Rabu, 1 Oktober 2025

Virus Corona

Face Shield Disebut Tak Efektif Cegah Penularan Covid-19 Berdasar Pengujian Fugaku Jepang

Pelindung wajah berbahan plastik atau face shield tidak efektif mencegah penularan Covid-19 secara aerosol, menurut superkomputer Jepang.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Global News
Bayi gunakan alat pelindung wajah (face shield) 

TRIBUNNEWS.COM - Pelindung wajah berbahan plastik atau face shield disebut tidak efektif mencegah penularan Covid-19 secara aerosol, menurut superkomputer Jepang.

Pernyataan ini menimbulkan keraguan soal keefektivitasannya dalam mencegah penyebaran virus corona.

Face shield biasanya digunakan nakes di rumah sakit, namun seiring berjalannya pandemi, masyarakat disarankan menggunakannya unyuk mencegah penyebaran Covid-19.

Bahkan face shield menjadi persyaratan penting bagi pelaku bisnis untuk kembali beroperasi, seperti toko, salon, hingga restoran.

Namun apakah benar-benar mampu menangkal virus corona?

Baca: Louis Vuitton Luncurkan Face Shield Mewah, Harganya Bisa untuk Beli 1 Motor Baru

Baca: KPU Bolehkan Masker Hingga Face Shield Jadi Alat Kampanye Pilkada 2020

BARBERSHOP ANTI COVID-19 - Kapster Barcode Barbershop di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, dilengkapi dengan masker dan face shield sedang memotong rambut pelanggan, Jumat (24/7/2020). Untuk kenyamanan pelanggan, di masa pandemi Covid-19 ini, pihak pengelola menerapkan aturan ketat protokol kesehatan dalam pelayanan kepada pelanggannya seperti periksa suhu tubuh, cuci tangan, penggunaan masker, jaga jarak dan penyemprotan disinfektan, hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19. WARTA KOTA/NUR ICHSAN
BARBERSHOP ANTI COVID-19 - Kapster Barcode Barbershop di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, dilengkapi dengan masker dan face shield sedang memotong rambut pelanggan, Jumat (24/7/2020).. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Dilansir Science Times, simulasi yang dilakukan superkomputer tercepat di dunia di Jepang menimbulkan keraguan soal keefektifan face shield. 

Superkomputer tercepat di dunia, Fugaku digunakan untuk menguji keefektifan pelindung wajah dalam mencegah penyebaran virus corona.

Ternyata hasilnya adalah hampir 100 persen tetesan virus corona yang ada di udara berukuran kurang dari 5 mikrometer lolos melalui face shield.

Face shield yang dimaksud yakni yang berbahan plastik dan biasa digunakan orang-orang di industri jasa.

Untuk mempermudah perspektifnya, satu mikrometer sama dengan sepersejuta meter.

Selain itu, lembaga penelitian yang didukung pemerintah di kota barat Kobe, Riken ini mengatakan bahwa sekitar 50 persen droplet/tetesan yang lebih besar, berukuran 50 mikrometer bercampur ke udara.

Baru-baru ini, ilmuwan senior di Inggris mengritik pemerintah karena menekankan pentingnya cuci tangan tanpa memberi penjelasan yang sepadan soal transmisi Covid-19 secara aerosol.

Tidak seperti pemerintah Jepang yang memasukkan penularan aerosol ini ke dalam pedoman kesehatan masyarakat terkait pandemi Covid-19.

Louis Vuitton secara resmi akan meluncurkan LV Shield barunya pada 30 Oktober.
Louis Vuitton secara resmi akan meluncurkan LV Shield barunya pada 30 Oktober. (Courtesy of Louis Vuitton)

Face Shield Bukan Alternatif untuk Masker Wajah

Simulasi dari superkomputer Jepang ini merupakan kombinasi aliran udara dan reproduksi ribuan partikel berbagai ukuran dari 1 mikrimeter hingga ratusan mikrometer, kata ketua tim pusat Riken Makoto Tsubokura.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved