Jumat, 3 Oktober 2025

Penanganan Covid

Soal Investigasi Covid-19, WHO Kesal Karena China Ogah Serahkan Data Pentingnya

Para peneliti yang baru saja kembali dari misi pencarian fakta di kota Wuhan, China, menyampaikan adanya ketidakcocokan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hendra Gunawan
Hector RETAMAL / AFP
Peter Ben Embarek (kanan) berbicara dengan Liang Wannian (kiri) selama konferensi pers menyusul kunjungan tim ahli internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di kota Wuhan, di provinsi Hubei China pada 9 Februari 2021. 

Saat tiba di China untuk memulai investigasi, tim WHO terpaksa dikarantina selama dua minggu pertama, sehingga pertemuan pun dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom.

Tim WHO yang diperkirakan akan merilis laporan lengkap tentang temuannya dalam beberapa pekan mendatang, masih terus menekan pejabat China untuk melakukan pemeriksaan sampel darah secara menyeluruh.

Ini dilakukan untuk mengetahui tanda-tanda bahwa virus tersebut mungkin telah menyebar lebih awal.

Para Ahli WHO juga meminta China melakukan penyelidikan lebih dalam terkait perdagangan satwa liar di Wuhan dan daerah sekitarnya untuk mendapatkan petunjuk tentang bagaimana virus bisa berpindah dari hewan ke manusia.

Namun belum jelas apakah pemerintah China akan sepenuhnya bekerja sama, karena negara itu tetap memegang kendali kuat tentang penelitian mengenai asal-usul virus.

Perlu diketahui, saat para ahli WHO tiba di Wuhan pada bulan lalu, mereka berangkat dengan membawa misi untuk menemukan asal mula kasus Covid-19.

Tim ini meminta pejabat China untuk memeriksa catatan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan gejala seperti demam dan batuk pada awal Oktober 2019.

Setelah meninjau 76.000 catatan di 233 institusi medis di Wuhan, Ilmuwan China mengatakan kepada tim WHO bahwa mereka telah menemukan 92 orang yang sesuai dengan deskripsi itu.

Pemerintah China kemudian melakukan tes antibodi pada dua pertiga dari orang-orang itu, namun melaporkan bahwa mereka tidak positif terinfeksi Covid-19.

Sementara sepertiga lainnya telah meninggal atau menolak untuk dilakukan pengujian.

Para Ahli dari WHO pun frustrasi dengan sikap pemerintah China yang enggan menjelaskan bagaimana cara mereka dalam mengumpulkan data.

Dr Fischer mengatakan ia berharap menemukan lebih banyak kasus orang yang dirawat di rumah sakit dengan gejala seperti itu di kota seluas Wuhan.

Dalam diskusi yang memanas, dr Fischer menceritakan bahwa para ahli WHO mendesak para Ilmuwan China untuk melakukan pencarian lebih teliti.

Tim juga menyatakan keprihatinan tentang tes antibodi yang dilakukan begitu lama setelah infeksi.

Menurutnya, tes melalui usap hidung atau tenggorokan (swab) akan efektif, namun ia mengatakan pengujian seperti itu tidak ada.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved