Selasa, 30 September 2025

Virus Corona

Kepanasan di Balik Pakaian APD hingga Dimaki Pasien, Cerita Perawat di RSD Wisma Atlet Kemayoran

Kini D sudah pulang ke rumah, dia direncanakan akan kembali bertugas di Wisma Atlet pada September mendatang.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUN/HO
Petugas medis berfoto bersama dengan ceria saat akan menangani pasien Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Rabu (6/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/HO 

Namun, emosi itu harus diredam dan sebisa mungkin tetap melayani pasien dengan ramah.

“Sampai kita bilang, ‘Ya sudah ibu maunya gimana? Kalau mau pulang, silakan ibu bikin surat pernyataan mau pulang paksa. Ibu bikin keteragan dari RT dan RW mau menerima ibu dengan statusnya masih positif’, akhirnya mereka enggak mau,” jelas dia.

Selain makian, tak jarang pula D dan perawat lain mendapat perlakuan baik dari pasien. Sesekali, pasien mengirimkan makanan untuk para perawat. Mungkin sebagai ucapan terima kasih karena mau bertugas dengan ikhlas.

Tentu D dan teman-temannya senang. Tindakan sederhana itu membuktikan bahwa masih ada yang mau menghargai lelahnya kerja para perawat.

Makanan itu kerap dikirim ke tower 2 dan 3 tempat para perawat tinggal.

“Jadi nanti makananya diantar ke satpam tower, baru ditanya makanannya atas nama siapa biar dianterin,” ujar D.

Perlakuan masyarakat

Kadang kala, rasa kecewa para perawat tidak timbul karena perilaku pasien saja. Masyarakat umum, bahkan kerap memperlakukan para perawat dengan tidak baik.

Disudutkan dan dijauhi masyarakat sering sekali dirasakan DA dan teman-teman perawat lainya.

D misalnya, ketika sedang tidak berdinas, dia menyempatkan diri beristirahat dan membeli minum. D yang masih berada di dalam lingkungan Wisma membeli minum di warung yang berada di luar, hanya pagar yang memisahkan mereka.

Namun, saat ingin membeli, D kerap kali tidak dilayani.

“Dia enggak mau melayani kita, gara-gara dia takut. Tapi orang lain dilayani,” ucapnya.

Saat makan pun sama, pernah suatu ketika teman perawatnya mendapat jatah pulang dan sebelumnya sudah dikarantina 14 hari.

Ketika pulang, teman D ingin makan di sebuah warung nasi yang pagi itu baru buka. Awalnya dia dilayani dengan baik, ketika sang penjaga warung melihat teman D memakai baju bertuliskan Wisma Atlet, seketika perlakuan berubah.

“Pas ibunya (penjaga warung) melihat baju temen saya, dia bilang, ‘Maaf sudah habis makanannya, sudah mau tutup’,” katanya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved