongan MCH ini kemudian diantarkan ke hotel transit untuk mengambil miqat sebelum menunaikan ibadah umrah dan haji.
Miqat adalah tempat atau waktu yang telah ditetapkan untuk memulai ibadah haji dan umrah.
Miqat ada dua jenis, Miqat Zamani (batas waktu) dan Miqat Makani (batas tempat).
Miqat Zamani untuk haji dimulai dari awal bulan Syawal hingga terbit fajar di Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijah).
Miqat Makani adalah tempat-tempat tertentu yang menjadi titik awal ihram bagi jemaah yang datang dari berbagai arah.
Miqat rombongan MCH berada di salah satu hotel transit di seputaran Kota Jeddah.
Selepas mengambil miqat dan mengenakan pakaian ihram, rombongan kemudian menuju ke Kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah, tempat sebagian petugas lainnya sudah bertugas lebih awal.
Usai istirahat makan siang dan Salat Dzuhur di Kantor Daker Makkah, rombongan MCH langsung bertolak ke Masjidil Haram untuk menunaikan ibadah umrah wajib.
Ibadah umrah wajib ini dibimbing langsung M Khoiron, Kepala Bidang MCH 2025.
Diketahui seluruh PPIH nantinya akan berkesempatan menunaikan ibadah haji 2025.
Nah, sebelum puncak haji, PPIH terlebih dahulu menjalani prosesi umrah wajib.
Suasana haru pun tak terbendung saat para petugas haji ini menunaikan umrah wajib.
Mereka bersimpuh dan menangis di depan Kakbah sembari memohon ampunan dari Allah SWT atas dosa-dosanya selama ini.
Reni, misalnya, wartawan senior Harian Kompas/Kompas.id ini tak kuasa membendung air matanya saat berdoa di depan Kakbah usai menjalani thawaf.
Reni yang dari awal tak menyangka bisa lolos seleksi PPIH 2025 ini mengaku sangat bersyukur mendapat kesempatan untuk melayani jemaah haji sekaligus menunaikan ibadah haji.
"Saya sangat bersyukur lolos seleksi PPIH dan insyaallah bisa menunaikan ibadah haji tahun ini. Saya selaku teringat pesan almarhumah ibu saya yang sangat ingin sekali menunaikan ibadah haji," kata Reni saat berbincang dengan Tribunnews.com.
Reni pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk khusyuk berdoa bagi seluruh anggota keluarganya.
Sama halnya dengan Reni, Shofatu juga senang bisa melayani jemaah haji sekaligus mendapat bonus menunaikan ibadah haji.
Meski sudah pernah umrah November 2024 lalu, Shofa yang akrab disapa Mbak Iqo ini terharu tanpa pernah menyangka akan menunaikan ibadah haji secepat ini.
"Saya tak menyangka bisa berhaji lewat jalan yang diberikan Allah yang tak pernah kita sangka-sangka sebelumnya," kata Mbak Iqo.
Tak ada raut lelah dan capai meski rombongan MCH tak sempat beristirahat sejak landing dari pesawat Minggu pagi buta dari Jakarta.
Begitupun dengan suhu udara di Kota Makkah yang siang kemarin mencapai angka 41 derajat celcius tak dirasakan panas oleh mereka.
Yang ada hanyalah rasa haru, senang bercampur bahagia karena dapat menunaikan ibadah umrah wajib sekaligus memohon ampun kepada Sang Pencipta atas dosa-dosa selama ini.
Perjalanan belum berakhir.
Selepas menunaikan umrah wajib, rombongan MCH pada malam harinya masih mengikuti konferensi pers Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis Hanafi terkait skema layanan jemaah berbasis syarikah.
Usai konferensi pers, sekitar pukul 22.00 WAS, rombongan MCH yang bertugas di Daker Madinah dan Daker Bandara harus kembali melakukan perjalanan sekitar 5 jam dari Makkah.
Lelah dan kantuk menemani perjalanan menggunakan moda transportasi bus ini.
Sebagian besar MCH tertidur pulas di dalam bus hingga tanpa terasa mereka pun tiba di hotel masing-masing.
Ini baru awal karena mulai Senin (12/5/2025) hari ini tugas sesungguhnya menanti di depan mata.
Selain melayani Tamu Allah dengan ikhlas sepenuh hati, MCH juga harus menjalankan tugas profesionalnya sebagai jurnalis yang menyampaikan berbagai informasi terkait penyelenggaraan ibadah haji 2025 kepada masyarakat luas.
Selamat bekerja PPIH, selamat bekerja MCH.
Kondisi Masjidil Haram Jelang Puncak Haji
Sementara itu kondisi Masjidil Haram Makkah jelang puncak haji masih banyak jemaah yang menunaikan ibadah umrah.
Meski tak terlalu padat, namun suasana Minggu sore ramai jemaah yang melaksanakan umrah.
Seperti diketahui Otoritas Arab Saudi menerapkan aturan ketat terkait mobilitas ke dua kota suci, yakni Makkah dan Madinah.
Pemerintah setempat melakukan pembatasan kunjungan ke Makkah dan Madinah selama musim haji dan upaya untuk melaksanakan haji tanpa izin (tasreh atau visa) khusus haji.
Aturan visa haji ini mulai berlaku pada Selasa (29/4/2025) hingga akhir musim haji pada 10 Juni 2025.
Sehingga tak sembarang jemaah bisa beribadah umrah di musim haji 2025 ini.
Hanya mereka yang memiliki visa haji lah yang bisa masuk ke Masjidil Haram di Makkah.
Para askar pun baik laki-laki maupun perempuan berjaga di pintu masuk Masjidil Haram untuk memeriksa dokumen visa haji jemaah.
Jemaah yang tak dapat menunjukkan visa haji maka dilarang memasuki Masjidil Haram. (MCH 2025/Dewi Agustina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.