Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Renggut Nyawa Hampir Sejuta dalam 9 Bulan, WHO Khawatir Tembus 2 Juta Kematian Sebelum Vaksinasi

WHO memperingatkan dua juta kematian global 'bukan tidak mungkin' terjadi sebelum vaksinasi dilakukan.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Daryono
Tribunnews/Irwan Rismawan
Suasana makam korban Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Selasa (22/9/2020). Selain tenaga medis, penggali kubur makam Covid-19 menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di Indonesia. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan jumlah kematian akibat virus corona (Covid-19) bisa terus melonjak.

Bahkan, angkanya bisa mencapai hingga dua juta kasus, sebelum vaksin Covid-19 ditemukan dan digunakan secara luas.

Direktur Program Kedaduratan WHO Dr Mike Ryan mengatakan, angka tersebut bisa lebih tinggi tanpa tindakan bersama untuk menekan pandemi.

Terlebih, angka tersebut didasari setelah sembilan bulan pandemi, total jumlah kematian akibat sudah mendekati 1 juta.

Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP)
Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) (AFP/FABRICE COFFRINI)

Baca: Peringatan Untuk Seluruh Dunia, WHO Sebut Angka Kematian Keganasan Covid-19 Bisa Naik Dua Kali Lipat

"Ini benar-benar tidak terbayangkan," katanya dalam sebuah pengarahan pada Sabtu (26/9/2020) dikutip dari Sky News.

"Tapi itu bukan tidak mungkin, karena jika kita telah melihat satu juta orang meninggal dalam sembilan bulan."

"Kemudian kita hanya melihat kenyataan mendapatkan vaksin di luar sana dalam sembilan bulan ke depan, itu adalah tugas besar bagi semua orang yang terlibat," tambah Dr Ryan.

Ia mengaku khawatir lantaran WHO masih memiliki PR besar di depan mata.

Bukan hanya tentang vaksin saja, namun juga tentang pengendalian kasus agar tidak semakin tinggi.

DIMAKAMKAN - Tim medis dan Petugas melakukan prosesi pemakaman jenazah orang dengan Covid-19, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta barat. Senin (13/4/2020). Mereka melakukan pemakaman ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ditetapkan  pemerintah dan WHO. (Wartakota/Nur Ichsan)
ILUSTRASI PEMAKAMAN - Tim medis dan Petugas melakukan prosesi pemakaman jenazah orang dengan Covid-19, TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta barat. Senin (13/4/2020). Mereka melakukan pemakaman ini dengan menggunakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah dan WHO. (Wartakota/Nur Ichsan) (Wartakota/Nur Ichsan)

Baca: Fasilitas Mobile PCR Lab Standar Protokol WHO Agar Tes Covid-19 Lebih Cepat

Untuk itu, Dr Ryan meminta agar seluruh negara turut serta bahu-membahu melawan wabah Covid-19 ini.

"Ada masalah pendanaan vaksin ini. Ada masalah pendistribusian vaksin ini dan kemudian masalah penerimaan."

"Namun lebih dari itu, ada pekerjaan yang masih harus kami lakukan untuk mengendalikan penyakit ini."

"Ingat. Kami masih memiliki hal-hal yang harus dilakukan untuk menurunkan penularan dan menurunkan jumlah kematian," paparnya.

Dr Ryan juga menyoroti soal lonjakan infeksi parah yang terjadi di seluruh Eropa.

Sehingga membuat berbagai kota dianjurkan untuk lockdown.

Sebuah foto yang diambil pada 9 Juli 2020 menunjukkan gundukan tanah tempat kuburan digali di pemakaman Honingnestkrans, di Pretoria, untuk para korban COVID-19 (coronavirus novel). Pemakaman Honingnestkrans adalah salah satu situs pemakaman di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan yang dipersiapkan untuk penguburan kematian COVID-19.
Sebuah foto yang diambil pada 9 Juli 2020 menunjukkan gundukan tanah tempat kuburan digali di pemakaman Honingnestkrans, di Pretoria, untuk para korban COVID-19 (coronavirus novel). Pemakaman Honingnestkrans adalah salah satu situs pemakaman di Provinsi Gauteng, Afrika Selatan yang dipersiapkan untuk penguburan kematian COVID-19. (WIKUS DE WET / AFP)

Baca: Lebih dari 150 Negara Gabung WHO Rencanakan Vaksin Covid-19 Global, China dan AS Enggan Terlibat

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved