Jumat, 3 Oktober 2025

Euro 2012

Nasib Portugal di Tangan Ronaldo

Cristiano Ronaldo punya urusan yang belum selesai di pentas Piala Eropa

zoom-inlihat foto Nasib Portugal di Tangan Ronaldo
bleacherreport
Cristiano Ronaldo

TRIBUNNEWS.COM – Cristiano Ronaldo punya urusan yang belum selesai di pentas Piala Eropa. Para pecinta bola tentu masih ingat bagaimana delapan tahun lalu, CR7 berurai air mata di Stadion da Luz setelah Portugal secara menyakitkan kalah dari Yunani di final Piala Eropa 2004.

Gelandang Real Madrid ini berharap bisa menghapus memori buruk itu, dan mengisinya dengan catatan yang lebih indah: memenangi final Euro 2012 di Kiev, Ukraina, yang jaraknya hampir 4023 kilometer jauhnya dari Lisbon, ibu kota Portugal, pada 1 Juli mendatang

Portugal kini telah kehilangan para pemain bertalenta terbaik yang masuk dalam era generasi emas. Satu persatu dari mereka mengundurkan diri dari timnas seperti halnya Luis Figo, Manuel Rui Costa, dan Pedro Pauleta.

Ronaldo kini memang menjadi pemain yang paling berkilau di negaranya. Tapi itu saja belum cukup karena faktanya ia belum pernah mempersembahkan trofi untuk Portugal.

Dan pentas Piala Eropa 2012 menjadi panggung terbaik bagi pria 27 yang dikenal sebagai playboy itu, untuk membuktikan dirinya adalah pesepak bola terbaik yang pernah dimiliki tim berjuluk "Brasil Eropa" tersebut.

Masalahnya tantangan berat menanti skuad yang diasuh Paulo Bento ini di babak penyisihan. Mereka bergabung bersama tim favorit seperti Jerman, Belanda, dan tim yang bisa meledak setiap saat, Denmark.

Bergabung di grup neraka seperti itu, bisa lolos ke babak knock-out rasanya sudah merupakan prestasi luar biasa. Bukan tak mungkin, mereka yang lolos dari grup maut ini bakal melenggang lebih mudah di babak selanjutnya. Dan itulah yang diharapkan oleh Ronaldo.

Namun faktanya, ekspetasi publik terhadap Seleccao berbeda. Banyak pengamat pesimistis dengan laju Portugal mengingat mereka lolos babak kualifikasi dengan susah payah. Publik juga belum lupa dengan hasil buruk Piala Dunia 2010 lalu dimana langkah mereka terhenti di babak 16 besar.

Tambahan pula, skuad sekarang sama sekali tak mendapat label generasi emas karena minimnya pemain bintang yang bersinar. Hanya saja, tim yang juluk berjuluk The Navigator ini sekarang punya kartu as bernama Ronaldo, yang kehebatannya sudah mendapat pengakuan dari dunia internasional.

Ronaldo seperti mendapat kebebasan kembali ketika Portugal ditangani oleh Bento. Sebelumnya, ia merasa terabaikan ketika The Navigator ditangani mantan Carlos Queiroz yang gagal total di Piala Dunia 2010 lalu. Taktik defensif mantan asisten pelatih Manchester United tersebut membuat Ronaldo seperti terisolasi, dan akhirnya frustrasi.

Penunjukan Bento sebagai pelatih Portugal pada Oktober 2010 sebenarnya banyak mendapat tentangan di negerinya sendiri. Namun, Ronaldo secara terbuka menyatakan dukungannya yang pada gilirannya memperkuat posisi Bento.

Setelah hanya mencetak dua gol untuk Portugal dibawah komando Queiroz, Ronaldo mengamuk dengan mencetak sembilan gol dari 11 partai saat Portugal dipegang oleh Bento.

Produktivitas CR7 di timnas Portugal sepertinya sekarang sudah menjadi pantulan dari aksi gemilangnya bersama Real Madrid musim ini. Pemain bintang ini makin termotivasi setelah mendapat kepercayaan menyandang ban kapten.

Ronaldo dan Bento sudah kenal sejak lama. Saat CR7 lulus dari akademi Sporting Lisbon, Bento adalah pemain senior di klub tersebut. Saat Ronaldo pindah ke Man United, Bento menjadi kepala akademi Sporting, dan kemudian jadi pelatih tim senior. Ia seperti tahun Ronaldo luar dalam.

Bento juga adalah seorang pragmatis. Dan ia akan mengoptimalkan kekuatan Ronaldo, seperti yang terjadi saat di klub. Serangan balik sepertinya bukan selera utama di Real Madrid, tapi pola itu sesuai dengan energi dan kecepatan Ronaldo. Itu pernah diterapkan saat di Man United, dan berjalan efektif. Demikian pula sepertinya yang bakal diterapkan Portugal pada Paial Eropa 2012.

Di Real Madrid, Ronaldo sepertinya mulai bersenyawa dengan kompatriotnya, Fabio Coentrao. Dan mantan bek kiri Benfica ini memang jadi tandem vital untuk CR7 di timnas Portugal. Dukungan dari Coentrao bakal membuat gebrakan Ronaldo kian tajam, dan mengerikan.

Keduanya dikenal juga bersahabat di luar lapangan. Soliditas keduanya terlihat di Piala Dunia 2010 lalu ketka kombinasi Ronaldo dan Coentrao mengobrak-abrik Korea Utara yang sebelumnya merepotkan Brasil.

Sejarah sekarang berada di tangan Ronaldo. Jika Portugal bisa lolos ke semifinal, dan Ronaldo terus bermain, ia akan melewati rekor Rui Costa sebagai pemain Protugal dengan pencapaian caps ketiga terbanyak.

History is now within his grasp. If Portugal reach the semi-final and Ronaldo plays every game between now and then, he will leapfrog Rui Costa as Portugal's third-most-capped player.

Portugal sepertinya memang bukan tim yang pantas difavoritkan untuk jadi juara. Tapi, sepak bola penuh kejutan, dan ini panggung turnamen yang hanya diisi 16 negara yang masing-masing punya peluang untuk tampil mengejutkan. Setidaknya, satu hal pasti, sebuah anak panah bakal melesat bak kilat dari kubu Portugal. Pengusung anak panah itu, Ronaldo namanya, bakal menjadi pusat perhatian. (Tribunnews/den)

Kiprah Ronaldo di Selecao

  • Debut di usia 18 saat melawan Kazakhstan di Agustus 2003
  • Masuk Timnas Portugal dan lolos final di Euro 2004 di Portugal
  • Mencetak gol pertama di laga internasional saat penyisihan grup melawan Yunani di Euro 2004
  • Main buat Portugal di olimpiade 2004, Euro 2008, dan Piala Dunia 2006 dan 2010
  • Saat ini jadi kapten Portugal, dengan 88 kali tampil dan sudah mengoleksi 32 gol

Baca juga:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved