Ibadah Haji 2019
Jemaah Lansia Diminta Tak Paksakan Diri ke Masjidil Haram Saat Terik, Salat di Hotel Pahalanya Sama
Makkah saat ini sedang dalam kondisi panas yang ekstrim,Jemaah lansia diminta tak memaksa diri ke Masjidil Haram, bagaimana pahala salat di hotel?
Makkah saat ini sedang dalam kondisi panas yang ekstrim, suhunya mencapai hingga 40 hingga 48 derajat celcius di siang hari. Jemaah lansia diminta tak memaksa diri ke Masjidil Haram, bagaimana pahala salat di hotel?
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH – Makkah saat ini sedang dalam kondisi panas yang ekstrim, suhunya mencapai hingga 40 hingga 48 derajat celcius di siang hari.
Karena itu, jemaah haji lanjut usa atau lansia diimbau tidak memaksakan diri untuk selalu melaksanakan ibadah di Masjidil Haram karena mengejar berbagai keutamaan salat di Masjidil Haram.
Jemaah haji lansia tentu memiliki berbagai kendala untuk terus salat lima waktu di Masjidil Haram terutama karena kemampuan fisik akibat dari cuaca panas ekstrim yang saat ini mendera Saudi Arabia.
Tapi, bagaimana pahalanya jika tak ibadah di Masjidil Haram?
Konsultan Ibadah Daker Makkah, KH Ahmad Kartono menjelaskan tentang keutamaan salat di Masjidil Haram jikan dibandingkan dengan salat di masjid lain.
Baca: Banyak Jemaah Haji Berebut, Hingga Luka dan Terinjak, Ini Sebenarnya Hukum Mencium Hajar Aswad
Baca: Kabar Tanah Suci, Tingkah Lucu Jemaah Hingga Belanja Tasbih Rp7 Juta, Tapi Kelembutannya Dipuji

“Ada masjid utama yang harus dikunjungi ketika seseorang akan bepergian pertama Masjidil Haram, kedua Masjid Nabawi, Ketiga Masjid Aqso. Ketiga masjid ini memiliki keistimewaan yang berbeda-beda,” katanya.
Kyai Ahmad Kartono menjelaskan Masjidil Haram memiliki keistimewaan.
Sekali salat di Masjidil Haram pahalanya dilipatgandakan 100.000 dibandingkan salat di masjid yang lain.
Sementara di Masjid Nabawi 1000 keutamaannya dibandingkan salat di masjid lain salat di Masjid Aqsa pahalanya 500 dibanding salat di masjid lain.
Baca: Dua Jemaah Calon Haji Asal Indonesia Meninggal Dunia, Dimakamkan di Mekkah
“Yang dimaksud salat berlipat ganda ternyata ini berlaku bukan di haram saja tapi berlaku di seluruh Tanah Haram atau Kota Makkah. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Tanah Haram Makkah ini seluruhnya hukumnya adalah seperti Masjidil Haram yang kedua di keutamaan kota mekah di dalam kitab Al Asybah wan Nadhoir karangan Imam As Suyuti, bahwa keutamaan sekali salat di Masjidil Haram yang dilipatgandakan maksudnya adalah bukan dikhususkan di Masjidil Haram saja tetapi berlaku untuk seluruh Tanah Haram,” kata Kyai Kartono.

Itulah sebabnya jamaah haji terutama yang lansia ketika dalam keadaan Masjidil Haram ramai sangat padat, membahayakan keadaan DI seluruh masjid dan sekitarnya penuh maka pilihan-pilihan hukum seperti ini menjadi sangat baik.
terutama bagi kaum lansia risti dan uzur agar dapat melakukan ibadah di luar Masjidil Haram asal masih di lingkup Tanah Haram Mekkah Al Mukarramah.
Termasuk juga hotel tempat jemaah haji menginap yang letaknya tak berjauhan dengan Masjidil Haram.
Baca: Dua Jemaah Haji Indonesia Ditemukan Terluka karena Berebut Ingin Cium Hajar Aswad
Siapapun yang datang ke Makkah pasti ingin selalu ke Masjidil Haram baik untuk melaksanakan umrah wajib ataupun umrah Sunnah bahkan hanya sekedar untuk salat jamaah lima atau untuk membaca Al-Quran.
Tapi keinginan itu harus diselaraskan dengan kemampuan fisik jemaah haji hingga tak berdampak pada kemudhorotan lainnya yang bisa mengancam jasmani jemaah haji.

Waktu Tepat Lansia Umrah
Makkah sebagaimana diketahui saat ini sedang berada pada cuaca panas ekstrim mencapai hingga 40 hingga 48 derajat celcius di siang hari.
Bagi orang Indonesia keluar dengan cuaca segitu akan berdampak pada berbagai masalah kesehatan serius.
Untuk itu, KH Ahmad Kartono, Konsultan Ibadah PPIH Daker Makkah menyampaikan waktu-waktu yang tepat bagi jemaah haji lansia untuk melaksanakan umrah agar tidak mendapatkan kemudhorotan pada dirinya.
“Untuk jemaah resiko tinggi dan lansia dianjurkan pelaksaannya ibadanya mengambil waktu sore atau malam karena cuaca di Makkah sangat tinggi. Tidak terlalu lelah juga jika umrah dilaksanakan disaat sejuk,” katanya.
Kyai Kartono juga mengatakan untuk ibadah harian setelah mereka tiba di Makkah dianjurkan melakukan kegiatan ibadah di hotel saja tidak diforsir di Masjidil Haram.

“Secara hukum jemaah uzur usia lansia dan resiko tinggi itu ada dispensasi hukum. Artinya kegiatan yang terkait masalah ibadah ada keringanan untuk mereka melakukan sholat di lingkungan hotel dari sisi pahala pahalanya sama seperti shalat di Masjidil Haram. Karena dalam beberapa penjeleasan ahli mengatakan bahwa Tanah Haram itu secara posisinya sama dengan Masjidil Haram,” katanya.
Untuk itu Kyai Kartono meminta kepada jemaah-jemaah yang resiko tinggi dan lansia diharapkan dapat menjaga kesehatan apalagi di Armina puncak kegiatan ibadah haji.
“Termasuk untuk dapat diperhatikan jemaah adalah jangan sampai melakukan ibadah umrah berulang kali setiap hari. Ini ibadah sunnah betul. Dan hukumnya dianjurkan. Tapi dalam kondisi begini Umrah sunnah jangan dilakukan berulang kebih baik setelah selesai kegiatan operasional Armuzna,” katanya.