Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Pelaksanaan Vaksinasi Mandiri Berbayar Ditunda, Kimia Farma Sebut Dapat Respons dari Banyak Pihak

Tanggapan DPR hingga Dokter Tirta terkait pelaksanaan Vaksinasi Mandiri Berbayar, akhirnya ditunda Kimia farma

Tribunnews/Herudin
ilustrasi vaksinasi - 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma (Persero) Tbk, Ganti Winarno Putro mengabarkan Kimia Farma akhirnya memutuskan untuk menunda pelaksanaan vaksinasi mandiri yang berbayar yang sebelumnya dijadwalkan, Senin (12/7/2021).

Hal ini dilakukan, mengingat tingginya respons dari berbagai pihak terkait pelaksanaan vaksinasi mandiri ini.

Dikutip dari Tribunnews,com, Senin (12/7/2021), oleh karena itu, pihaknya berencana untuk memanfaatkan masa penundaan ini untuk memperpanjang masa sosialisasi vaksinasi mandiri, yakni yang dikenal dengan vaksin gotong royong.

Selain itu, Ganti menyebut pihaknya akan kembali mengatur soal pengaturan pendaftaran calon peserta vaksinasi mandiri.

"Serta banyaknya pertanyaan yang masuk membuat manajemen memutuskan untuk memperpanjang masa sosialisasi vaksinasi gotong royong individu serta pengaturan pendaftaran calon peserta," ujar Ganti, Senin (12/7/2021).

Dalam kesempatan yang sama, Ganti juga mengungkapkan penundaan pelaksanaan vaksinasi mandiri ini akan dilakukan sampai waktu yang belum ditentukan.

"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari Senin, 12 Juli 2021, akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," terang Ganti.

Respon Wakil Ketua Fraksi PKS DPR

Mengutip Tribunnews.com, Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menilai kebijakan vaksinasi Covid-19 berbayar sebagai cara mencari keuntungan dari rakyat.

Padahal seharusnya, vaksinasi merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengatasi bencana non-alam atau pandemi.

Netty menilai, setiap individu harus mendapat akses yang sama dan merata melalui vaksinasi gratis.

"Vaksinasi untuk mengatasi bencana non-alam seperti pandemi adalah tanggung jawab negara terhadap keselamatan rakyatnya. Setiap individu harus mendapat akses yang sama dan merata melalui vaksinasi gratis. Jadi, opsi vaksin berbayar seperti upaya mencari keuntungan dengan memeras rakyat," ungkap Netty, Senin (12/7/2021). 

Anggota Komisi IX DPR RI ini mengakui kebijakan waktu penyelenggaraan ini belum didiskusikan dengan DPR, apalagi untuk individu.

Netty mengabarkan, DPR hanya menyetujui vaksinasi gotong royong dibiayai perusahaan, bukan individu, itu pun dengan banyak catatan.

"Tidak ada diskusi dengan Komisi IX terkait vaksinasi gotong royong bagi individu atau perorangan. Kebijakan yang sudah disetujui adalah vaksinasi gotong royong yang dibiayai perusahaan. Itu pun diizinkan dengan banyak catatan. Sekarang tiba-tiba muncul kebijakan vaksin berbayar untuk individu," jelas Netty. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved