Virus Corona
Dokter di India Kelelahan Berjuang Melawan Lonjakan Kasus Covid-19
Angka tersebut menyalip Brasil sebagai negara kedua yang terkena dampak terburuk Covid-19 setelah Amerika Serikat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Dokter di sebuah Rumah Sakit Swasta terbesar yang menjadi rujukan bagi pasien Covid-19 di ibukota India mengaku kelelahan dan menghadapi kekurangan staf setelah hampir enam bulan bekerja tanpa mengenal waktu.
Total kasus infeksi virus corona di India tembus 4,2 juta, Senin (7/9/2020).
Angka tersebut menyalip Brasil sebagai negara kedua yang terkena dampak terburuk Covid-19 setelah Amerika Serikat.
Pemerintah federal yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi telah memberi kebebasan kepada negara-negara bagian untuk membuka kembali ekonomi mereka setelah lockdown 3 bulan yang berakibat pada lonjakan pengangguran dan kontraksi pertumbuhan ekonomi.
Baca: Piet Pagau Positif Covid-19, Keluarga Was-Was Tunggu Hasil Swab Test
Setelah turun di bawah 1.000 kasus per hari pada musim panas, New Delhi sekarang melaporkan lebih dari 3.000 kasus per hari ketika kota kembali dibuka, termasuk memulai sistem transportasi pada Senin (7/9/2020) untuk pertama kalinya sejak Maret.
Rumah sakit di ibukota berada di bawah tekanan tambahan penderita Covid-19 karena pasien dari negara-negara bagian lain melakukan perjalanan ke kota untuk mencari perawatan kesehatan yang lebih baik.
Baca: Positif Covid-19, Piet Pagau Statusnya OTG, Kini Jalani Isolasi di Rumah Sakit
Di unit perawatan intensif (ICU) Max Smart Super Speciality Hospital, 32 tempat tidur penuh pasien Covid-19
Pasien yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan cepat dipindahkan ke bangsal lain untuk ketersediaan ventilator.
"Semua orang kelelahan secara mental," kata Ronak Mankodi, seorang dokter di ICU.
"Ini membutuhkan tingkat perhatian dan perawatan yang berkelanjutan," lanjutnya.
Baca: Bacalon Positif Covid-19, KPU Banjarbaru Beri Dispensasi untuk Tes Kesehatan pada Aditya
Arun Dewan, direktur perawatan kritis rumah sakit, mengatakan salah satu tantangan terbesar adalah mengistirahatkan stafnya setelah rotasi dua minggu yang melelahkan terpapar virus.
"Kami hanya memiliki segelintir orang yang bisa kami rotasi," katanya.
Data dari Asosiasi Medis India (IMA) yang mewakili 350.000 dokter di seluruh negeri, menunjukkan hampir 200 dokter meninggal karena virus corona.
"Sebagian besar dari mereka berusia di atas 50 tahun dan memiliki kondisi (yang sudah ada sebelumnya)," kata RV Asokan, sekretaris jenderal IMA.