Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

BREAKING NEWS: Kasus Covid di Indonesia Hari Ini Bertambah 4.413

Dengan adanya penambahan tersebut akumulasi kasus Covid-19 selama pandemi hingga Senin ini menjadi 4.133.433.

Freepik
ilustrasi virus corona 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus positif Covid-19 di Tanah Air cenderung menurun.

Hari ini, kasus positif Covid-19 kembali bertambah sebanyak 4.413 pada hari ini, Senin (6/9/2021).

Hal ini menurun jika dibandingkan hari Minggu kemarin.

Kemarin, Indonesia melaporkan penambahan 5.403 kasus baru positif Covid-19, Minggu (5/9/2021).

Dengan adanya penambahan tersebut akumulasi kasus Covid-19 selama pandemi hingga Senin ini menjadi 4.133.433.

Baca juga: Indonesia Peringkat 6 Dunia Jumlah Warga yang Telah Divaksin Covid-19

Untuk kasus pasien sembuh dari Covid-19 juga mengalami penambahan sebanyak 13.049. Sehingga akumulasi kasus sembuh menjadi 3.850.689.

Selain itu, kasus meninggal dunia, pada hari ini bertambah sebanyak 612. Angka tersebut menambah akumulasi kematian akibat Covid-19 menjadi 136.473.

Indonesia Peringkat 6 Dunia Jumlah Vaksinasi Covid-19

Pemerintah terus mempercepat vaksinasi Covid-19 agar segera terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan hingga 5 September 2021, sebanyak 66,78 juta orang telah menerima dosis pertama dan 38,2 juta orang menerima dosis kedua.

"Vaksinasi dosis ketiga untuk SDM (Nakes)  sebesar 713.068 orang," kata Airlangga saat menyambut kedatangan vaksin Covid-19 secara virtual, Senin, (6/9/2021).

Total, kata Airlangga, vaksinasi yang telah dilakukan sebanyak 105,7 juta dosis.

Dengan jumlah tersebut menempatkan Indonesia diperingkat keenam negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak.

Baca juga: Menteri Agama: Vaksinasi Jutaan Santri Terus Bergulir untuk Wujudkan Herd Immunity

"Indonesia berada di peringkat keenam dunia. Namun kita tetap harus waspada dan harus berupaya keras untuk percepatan vaksinasi," katanya.

Airlangga mengatakan vaksinasi merupakan salah satu strategi pemerintah dalam mengendalikan Pandemi Covid-19

Strategi tersebut harus dibarengi dengan strategi lainnya yakni protokol kesehatan, dan upaya peningkatan tracing, testing, dan treatmen.

"Tentu kita terus waspada dan Indonesia tentu harus terus mempersiapkan diri agar tidak terjadi wave-wave berikutnya. Dengan kerjasama yang baik khususnya vaksinasi kita harap bahwa bangsa kita bisa mengendalikan pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional," katanya.

Varian Covid Mu

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menambahkan varian terbaru dari Covid-19 bernama 'mu' atau B.1.621.

Dikutip dari theconversation.com pada Senin (6/9/2021), varian terbaru Covid-19 tersebut masuk dalam variant of interest (VOI) alias varian 'menarik'.

Dilansir washingtonpost.com pada Jumat (3/9/2021), varian mu itu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari lalu.

Kini varian terbaru Covid-19 itu telah ditemukan di 39 negara, di antaranya Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Ekuador, Kanada, dan sebagian negara-negara di benua Eropa.

Virus corona1
Virus corona1 (NET)

Baca juga: Puskesmas Taman Sari Gelar Vaksinasi Covid-19 di Beberapa Tempat, Berikut Lokasinya

Baca juga: Siswa Kelas 6 SD di Katsushika-ku Tokyo Jepang Mulai Divaksinasi Covid-19

Berikut fakta-fakta dari varian baru virus Covid-19 bernama mu yang berhasil dihimpun tim Tribunnews.com:

1. Masuk dalam daftar 'variant of interest'

WHO kemudian memasukkan mu sebagai varian yang menarik.

Masih dikutip dari theconversation.com, ada empat varian 'menarik' lainnya yang masuk dalam daftar pengawasan WHO yaitu Eta, Iota, Kappa, dan Lambda.

Kini, yang terbaru dan masuk dalam daftar varian 'menarik' WHO adalah mu.

mu ini adalah virus yang memiliki sifat mutasi potensial untuk lolos dari kekebalan.

Tak hanya itu, berdasarkan laporan dari cnbc.com pada Rabu (1/9/2021), mu memiliki strain yang lebih menular, mematikan, dan lebih resisten terhadap vaksin ataupun perawatan medis saat ini.

Jumlah keseluruhan kasus atau prevelensi dari varian mu ini telah menurun dan berada di bawah 0,1 persen.

Akan tetapi, jumlah tersebut secara konsisten mengalami peningkatan signifikan di negara Kolombia dan Ekuador.

Baca juga: Menkes Harap Pelaku Pemalsu Sertifikat Vaksin Covid-19 Dihukum Seberat-beratnya

2. 'Variant of interest' (VOI) kelima yang dipantau WHO

- Varian Eta atau B.1.525

Dikutip dari abc7chicago.com pada Senin (6/9/2021), varian Eta pertama kali ditemukan di Inggris dan Nigeria pada Desember 2020.

Varian ini ditetapkan sebagai varian 'menarik' oleh WHO pada Maret 2021.

- Varian Iota atau B.1.526

Varian Iota diidentifikasi pertama kali di New York pada November 2020

Ditetapkan sebagai varian 'menarik' oleh WHO pada Maret 2021.

- Varian Kappa atau B.1.617

Varian Kappa pertama kali dilaporkan di India pada Oktober 2020.

Varian ini ditetapkan sebagai varian 'menarik' oleh WHO pada April 2021.

- Varian Lambda atau B.1.1.1.37

Varian Lambda pertama kali dilaporkan di Peru pada Juni 2021 .

- Varian MU atau B.1.621

mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021.

Baca juga: KSP: Pendistribusian Vaksin ke Pulau-pulau Kecil Jadi Kendala Penanganan Covid-19 di Maluku

3. Seberapa menular virus mu

Masih dilansir washingtonpost.com, menurut Paul Cardenas seorang profesor penyakit menular, mengatakan mu kemungkinan lebih menular dibanding jenis virus yang telah ada sebelumnya.

Namun demikian, varian ini masih belum menjadi variant of concern (VOC)

Lantaran, masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait virus mu ini.

Untuk saat ini, WHO juga masih memahami karakteristik varian mu ini.

Selain itu, WHO juga masih melakukan pemantauan terhadap perkembangan dan efek dari varian virus tersebut.

4. Melindungi diri dari varian mu

Sejatinya, virus terus berubah dari waktu ke waktu.

Setiap kali virus bereproduksi, ada kemungkunan virus itu akan melakukan mutasi dan muncul varian baru lainnya.

Munculnya varian baru mu ini mengingatkan kita akan pentingnya vaksinasi.

Karena, cara ini merupakan cara yang cepat untuk menekan dan bahkan menghentikan munculnya virus varian baru.

Jika tidak, maka yang terjadi adalah tidak ada jaln keluar dari pandemi ini.

Dikutup dari Kompas.com, cara terbaik untuk melindungi diri dari varian ini adalah dengan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan.

"Cara terbaik melindungi diri dari varian mu pada dasarnya sama dengan bagaimana kita melindungi diri dari infeksi virus corona varian lainnya," kata Ricahrd Watkins, Dokter Penyakit Menular dan Profesor Penyakit Dalam.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved