Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Dinas Kesehatan Mencatat Ada 725 Kasus Omicron di DKI Jakarta, 95 Persen Tanpa Gejala

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat hingga Sabtu (15/1/2022) pagi terdapat 725 kasus kasus Covid-19 varian Omicron.

Editor: Adi Suhendi
BNPB
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta terus meningkat.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat hingga Sabtu (15/1/2022) pagi terdapat 725 kasus Covid-19 varian Omicron.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, mayoritas mereka yang terpapar varian Omicron tidak bergejala.

Sisanya bergejala ringan karena telah menerima vaksin Covid-19.

“Alhamdulillah sebagian besar hampir 95 persen itu tanpa gejala dan lainnya gejala ringan. Sampai dengan sekarang tidak ada terlaporkan ada yang wafat, itu belum ada untuk kasus yang Omicron,” kata Widyastuti, Sabtu (15/1/2022).

Berdasarkan data, menurut dia, sebanyak 75 persen atau 545 kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Sedangkan 180 kasus dari transmisi lokal atau 24,8 persen.

Baca juga: Kepala Dinas Kesehatan DKI: Ada 725 Kasus Aktif Covid-19 Varian Omicron di Jakarta Saat Ini

Kata dia, sebagian besar orang yang terpapar Omicron sudah divaksin dosis lengkap, sedangkan sisanya ada yang baru divaksin satu kali.

“Jadi, relatif seperti teori dan berbagai laporan bahwa di kita tingkat kesembuhannya tinggi, tanpa gejala atau gejala ringan,” ujar Widyastuti.

Meski mayoritas tidak memiliki gejala, namun mereka menjalani isolasi di fasilitas kesehatan yang dimiliki pemerintah, seperti RSDC Wisma Atlet dan RSPI Sulianti Saroso.

Untuk jangka waktu isolasi, rata-rata mereka menginap selama 10 hari lebih.

“Kalau rawat inap kami sesuai prosedur tentu ada tata kelola klinis yang sudah menjadi patokan, kapan seseorang dinyatakan boleh pulang. Jadi itu kami sesuaikan dengan prosedur, sekitar 10 hari dari mulai terinfeksi,” jelasnya.

Baca juga: Pemerintah Sebut Booster Covid-19 Belum Wajib di Indonesia Karena Beberapa Hal

Menurut Widyastuti, pihaknya terus menguatkan langkah 3T (tracing, testing dan treatment) dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19.

Namun dia memandang, langkah 3T itu tidak akan berjalan optimal jika masyarakat mengabaikan prokes dan enggan divaksin.

“Kami kuncinya bukan hanya 3T, tapi tetap menjaga prokes. Rumusan bahwa 3T, prokes dan vaksin menjadi kata kunci, jadi 3T tanpa penguatan prokes dan vaksin yang tidak lengkap (dosis satu) tentunya menjadi sesuatu yang kurang lengkap,” imbuhnya.

Baca juga: Gus Halim: Kesigapan Desa Antisipasi Covid-19 Minimalkan Jumlah Korban

Sebagai informasi, kata dia, testing yang dilakukan Dinkes DKI sekitar 90.000 lebih per pekan untuk pencarian kasus baru atau active case finding (ACF).

Angka itu lebih tinggi sembilan kali dari standar yang direkomendasikan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

“Untuk usia yang terpapar sangat beragam, sebagian di usia produktif karena terkait dengan mobilisasi dan tempat kerja. Alhamdulillah tidak ada gejala parah, dan semoga tidak terjadi,” ucapnya.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Kasus Omicron di Jakarta Tembus 725 orang, Mayoritas Tak Bergejala

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved