Virus Corona
Renggut Nyawa Hampir Sejuta dalam 9 Bulan, WHO Khawatir Tembus 2 Juta Kematian Sebelum Vaksinasi
WHO memperingatkan dua juta kematian global 'bukan tidak mungkin' terjadi sebelum vaksinasi dilakukan.
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan jumlah kematian akibat virus corona (Covid-19) bisa terus melonjak.
Bahkan, angkanya bisa mencapai hingga dua juta kasus, sebelum vaksin Covid-19 ditemukan dan digunakan secara luas.
Direktur Program Kedaduratan WHO Dr Mike Ryan mengatakan, angka tersebut bisa lebih tinggi tanpa tindakan bersama untuk menekan pandemi.
Terlebih, angka tersebut didasari setelah sembilan bulan pandemi, total jumlah kematian akibat sudah mendekati 1 juta.

Baca: Peringatan Untuk Seluruh Dunia, WHO Sebut Angka Kematian Keganasan Covid-19 Bisa Naik Dua Kali Lipat
"Ini benar-benar tidak terbayangkan," katanya dalam sebuah pengarahan pada Sabtu (26/9/2020) dikutip dari Sky News.
"Tapi itu bukan tidak mungkin, karena jika kita telah melihat satu juta orang meninggal dalam sembilan bulan."
"Kemudian kita hanya melihat kenyataan mendapatkan vaksin di luar sana dalam sembilan bulan ke depan, itu adalah tugas besar bagi semua orang yang terlibat," tambah Dr Ryan.
Ia mengaku khawatir lantaran WHO masih memiliki PR besar di depan mata.
Bukan hanya tentang vaksin saja, namun juga tentang pengendalian kasus agar tidak semakin tinggi.

Baca: Fasilitas Mobile PCR Lab Standar Protokol WHO Agar Tes Covid-19 Lebih Cepat
Untuk itu, Dr Ryan meminta agar seluruh negara turut serta bahu-membahu melawan wabah Covid-19 ini.
"Ada masalah pendanaan vaksin ini. Ada masalah pendistribusian vaksin ini dan kemudian masalah penerimaan."
"Namun lebih dari itu, ada pekerjaan yang masih harus kami lakukan untuk mengendalikan penyakit ini."
"Ingat. Kami masih memiliki hal-hal yang harus dilakukan untuk menurunkan penularan dan menurunkan jumlah kematian," paparnya.
Dr Ryan juga menyoroti soal lonjakan infeksi parah yang terjadi di seluruh Eropa.
Sehingga membuat berbagai kota dianjurkan untuk lockdown.

Baca: Lebih dari 150 Negara Gabung WHO Rencanakan Vaksin Covid-19 Global, China dan AS Enggan Terlibat