Virus Corona
Prof Tjandra: Varian Baru Covid-19 Muncul Jika Terjadi Penularan Besar di Masyarakat
Sejak kemunculannya, varian Covid-19 terus melakukan mutasi. Namun kemunculan varian Delta cukup membawa dampak yang cukup berat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak kemunculannya, varian Covid-19 terus melakukan mutasi.
Namun kemunculan varian Delta cukup membawa dampak yang cukup berat.
Sesudah Delta keluar, Ketua Komite Kedaruratan WHO mengatakan bahwa sesudah varian Delta harus waspada tentang kemungkinan varian baru yang mungkin lebih berat dan tidak terkontrol.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI dan Guru Besar FKUI, Prof Tjandra Yoga Aditama.
"Itu kalimat resmi dari WHO. Ternyata ada varian NU, Lambda dan Omicron yang ternyata situasinya agar berbeda dengan perkiraan,"ungkap Daeng pada kanal YouTube MNC Trijaya, dikutip Tribunnews, Senin (17/1/2022).
Awalnya, banyak yang memperkirakan varian baru Covid-19 akan muncul lebih berat. Namun saat ini varian Omicron baru diidentifikasi lebih menular, namun gejala ringan dan tidak terlalu berat.
Baca juga: Luhut: Puncak Kasus Omicron Diprediksi pada Pertengahan Februari hingga Awal Maret
"Tidak terlalu mudah untuk memastikan ada atau tidak adanya varian baru di masa yang akan datang. Tapi ada satu bisa pastikan bahwa varian baru itu terbentuk kalau ada penularan besar di masyarakat," kata Prof Tjandra menambahkan.
Jika penularan di masyarakat tinggi, kata Prof Tjandra, maka virus itu bisa replikasi dan bertambah banyak. Kalau virus bertambah banyak, bukan tidak mungkin copy paste salah sehingga membentuk varian baru.
"Yang bisa dilakukan adalah mencegah penularan masyarakat. Ditekan sebesar mungkin. Antara lain vaksinasi, tetap menggunakan protokol kesehatan, saya sudah beberapa kali sampaikan," pungkasnya.