Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Brasil Setuju Produksi Sputnik V, Vaksin Covid-19 Buatan Rusia

Parana Technology Institute (Tecpar) Brasil memutuskan untuk memproduksi vaksin corona (Covid-19) buatan Rusia, Sputnik V.

Editor: Adi Suhendi
Foto Nikkei
Ilustrasi Vaksin Covid-19 

"Saya tahu vaksin itu bekerja cukup efektif, membentuk kekebalan yang kuat dan saya ulangi, itu telah lulus dari semua persyaratan yang diperlukan," kata Putin.

Dia berharap Rusia akan segera mulai memproduksi massal vaksin tersebut.

Lebih dari 100 calon vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia untuk mencoba menghentikan pandemi Covid-19.

Setidaknya empat calon berada pada tahap III uji klinis pada manusia, menurut data WHO.

Sepekan lalu, Senin (3/8/2020), Rusia mengatakan, mereka akan memulai produksi massal vaksin Covid-19 bulan depan.

Kemudian tahun depan, Rusia menargetkan akan memproduksi "beberapa juta" dosis per bulannya.

Negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu sangat gencar mengembangkan beberapa calon vaksin corona.

Salah satunya yang diuji coba oleh lembaga Gamaleya di Moskwa telah mencapai tahap pengembangan lanjut dan akan didaftarkan segera ke negara.

"Kami sangat yakin dapat memulai produksi massal pada September," kata Menteri Perindustrian Denis Manturov, dalam wawancara yang diterbitkan kantor berita pemerintah Rusia, TASS.

"Kami akan dapat memastikan volume produksi beberapa ratus ribu per bulan, dengan peningkatan yang menjadi beberapa juta awal tahun depan," lanjutnya dikutip dari AFP.

Ia juga menambahkan, salah satu pengembang vaksin sedang mempersiapkan produksi di tiga lokasi Rusia tengah.

Lalu Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang membiayai uji coba mengatakan, dirinya berharap pendaftaran resmi vaksin akan selesai dalam 10 hari.

"Jika ini disetujui dalam 10 hari ke depan, kami akan mengungguli tidak hanya Amerika Serikat tapi juga negara-negara lain. Itu akan menjadi vaksin virus corona pertama yang terdaftar," ucap Ketua RDIF Kirill Dmitriev dalam pernyataannya yang disiarkan televisi.

Sementara itu, calon vaksin lain yang dikembangkan laboratorium Vektor yang berbasis di Siberia, saat ini sedang menjalani uji klinis.

Kemudian dua calon vaksin lainnya akan mulai diuji coba ke manusia dalam dua bulan ke depan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved