Selasa, 7 Oktober 2025

Virus Corona

PMI Soroti Lonjakan Kasus Corona di 10 Provinsi Indonesia, Masyarakat Diminta Tingkatkan Kewaspadaan

Palang Merah Indonesia (PMI) merespon serius lonjakan kasus Covid-19 di 10 provinsi Indonesia yang menjadi prioritas operasi PMI.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Adi Suhendi
HO/Tribunnews.com
Sekjen PMI, Sudirman Said. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAPalang Merah Indonesia (PMI) merespon serius lonjakan kasus Covid-19 di 10 provinsi Indonesia yang menjadi prioritas operasi PMI.

Sekjen PMI Sudirman Said mengungkapkan dibandingkan data bulan lalu, kenaikan jumlah kasus di 10 provinsi ini terjadi cukup signifikan.

“Riau 78 %, Kalimantan Timur 56 %, Jawa Barat 51 %, DKI Jakarta 48 %, Bali 44 %, Jawa Tengah 38 %, Sumatera Utara 35 %, Jawa Timur 26 %, Sulawesi Selatan 22 %, Kalimantan Selatan 21 %,” Jelas Sudirman Said dalam konferensi pers, Senin (28/9/2020).

Lebih lanjut, Sudirman mengatakan, kota-kota mengalami lonjakan kasus lebih besar dari pada kabupaten yang penduduknya menyebar. 

Baca: Menristek Beberkan Bisnis Inovasi Teknologi yang Berkembang di Tengah Pandemi Covid-19

Di Kota Pekanbaru Riau misalnya, kasus terkonfirmasi positif berjumlah tiga kali lipat dibandingkan dengan Kabupaten lain.

Sementara  di Surabaya Jawa Timur, jumlah kasus positif mencapai 14.047 atau 2 sampai 3 kali lipat dari Kabupaten lain di Jawa Timur.

“Dari data-data di atas, semakin memberi pesan pada kita bahwa interaksi antar manusialah yang menjadi pemicu dari penyebaran virus.  Semakin berkurang interaksi maka semakin kecil risiko penularan virus corona ini,” katanya.

PMI menyerukan agar masyarakat semakin meningkatkan kewaspadaan, lebih dari biasanya pada hari-hari ke depan. 

Sudirman Said mengatakan, PMI telah melakukan operasi besar-besaran penanganan covid-19 di 10 provinsi tersebut.

Operasi berupa disinfeksi massal, distribusi bantuan, serta kampanye pola hidup sehat untuk meningkatkan imunitas termasuk melakukan disinfeksi mandiri oleh masyarakat.

Baca: Satgas: Covid-19 Nyata Bukan Rekayasa ataupun Konspirasi

“Ini adalah bagian dari upaya komunikasi risiko, yang merupakan program dari Gerakan Kepalangmerahan dan Bulan Sabit Merah seluruh dunia,” jelas Sudirman Said.

Pada 25 September lalu kasus terkonfirmasi positif di Indonesia hampir menyentuh 5 ribu kasus.

Khususnya, kasus di 10 provinsi di Indonesia menunjukkan kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan jumlah kasus bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut rata-rata di atas 50 %.

Di Provinsi Riau, kenaikannya bahkan mencapai 78 % dibandingkan bulan Agustus.

Baca: Antartika, Satu-satunya Benua di Dunia yang Bebas dari Covid-19

“Ini perang semesta melawan virus, yang tidak kelihatan. Semua pihak perlu mengambil porsi dan tanggung jawab, dalam batas kewenangannya masing-masing,” katanya

Hingga 28 September, kasus terkonfirmasi tercatat mencapai 275.213. Jumlah pasien sembuh mencapai 203.014 atau 78 % dari jumlah terkonfirmasi.

Sementara jumlah korban meninggal 10.386 atau 3,8 % dari terkonfirmasi, dan jumlah kasus aktif sebanyak 61.813 atau 22,5 % dari jumlah terkonfirmasi.

“Pertahanan masyarakat akan sangat menentukan," tegas Sudirman.

"PMI mengajak seluruh elemen masyarakat, para pemimpin komunitas, pemuka agama, penggerak organisasi sosial, untuk mengajak komunitasnya masing-masing untuk meningkatkan kewaspadaan dan daya tahan seluruh lapisan masyarakat,” lanjutnya.

Kasus terkini Covid-19

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 memperbarui data jumlah pasien positif corona di Indonesia, Senin (28/9/2020).

Berdasarkan data dari situs covid19.go.id, pasien positif Covid-19 hari ini bertambah 3.509 orang.

Kini, total kasus positif Covid-19 berjumlah 278.722 orang.

Baca: Potensi Tinggi Penularan Covid-19 di Pemukiman Padat Penduduk

Angka tambahan ini seperti diketahui menurun ketimbang hari Minggu kemarin yang mencapai 3.874 kasus.

Data tersebut juga menunjukkan penambahan kasus sembuh mencapai 3.856 pasien.

Adapun total kasus sembuh sebanyak 206.870 orang.

Baca: Setelah Sekda, Giliran Kapolres Bener Meriah dan Istrinya Terpapar Covid-19

Untuk jumlah yang meninggal dunia menjadi 10.473 orang setelah ada penambahan kasus meninggal hari ini sebanyak 87 orang.

Jumlah Suspek yang dipantau per hari ini tercatat sebanyak 131.361 orang

Seperti diketahui, pada Minggu (27/9/2020) kemarin, kasus positif Covid-19 total sebanyak 275.213 kasus.

Sementara, jumlah pasien sudah sembuh menjadi 203.014 orang. Adapun total pasien meninggal dunia sejumlah 10.386 orang

Tips Mencegah Penularan Corona Melalui Udara di Ruang Tertutup

dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan, terdapat 6 cara untuk mencegah risiko penularan Covid-19 melalui udara di ruang tertutup.

Reisa menjelaskan, berdasarkan pernyataan resmi WHO pada 9 Juli 2020, transmisi atau penularan Virus Corona terjadi terutama melalui percikan atau buliran air liur atau droplet.

Penularan terjadi baik secara langsung, tidak langsung, ataupun kontak dekat.

Sementara itu, transmisi melalui udara juga dapat terjadi pada tindakan yang menghasilkan aerosol.

Baca: Update Persebaran Corona di 34 Provinsi, DKI Jakarta Ada 1.171 Kasus Positif Baru

"Transmisi lewat udara dapat terjadi pada prosedur yang menimbulkan aerosol, seperti di fasilitas kesehatan, yakni melalui bronkoskopi, intubasi trakea, pemberian tekanan pada dada saat resustasi jantung, dan kegiatan serupa lainnya," terang Reisa, Selasa (14/7/2020) sore.

Selain itu, Reisa menambahkan, Covid-19 juga dapat menular di udara melalui percikan air liur atau droplet yang dikeluarkan ketika seseorang batuk, bersin, berbicara, atau bahkan bernyanyi.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta (8/7/2020).
Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Dokter Reisa saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta (8/7/2020). (istimewa/media center Gugus Tugas Nasional/Toto Satrio)

Reisa menyampaikan, WHO mendefinisikan penularan Covid-19 melalui udara sebagai penyebaran agen penular yang disebabkan oleh penyebaran aerosol yang melayang di udara dalam jarak dan waktu yang lama.

"Teori menunjukkan bahwa sejumlah droplet pernapasan dapat menghasilkan aerosol. Aerosol sendiri adalah tetesan pernapasan yang sangat kecil sehingga dapat melayang di udara," jelas Reisa.

Ia menjelaskan, aerosol memiliki ukuran yang lebih kecil dari droplet.

"Droplet adalah buliran dengan ukuran partikel lebih dari 5 mikrometer, sedangkan aerosol ukurannya lebih kecil lagi, yakni kurang dari 5 mikrometer, dan airbone adalah penularan via aerosol dalam jarak jauh," terangnya.

Lebih lanjut, Reisa menyampaikan 6 cara mengantisipasi peredaran udara di ruang tertutup ber-AC untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.

Berikut 6 cara mencegah risiko penularan Covid-19 di ruang tertutup:

1. Perhatikan ventilasi atau sirkulasi udara di dalam ruangan.

2. Pastikan menjaga jarak di dalam ruangan dan hindari ruangan yang terlalu banyak orang

3. Selalu pakai masker selama masih berada di luar rumah atau di tempat umum, termasuk di ruangan kantor

4. Hindari memegang permukaan benda yang kotor dan digunakan bersama dengan orang lain.

5. Bersihkan permukaan benda di sekitar ruangan dengan cairan disinfektan secara teratur.

6. Gunakan masker di luar rumah secara benar

Cara keenam ini merupakan tips tambahan dari dr Reisa.

Dalam memakai masker, Reisa meminta masyarakat untuk memastikan hal berikut:

- Pastikan tidak memegang bagian luar masker

- Pastikan hanya memegang tali saat mencopot masker

- Tidak menurunkan masker ke dagu

- Ganti masker setiap 4 jam sekali atau apabila basah dan lembab.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved