Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Ketersediaan Vaksin Covid-19 Bukan Cuma Masalah Indonesia, Negara Lain Pun Mengalaminya

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan masalah ketersediaan vaksin menjadi hal utama yang menghambat kelancaran program vaksinasi Covid-19.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Budi Gunadi Sadikin - Menteri Kesehatan (Muchlis jr/Biro Pers Sekretariat Presiden) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan masalah ketersediaan vaksin menjadi hal utama yang menghambat kelancaran program vaksinasi virus corona atau Covid-19.

Ini tidak hanya dialami Indonesia, banyak negara di dunia turut mengalami keterbatasan vaksin.

"Bayangkan, kalau bulan Januari kita hanya punya 3 juta vaksin kemudian suntiknya sehari satu juta (orang), artinya 3 hari habis. Kemudian selama 27 hari berikutnya semua rakyat marah sama kita karena tidak ada yang bisa disuntik lagi, jadi memang laju dan kecepatan penyuntikan vaksin harus disesuaikan dengan ketersediaan vaksinnya," ujar Budi Gunadi, dalam agenda #Vaksinesia, Minggu (11/4/2021).

Baca juga: 2 Pekan Mengikuti Kepala BNPB & Ketua Satgas Covid 19 Letjen Doni Monardo: Gaspol!

Selain itu, ia menjelaskan saat ini sedang terjadi gelombang ketiga kasus Covid-19 yang melanda banyak negara di dunia, seperti negara di Eropa, Asia, Amerika Selatan, termasuk India yang terletak di kawasan Asia Selatan.

"Saya mesti sampaikan di sini bahwa di 2 minggu yang lalu karena terjadi third wave atau gelombang ketiga di banyak negara di Eropa, Asia, Amerika Selatan, termasuk India," kata Budi Gunadi.

Perlu diketahui, India melalui Serum Institute of India (SII) merupakan salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.

Karena lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi di negara itu, maka mereka pun melakukan embargo vaksin AstraZeneca yang mereka produksi dan diberi nama vaksin Covishield.

Baca juga: Pentingnya Medical Check Up Saat Pandemi Covid-19

Langkah embargo ini tentunya berdampak pada pasokan vaksin ke banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

"India sebagai salah satu produsen vaksin yang terbesar di dunia melakukan embargo, akibatnya supply vaksin yang masuk ke Indonesia terganggu," jelas Budi Gunadi.

Pada periode Maret dan April 2021, pemerintah rencananya akan memiliki tambahan 20 juta dosis vaksin Sinovac yang diproduksi perusahaan pelat merah Bio Farma dari bulk vaksin.

Serta lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca yang diproduksi SII dan akan dikirim melalui Fasilitas COVAX yang diinisiasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa lembaga lainnya termasuk GAVI.

Baca juga: Taro Kono Minta Percepat Vaksinasi di Jepang, Antisipasi Penyebaran Varian Baru Covid-19

"Yang tadinya di bulan Maret dan April rencananya kita akan mendapat 30 juta (dosis vaksin), sekitar 20 juta itu dari Sinovac produksi Bio Farma, dan 10 juta lebih sedikit itu dari AstraZeneca yang kita akan peroleh secara gratis melalui program multilateral melalui WHO dan GAVI," kata Budi Gunadi.

Embargo yang dilakukan India pun akhirnya membuat Indonesia hanya bisa memperoleh 1 juta dari sekitar 11 juta dosis vaksin yang dijanjikan.

Sedangkan 10 juta sisanya mengalami penundaan pengiriman.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved