Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Soal Vaksin Covid-19, Indonesia Buka Peluang Kerja Sama dengan Perusahaan dan Kampus di Jepang

Indonesia membuka peluang kerja sama pengembaan vaksin Covid-19 dengan perusahaan dan perguruan tinggi di Jepang.

Fresh Daily
Ilustrasi vaksin virus corona. 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia membuka peluang kerja sama pengembaan vaksin Covid-19 dengan perusahaan dan perguruan tinggi di Jepang.

Dilansir rilis KBRI Tokyo yang diunggah laman kemenlu.go.id, perwakilan Indonesia di Jepang mengunjungi perusahaan Shionogi & Co., perusahaan yang bergerak di bidang riset, pengembangan dan produksi vaksin serta alat kesehatan, Rabu (09/09/2020). 

Perusahaan tersebut berkantor pusat di Osaka.

Perwakilan Indonesia berkesempatan untuk menemui Vice President Shionogi & Co.,Takuko Sawada.

a
Perwakilan Indonesia di Jepang mengunjungi perusahaan Shionogi & Co., perusahaan yang bergerak di bidang riset, pengembangan dan produksi vaksin serta alat kesehatan, Rabu (09/09/2020). (Kementerian Luar Negeri)

Baca: Pemerintah Sadar Kesehatan Lebih Penting Ketimbang Ekonomi dalam Penanganan Covid-19 

KUAI KBRI Tokyo, Tri Purnajaya menyampaikan Indonesia terbuka untuk peluang kerja sama vaksin, baik dari segi penelitian, pengembangan, uji klinis hingga produksi.

"Terlebih lagi, Indonesia dan Jepang telah sepakat untuk terus memperkuat kerja sama dalam mengatasi pandemi Covid-19," tulis keterangan dalam rilis tersebut.

Diharapkan ke depannya, Shionogi dapat menjadi bagian dari komitmen tersebut.

"Meski riset vaksin Covid-19 yang dilakukan masih dalam tahap penelitian, namun Shionogi menyambut baik tawaran kerja sama pihak Indonesia," ungkapnya.

Tri Purnajaya mengungkapkan penanganan pandemi harus menjadi prioritas bersama.

"Untuk itu, kontribusi positif dan kerja sama dengan berbagai pihak penting bagi keberhasilan penemuan vaksin," paparnya.

Baca: Jokowi Video Call dengan Guru SMP 7 Padang, Beri Semangat dan Minta untuk Motivasi Peserta Didik

Sementara itu Shionogi & Co. berencana melakukan uji klinis dan berharap dapat segera meluncurkan vaksin pada musim gugur tahun depan.

Prinsip keamanan jangka panjang pun dikedepankan dalam prosesnya. 

Saat ini Shionogi merupakan perusahaan yang tergolong paling maju dalam riset vaksin Covid-19 di Jepang.

Jajaki Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi

Pada saat yang bersamaan, penjajakan juga dilakukan dengan Research Institute for Microbial Diseases (RIMD) Universitas Osaka.

RIMD terlibat dalam proses riset vaksin Covid-19 bekerja sama dengan perusahaan farmasi rintisan universitas tersebut.

Baca: Relawan Vaksin Sinovac Terpapar Covid-19 Seusai Pergi ke Luar Kota, Berikut Kronologi Lengkapnya

Senada dengan Shionogi, Universitas Osaka menyambut baik peluang kerja sama dengan Indonesia.

Adapun kerja sama yang dijalin ditekankan tidak terbatas pada pendidikan dan penelitian tetapi juga industri.

Kabar Vaksin Dalam Negeri

Sementara itu di dalam negeri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 segera bekerja cepat.

Terutama untuk pengembangan bibit vaksin merah putih di tempat bibit vaksin diteliti dan dikembangkan oleh institusi di dalam negeri.

Dilansir laman setkab.go.id, pernyataan Jokowi tersebut disampaikan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro, setelah bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (9/9/2020).

Bambang diketahui merupakan Ketua dalam susunan Penanggung Jawab Tim Pengembangan Vaksin Covid-19, sesuai Keppres 18 Tahun 2020.

Baca: Presiden Jokowi Hadiri Acara Puncak Hari Olahraga Nasional 2020 Secara Virtual dari Istana Bogor

Bambang menyebut telah melaporkan kepada Presiden jika Lembaga Eijkman sudah memulai upaya pengembangan vaksin merah putih dengan platform protein rekombinan.

Saat ini prosesnya sudah mencapai 50% dari tugas Lembaga Eijkman mengembangkan bibit vaksin itu di laboratorium.

”Targetnya akhir tahun ini uji pada hewan sudah bisa diselesaikan sehingga awal tahun depan, sekitar bulan Januari, Lembaga Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin tersebut kepada PT Biofarma untuk kemudian dilakukan formulasi produksi dalam rangka uji klinis," ungkap Bambang.

"Baik uji klinis tahap I, II dan III, dan setelah uji klinis itu selesai dan BPOM menyatakan bahwa vaksin ini aman untuk digunakan dan cocok untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap Covid-19, maka akan dilakukan produksi dalam jumlah massal oleh PT Biofarma juga,” jelasnya.

Bambang memperkirakan, pada triwulan keempat 2021 Indonesia bisa memproduksi dalam jumlah besar.

Baca: Update Kabar Vaksin Corona di Dunia: AstraZeneca Tunda Uji Coba, CanSino Tanggapi Keraguan Ahli

Vaksin tersebut nantinya akan melengkapi vaksin Covid-19 yang awalnya akan didatangkan dari kerja sama dengan pihak luar.

Terutama dengan Sinovac China dan dengan G42 yang berasal dari United Arab Emirates. sehingga harapannya proses vaksinasi nantinya bisa segera dikerjakan.

Bambang juga menyampaikan telah melaporkan kepada Jokowi, bibit vaksin yang dikembangkan dengan vaksin merah putih itu menggunakan isolat virus yang beredar di Indonesia.

Sehingga diharapkan vaksin merah putih akan cocok untuk menjaga daya tahan tubuh warga negara Indonesia terhadap Covid-19 itu sendiri.

”Untuk menunjang produksinya, selain Biofarma yang tahun depan berencana bisa memproduksi 250 juta dosis per tahun," ungkapnya.

"Kami di dalam konsorsium vaksin merah putih juga akan mengundang beberapa perusahaan farmasi swasta untuk ikut memproduksi vaksin Covid-19. Sejauh ini sudah ada 3 perusahaan yang potensial,” imbuh Menristek.

Baca: Pembentukan Tim Percepatan Vaksin Covid-19 Diapresiasi Komisi IX

Perusahaan tersebut, menurut Menristek, harus segera mengurus izin ke BPOM untuk cara pembuatan vaksin yang baik dan juga harus menyiapkan line of production khusus untuk vaksin Covid-19.

Dengan tambahan dari swasta tersebut, Menristek sampaikan harapannya Indonesia mempunyai kemandirian di dalam penyediaan dan pengembangan vaksin Covid-19.

Bambang menyebut hal yang harus diperhatikan juga dari penelitian di tahap awal ada kemungkinan pemberian vaksin ini bisa lebih dari sekali untuk setiap individu.

"Jadi kalau penduduk kita itu sekitar 270 juta pada hari ini misalkan, maka yang harus divaksinasi nanti atau vaksinasi yang diberikan berarti minimal 540 juta dan otomatis ini membutuhkan kapasitas produksi yang besar."

"Karena itulah, kami mengajak Biofarma untuk melakukan ekspansi dan perusahaan-perusahaan swasta lain untuk ikut mendukung,” ujarnya.

Baca: Presiden Jokowi Terima Tim Vaksin Merah Putih di Istana Bogor

Maka dari itu Jokowi meminta agar Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 bekerja dengan cepat dan mengikuti segala prosedur karena vaksin harus aman serta tidak ada efek samping yang membahayakan.

”Satu lagi tentunya, vaksin itu diharapkan akan manjur atau berkhasiat untuk memperkuat daya tahan tubuh kita menghadapi virus Covid-19 yang kita tidak tahu akan berapa lama berada di dunia ini."

"Yang paling penting adalah vaksin kita kembangkan dalam rangka memperkuat daya tahan tubuh manusia dalam menghadapi Covid-19,” ungkapnya.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved