Selasa, 7 Oktober 2025

Ibadah Haji 2024

Kronologi Penangkapan 22 Jemaah dan 2 Pengelola Travel Pemegang Visa Ziarah untuk Berhaji

22 jemaah bersama 2 orang pengelola travel yang memberangkatkannya dikabarkan sempat ditangkap karena memegang visa ziarah. Begini kronologinya.

Media Center Haji/MCH 2024
Kepala Seksi Sektor Bir Ali saat diwawancara Jurnalis Tim Media Center Haji (MCH) terkait pemeriksaan jemaah visa non haji, Rabu (29/5/2024) di Madinah Almunawarah Arab Saudi. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Khalidin Umar Barat dari Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Sebanyak 22 jemaah bersama 2 orang pengelola travel yang memberangkatkannya dikabarkan terjaring razia dan sempat ditangkap karena memegang visa ziarah. Begini kronologinya.

Mereka diamankan setelah kedapatan tidak bisa menunjukkan dokumen-dokumen perhajian ketika Miqat di Bir Ali, Madinah.

Baca juga: Nasib 22 Jemaah Asal Banten Pemegang Visa Ziarah Usai Sempat Ditangkap di Arab Saudi

Berikut kronologi penangkapan 24 jemaah karena memamaki visa non haji.

Kepala Seksi PPIH Bir Ali Aziz Hegemur di Madinah bercerita kejadiaan tersebut terjadi pada Selasa (28/5/2024) sekitar pukul 12.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

Ketika itu datang satu bus yang membawa 24 orang ke Bir Ali.

Petugas haji yang selesai melaksanakan Shalat Dzuhur melihat ada keganjilan.

Pasalnya, pada jam-jam tersebut tidak ada jadwal kedatangan jamaah calon haji Indonesia ke Bir Ali untuk mengambil Miqat.

Baca juga: Masuk Makkah Semakin Ketat, Bus Jemaah Haji Diperiksa Visa Haji

Petugas pun langsung mengecek ke dalam bus. Ketika ditanya, mereka mengaku jemaah calon haji furoda.

Mengingat jemaah Furoda bukan bagian dari kuota jamaah Indonesia, maka petugas tidak langsung menanyakan kelengkapan dokumen.

"Kami tanya, mereka jawab jemaah Furoda. Sehingga kami tidak tanya, apa dibawa apa tidak (dokumen-dokumen). Tapi informasi dari Masyariq mereka pakai visa umrah," kata dia.

Menurut Hegemur, setelah dicek oleh petugas di Bir Ali, jamaah tersebut langsung buru-buru kembali ke bus.

Namun belum sempat meninggalkan Bir Ali, mereka harus melalui pemeriksaan (Check Point) awal menuju Makkah di Bir Ali oleh pihak Masyariq.

Check Point ini untuk memastikan bahwa jamaah yang melakukan perjalanan ke Makkah adalah mereka yang telah memenuhi syarat untuk melaksanakan haji, seperti pemeriksaan kelengkapan dokumen (visa haji dan paspor).

Apabila dinyatakan aman dan boleh melanjutkan perjalanan, maka akan mendapat stempel dari pihak Masyariq.

Tetapi dalam kasus ini, jamaah tersebut tidak bisa menunjukkan kelengkapan dokumen yang diminta.

Mereka disebut-sebut hanya memiliki visa umrah. Dengan demikian, pihak Masyariq melaporkannya ke kepolisian setempat.

"Selanjutnya kami tidak tahu sampai sekarang apakah masih ditahan, apakah sudah dilepas, atau bagaimana belum tahu," ujar Aziz.

Berdasarkan amatan wartawan dalam dua pekan terakhir, pengetatan pintu masuk Makkah oleh Pemerintah Arab Saudi memang semakin terasa.

Bus yang mengantar jemaah haji Indonesia saat tiba di Makkah. Kota Makkah Arab Saudi semakin padat menjelang pelaksanaan ibadah haji 1445H/2024 Masehi. Bus jemaah haji pun diperiksa.
Bus yang mengantar jemaah haji Indonesia saat tiba di Makkah. Kota Makkah Arab Saudi semakin padat menjelang pelaksanaan ibadah haji 1445H/2024 Masehi. Bus jemaah haji pun diperiksa. (Tribunnews.com/Anita K Wardhani)

Bahkan saat pemeriksaan juga dilakukan untuk semua orang yang masuk ke Kota Makkah tanpa terkecuali.

Jalur menuju tanah haram makin dijaga ketat mencegah potensi masuknya warga asing yang hendak berhaji tanpa visa resmi.

Di Madinah, polisi Arab Saudi memeriksa seluruh bus rombongan yang siap berangkat dari Masjid Bir Ali yang menjadi tempat pelaksanaan miqat dan niat umrah di Makkah. Yang dicek adalah visa masing-masing jemaah.

Selain itu, razia juga dilakukan polisi di perbatasan Madinah-Makkah di wilayah Jumum. Mayoritas terhadap rombongan jamaah yang meluncur dari Madinah.

Tak hanya itu, di sejumlah media sosial, beredar kabar polisi Arab Saudi melakukan razia ke sejumlah pemondokan di sekitaran Makkah.

Juga mencuat informasi soal adanya delapan bus jamaah tanpa visa haji yang diamankan di Kawasan Jirona, yang juga jadi tempat miqat.

Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah, Ali Machzumi, membenarkan soal pemeriksaan para jamaah haji di lokasi miqat di Masjid Bir Ali.

Sementara terkait kabar razia besar-besaran pemerintah Arab Saudi, Ali belum berani mengkonfirmasi. Sebab, sejauh ini belum ada laporan resmi. Namun, dia membenarkan bahwa saat ini polisi setempat memang sedang gencar untuk memblokade para jemaah tanpa visa haji untuk masuk Makkah.

“Sekali lagi, kami mengimbau agar Warga Indonesia untuk tidak sekali-kali berhaji tanpa memakai visa haji. Mengingat resikonya yang sangat banyak,’ tandas Ali Machzumi..

Dia menjelaskan, ada banyak sanksi yang bakal diberikan kepada jemaah yang tidak memakai visa haji resmi. Salah satunya adalah potensi terkena denda hingga 10 ribu riyal atau jika dikonversi ke rupiah setara Rp 42 juta.


22 Jemaah Bebas, 2 Pengelola Travel Jadi Tersangka

Begini nasib 22 Jemaah asal Banten yang dikabarkan sempat ditangkap di Arab Saudi karena tak memegang visa resmi untuk berhaji.
Konjen RI Jeddah, Yusron B. Ambary mengatakan jika surat keputusan mereka tidak bersalah sudah ada.

Saat diproses di Kejaksaan Saudi, ke 22 jemaah ini dibebaskan karena mereka diketahui belum melaksanakan prosesi haji di Makkah.

Proses Miqat yang dilakukan jemaah haji Indonesia di Masjid Bir Ali berjalan lancar, Senin (20/5/2024). Kloter pertama yang bergeser dari Madinah ke Makkah pun berlangsung sesuai rencana.
Proses Miqat yang dilakukan jemaah haji Indonesia di Masjid Bir Ali berjalan lancar, Senin (20/5/2024). Kloter pertama yang bergeser dari Madinah ke Makkah pun berlangsung sesuai rencana. (Tribunnews.com/M Taufik/MCH 2024)

Lalu bolehkah jemaah haji melanjutkan proses ibadah mereka atau mereka bakal diminta pulang atau ada kebijakan lain dari Arab Saudi

Yusron B Ambary mengatakan pihaknya masih mengawal kasus ini.

"Surat keputusan bahwa ke 22 jemaah pemegang visa ziarah ini tak bersalah sudah ada. Kita tunggu keputusan aparat keamanan Arab Saudi. Yang jelas kita dari Konjen akan mendampingi," jelas Yusron B Ambary kepada Media Center Haji (MCH) Daker Makkah.

Sebelumnya, 22 orang ini ingin berhaji dengan visa ziarah membayar dari Rp20 juta sampai Rp150 juta.
Sementara 2 orang WNI berinisial MH dan JJ yang menjadi koordinator dan sopir bus menjadi tersangka.

"MH dan JJ tersangka, koordinator dan sopir bus masih belum dibebaskan. Mereka jadi tersangka," sambung Konjen.

Mereka bersalah karena dianggap mengelola dana jemaah sehingga kini kedua WNI ini ditahan di Madina.

Ancaman hukuman, denda 50 ribu Riyal Arab Saudi atau Rp216 juta dengan ancaman penjara 6 bulan dan 10 tahun tak bisa ke Arab Saudi.

Yusron B Ambary mengimnbau agar warga Indonesia tak mudah tergiur tawaran berhaji dengan jalur instan.

Masyarakat harus paham kuota haji itu jalur resmi haji reguler dan haji khusus juga haji mujamalah yaitu undangan atau haji mujamalah dan furoda resmi.

Di luar itu jalur ilegal dan tak akan bisa masuk ke Arab Saudi karena ketatnya aturan visa di Arab Saudi.
Bahkan, Arab Saudi sampai mengeluarkan fakta tidak sah hajinya jika berhaji dengan visa tak resmi haji. Bahkan dikatakan hukumnya haram.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved