Virus Corona
Politikus PAN: Jangan Jadikan Masyarakat Sebagai Kelinci Percobaan Uji Klinis Vaksin Sinovac
Guspardi Gaus meminta pemerintah tidak menjadikan 1.620 orang sukarelawan sebagai kelinci percobaan uji kilinis tahap tiga vaksin Covid-19 asal China
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Fraksi PAN Guspardi Gaus, meminta pemerintah tidak menjadikan 1.620 orang sukarelawan sebagai 'kelinci percobaan' uji kilinis tahap tiga vaksin Covid-19 dari China.
Guspardi mengatakan sejauh ini belum mendengar dan mendapatkan informasi tentang jaminan pemerintah kepada para sukarelawan itu.
"Bagaimana penanganan dan kebijakan pemerintah jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Di samping itu isu mengenai kehalalan produk vaksin Sinovac ini juga belum jelas dan tengah menjadi perbincangan di tengah masyarakat," kata Guspardi melalui keterangannya, Selasa (28/7/2020).
Politikus asal Sumatera Barat ini mengaku tidak setuju jika uji klinis ketiga langsung diujicobakan kepada masyarakat.
Baca: Komisi IX DPR Minta Pemerintah Lawan Teori Konspirasi Soal Covid-19
Menurut Guspardi, seharusnya pemerintah mendapatkan informasi lengkap negara mana saja yang telah menggunakan vaksin Sinovac ini dan melakukan kajian terhadap hasil dan dampak vaksin tersebut.
"Jangan jadikan masyarakat sebagai kelinci percobaan. Lakukanlah dulu kajian mendalam dan komprehensif secara ilmiah terhadap bebagai aspek baik dari kandungan, terlebih lagi aspek kehalalan produk dan selanjunya akibat atau dampak dari vaksin tersebut," ujarnya.
Baca: Update: 1.748 Kasus Baru per 28 Juli, Total Pasien Positif Covid-19 Mencapai 102 Ribu Orang
Dari pada langsung melibatkan ribuan sukarelawan Indonesia untuk uji klinis vaksin sinovac ini, lebih baik lakukan riset dan kajian mendalam tentang vaksin itu dengan melibatkan berbagai pihak yang berkompeten.
"Libatkan beberapa perguruan tinggi dan lembaga yang berkompten lainnya. Uji kebenaran apakah benar vaksin ini sebagai upaya untuk menyehatkan atau menyembuhkan masyarakat dari covid-19. Jadi tidak perlu ada relawan hampir 2000 orang itu. Karena WHO sendiri belum mengatakan kalo vaksin dari China ini betul terbukti menangkal dan mencegah Covid -19," ujar Guspardi.
Tidak hanya itu, Guspardi juga mendesak agar pemerintah membuka isi kandungan vaksin Sinovac asal China tersebut.
Baca: Anggota Dewan Hingga Staf Positif Covid-19, Gedung DPRD DKI Jakarta Ditutup 5 Hari
Sebab, mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim.
Jadi harus jelas isi dan kandungan vaksin ini apakah berasal dari tanaman, binatang, atau benda lainnya.
"Terutama kandungan apakah halal semuanya, karena kehalalan baksin ini adalah sesuatu hal yang tidak bisa dinafikan dan pelibatan MUI juga sangat diperlukan dalam pengembangan vaksin corona tersebut khususnya mengawal kaidah kehalalan vaksin sinovac ini," kata anggota Baleg DPR RI tersebut.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan segera menggelar uji klinis tahap ketiga vaksin Covid-19 asal China, yang dikembangkan Sinovac pada awal Agustus 2020 ini.
Saat ini pemerintah Indonesia telah menerima 2.400 vaksin.
Uji coba dilalukan pemerintah yang bekerjasama dengan PT Bio Farma.