Virus Corona
Booster Dengan Vaksin Platform mRNA Dinilai Lebih Bisa Tingkatkan Antibodi
Sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia telah memulai pelaksanaan vaksin booster untuk penanganan Covid-19.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia telah memulai pelaksanaan vaksin booster untuk penanganan Covid-19.
Masyarakat Indonesia kini bersiap untuk menerima suntikan booster ini.
Setidaknya ada enam vaksin booster yang masuk daftar rekomendasi BPOM.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menuturkan, berkaca dari perjalanan vaksinasi booster di beberapa negara, secara umum pemberian booster dengan vaksin dengan platform mRNA memang untuk meningkatkan antibodi, yang disebut imunitas humoral, dan juga mengaktifkan sel T yang dikenal dengan imunitas seluler.
"Beberapa negara juga menggunakan vaksin Moderna setengah dosis untuk pemberian booster karena efek proteksi boosternya tetap terjamin baik, dan tentunya juga jadinya dapat mencakup lebih banyak orang. Kebijakan di negara kita tentu sudah berdasar kajian oleh BPOM, ITAGI dan Kemenkes," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/1/2022).
Baca juga: Presiden: Transformasi Besar Ekonomi Tak Boleh Berhenti Hanya Karena Pandemi Covid-19
Adapun negara yang menggunakan booster mRNA adalah sebagai berikut:
CDC Amerika Serikat merekomendasikan vaksin booster Pfizer-BioNTech atau Moderna Covid-19 setidaknya 5 bulan setelah pemberian vaksin primer mRNA vaccine (Pfizer-BioNTech atau Moderna).
Serta setidaknya 2 bulan setelah pemberian vaksin primer Janssen/Johnson & Johnson. Kalau booster Pfizer-BioNTech atau Moderna tidak dapat diberikan maka pilihan lain adalah booster dengan vaksin Jansen/Johnson & Johnson.
2. Inggris
Di negara Ratu Elizabeth ini ada 3 jenis vaksin yang dapat digunakan sebagai booster, yaitu Pfizer, Moderna dan Oxford/AstraZeneca.
Tetapi memang lebih dianjurkan penggunaan vaksin mRNA yaitu Pfizer atau Moderna sebagai booster, apapun jenis vaksin primer yang pernah diterima sebelumnya.
Jika alasan medik atau alergi maka seseorang tidak dapat disuntik vaksin Pfizer atau Moderna maka tentu dapat diberikan vaksin AstraZeneca.
Baca juga: COVID: Akankah Wajib Vaksin Jadi “Pukulan” Bagi Tenaga Medis Jerman?
Penelitian dari UK Health Security Agency: 2 minggu sesudah pemberian booster maka level proteksi akan naik sampai 93,1 persen pada mereka yang vaksin primernya AstraZeneca dan naik menjadi 94 persen pada yang vaksin primernya adalah Pfizer.
Risiko masuk rumah sakit akibat infeksi Omicron turun 65 persen pada mereka yang sudah divaksin dua kali dan turun 81 persen pada yang sudah divaksin 3 kali.
Penelitian lain dari Skotlandia: mereka yang sudah mendapat vaksinasi dosis ke tiga/booster punya risiko 57 perse lebih rendah untuk menunjukkan gejala-gejala sesudah terinfeksi Omicron.
3. Australia
Australian Technical Advisory Group on Immunization ATAGI memberi rekomendasi penggunaan vaksin Moderna dan Pfizer sebagai booster.
Pihak otoritas kesehatan Australia baru akan menggunakan vaksin AstraZeneca sebagai booster pada mereka yang vaksin primernya adalah AstraZeneca dan ada dalam kontraindikasi untuk mendapat booster dengan vaksin mRNA.
Baca juga: BPOM Tambah Dua Daftar Kombinasi Vaksin Booster untuk Covid-19
Meski demikian, sejauh ini dunia belum punya bukti ilmiah yang cukup kuat untuk menyatakan apakah nantinya diperlukan booster ulangan lagi, dan kalau diperlukan berapa lama jaraknya.
"Kita juga tahu sudah ada negara yang memulai pemberian vaksin Covid-19 dosis ke empat pada warganya. Kita tunggu data ilmiah lebih lanjut yang tentunya menjadi dasar pengambilan kebijakan publik," kata Guru besar FKUI ini.