Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Alasan Satgas Covid-19 Memilih 9 Provinsi Ini sebagai Prioritas Penanganan Virus Corona

Juru bicara Satgas Covid-19 mengungkap alasan dipilihnya 9 Provinsi prioritas penanganan Covid-19.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
istimewa
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. 

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito membeberkan alasan dari dipilihnya 9 provinsi prioritas penanganan Covid-19.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada 9 provinsi penanganan Covid-19 yang akan diprioritaskan.

Kesembilan provinsi itu merupakan DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.

Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali.

Presiden juga telah mengutus sejumlah menteri dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk terlibat langsung dalam penanganan khusus kepada 9 provinsi tersebut.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Istana Kepresidenan,  Jakarta,  Selasa, (18/8/2020)
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (18/8/2020) (Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Baca: Heboh Aturan Pakai Masker Saat di Mobil Sendiri, Ini Beda Pandangan Ahli Paru dan Satgas Covid-19

Adapun menurut Prof Wiku, pemilihan provinsi-provinsi tersebut merujuk pada beberapa pertimbangan.

Di antaranya dilihat dari jumlah kasus aktifnya, laju insidensi atau kecepatan penambahan kasus, dari persentase dan laju kematian hingga karakteristik wilayahnya.

Berikut penjelasan Prof Wiku soal kondisi penanganan Covid-19 ke-9 provinsi tersebut.

1. Sumatera Utara

Prof Wiku menyampaikan, Provinsi Sumatera Utara, cenderung terjadi peningkatan status risiko di kabupaten atau kota dalam seminggu terakhir.

Rinciannya ada pada 27 dari 33 kabupaten ataukota berzona oranye.

"Hanya satu kabupaten/kota tidak terdampak, yaitu Nias."

"Sedangkan penyumbang 50 persen jumlah kasus terpusat pada satu daerah yaitu kota Medan," jelasnya, dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (18/9/2020).

Untuk itu, lanjut Wiku, bila ada penurunan kasus di Kota Medan, maka akan berdampak pada peningkatan yang baik.

2. DKI Jakarta

Petugas gabungan Satpol PP, Dishub, TNI, dan Polri melakukan operasi yustisi pencegahan Covid-19 di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020). Selama penerapan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta, lebih dari 4.700 orang terjaring operasi yustisi karena melakukan pelanggaran penggunaan masker. Tribunnews/Herudin
Petugas gabungan Satpol PP, Dishub, TNI, dan Polri melakukan operasi yustisi pencegahan Covid-19 di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020).  (Tribunnews/Herudin)

Baca: Satgas Covid-19 Sarankan Kelompok Usia di Atas 45 Tahun Hindari Transportasi Umum

DKI Jakarta menjadi peringkat kedua nasional kenaikan kasus tertinggi.

Ibu Kota Jakarta juga menjadi peringkat pertama nasional jumlah kasus tertinggi.

Serta tidak ada kota berzona kuning maupun hijau di DKI Jakarta.

"Ini menjadi perhatian nasional agar kinerjanya bisa diperbaiki," ujar Wiku, dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI.

3. Jawa Barat

Jawa Barat menjadi daerah penyangga ibu kota DKI Jakarta.

Yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan Depok adalah penyumbang kasus tertinggi sebesar 70 persen.

Jawa Barat tidak ada kabupaten/kota berzona hijau.

Sertas kenaikan kasus positif sebesar 9,3 persen selama seminggu terakhir ini.

4. Jawa Tengah

Di Jawa Tengah terdapat penambahan kasus positif selama 4 minggu berturut-turut.

Per 13 September 2020, kasus infeksi mengalami kenaikan mingguan sebesar 53 persen.

Sebesar 53 persen kasus positif berasal dari Kota Semarang.

Polisi menghentikan pengendara yang tidak menggunakan masker saat terjaring Operasi Yustisi Pencegahan COVID-19 di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/9/2020). Operasi yustisi terpadu aparat penegak hukum gabungan TNI-Polri, dan Satpol PP itu dilaksanakan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker saat keluar rumah dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Polisi menghentikan pengendara yang tidak menggunakan masker saat terjaring Operasi Yustisi Pencegahan COVID-19 di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/9/2020). Operasi yustisi terpadu aparat penegak hukum gabungan TNI-Polri, dan Satpol PP itu dilaksanakan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan seperti mengenakan masker saat keluar rumah dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka) (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Baca: Satgas Covid-19: Tidak Perlu Ada Stigma Negatif Kepada Pejabat Publik yang Positif Corona

Persentase kematian juga sebesar 6,45 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional.

"Ada 30 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah berada dalam zona oranye."

"Mari kita bersama-sama memperbaiki kondisi ini," jelasnya.

5. Jawa Timur

Jawa Timur memiliki persentase kematian 7,25 persen yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Penyumbang kasus terbanyak yakni Kota Surabaya sebesar 35 persen.

28 dari 38 kabupaten/kota berada di zona oranye.

Jawa Timur juga menduduki peringkat ke-4 laju kematian tertinggi di Indonesia (0,539).

"Bila kita memperbaiki kondisi di Kota Surabaya akan berkontribusi besar di dalam kinerja Jawa Timur," lanjutnya.

6. Bali

Bali mengalami kenaikan kasus positif mingguan yang signifikan selama 4 minggu berturut-turut.
Kini, Bali menduduki peringkat ke-4 Provinsi dengan insidensi kasus tertinggi (171,39 per 100.000 penduduk).

Selain itu, Bali juga termasuk dalam Provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi selama 1 Minggu terakhir yakni 72 persen.

Dari 9 kabupaten/kota, 6 diantaranya merupakan zona merah dan 3 zona oranye.

Baca: Bali, Jakarta dan Kaltim, Tiga Provinsi dengan Laju Kematian Tertinggi akibat Covid-19

7. Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan mengalami kenaikan kasus positif sebesar 10,3 persen.

Peningkatan kasus yang tinggi ini terdapat di Kota Banjarmasin, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tapin.

Proporsi angka kematian pun sebesar 4,16 persen.

"Ada perbaikan siginifikan pada zona risiko risiko tinggi (zona merah), yang berkurang jadi 3 kabupaten/kota dan yang risiko sedang menjadi 10 kabupaten/kota."

"Kondisi ini harus diperbaiki dari waktu ke waktu." ungkap Wiku menjabarkan.

8. Sulawesi Selatan

Di Sulawesi Selatan kasusnya meningkat dalam 4 pekan sebelumnya.

Bahkan di pekan terakhir mengalami penurunan 18,7 persen dari pekan sebelumnya.

Kabupaten/kota di Sulsel yang mengalami kasus signifikan diantaranya Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Bone, dan Kepulauan Selayar.

Proporsi kematian sebesar 2,85 persen dan Kota Makassar menyumbangkan 55,55 persen kematian di Sulawesi Selatan dalam pekan terakhir.

Baca: Satgas Covid-19 Sebut Ada Daerah yang Angka Komorbidnya Capai 92 Persen

9. Papua

Papua mengalami kenaikan kasus signifikan dalam 5 pekan terakhir, sebesar 43,2 persen dari pekan sebelumnya.

Angka kesembuhan pun mengalami sedikit penurunan dari pekan sebelumnya (79,70 persen vs 76 persen).

Di Papua, terdapat 13 kabupaten/kota (44,83 persen) zona hijau.

Sedangkan zona risiko sedang (oranye) berkurang menjadi 8 kabupaten/kota (27,59 persen).

Serta zona risiko rendah atau hijau bertambah menjadi 8 kabupaten/kota (27,59 persen). 

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved