Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

CDC Revisi Durasi Isolasi Pasien Corona Ringan, 10 Hari Boleh Keluar tanpa Harus Dites Ulang

Baru-baru ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC merevisi pedoman durasi isolasi pasien Covid-19 bergejala ringan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
MIT Technology Review
CDC juga mengatakan bahwa belum jelas apakah penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa pada Kamis (14/5/2020). Penyakit itu menimbulkan risiko baru bagi anak-anak. 

TRIBUNNEWS.COM - Baru-baru ini Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, CDC, merevisi pedoman durasi isolasi pasien Covid-19 bergejala ringan.

Menurut pedoman baru itu, orang yang positif corona bergejala ringan hingga sedang bisa meninggalkan isolasi tanpa harus dites negatif Covid-19.

Dikutip dari NBC News, banyak bukti menunjukkan kebanyakan orang positif corona tidak lagi menularkan penyakit di hari ke-10 sejak mulai mengalami gejala. 

Alhasil CDC menyarankan tidak mengetes pasien yang sudah pulih, untuk kedua kalinya.

Baca: Buronan Interpol AS Ditangkap di Bali, Produksi Film Porno Hingga Kronologi Penangkapan

Baca: Silih Serang AS vs China Itu Komoditas Politik Berbahaya Jelang Pilpres AS 2020

Presiden Donald Trump memegang foto coronavirus sebagai Dr. Steve Monroe, benar, dengan CDC berbicara kepada anggota pers di markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta pada hari Jumat, 6 Maret 2020. Perjalanan Presiden Trump ke Pusat-pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang secara singkat pergi pada hari Jumat karena kekhawatiran yang tidak berdasar bahwa seseorang di sana telah mengontrak virus corona, kembali aktif, memberi presiden kesempatan lagi untuk menenangkan kekhawatiran tentang penyebaran virus di Amerika.Presiden Donald Trump memegang foto coronavirus sebagai Dr. Steve Monroe, benar, dengan CDC berbicara kepada anggota pers di markas Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Atlanta pada hari Jumat, 6 Maret 2020. Perjalanan Presiden Trump ke Pusat-pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang secara singkat pergi pada hari Jumat karena kekhawatiran yang tidak berdasar bahwa seseorang di sana telah mengontrak virus corona, kembali aktif, memberi presiden kesempatan lagi untuk menenangkan kekhawatiran tentang penyebaran virus di Amerika.
Presiden Donald Trump memegang foto coronavirus. (Hyosub Shin / AP, Marietta Daily, Gwinnett Daily Post, WXIA-TV, WGCL-TV)

"Bagi kebanyakan orang dengan penyakit Covid-19, isolasi dan tindakan pencegahan umumnya dapat dihentikan 10 hari setelah onset gejala dan resolusi demam selama setidaknya 24 jam, tanpa menggunakan obat penurun demam, dan dengan perbaikan gejala lainnya," kata CDC.

Sementara itu bagi orang yang positif Covid-19 tanpa gejala, isolasi dan tindakan pencegahan lainnya bisa dihentikan 10 hari sejak tes PCR pertama.

Spesialis Penyakit Menular di Boston Medical Center, Joshua Barocas, mengatakan banyak dokter merasa kurang efektif dengan standar penanganan Covid-19 selama ini.

Menurutnya, hasil tes negatif sebagai syarat mengakhiri isolasi bukan solusi yang praktis.

"Apa yang kami lihat secara klinis sangat sejalan dengan pedoman baru ini, setidaknya untuk sebagian besar orang," katanya kepada NBC News.

"Itu adalah salah satu kasus di mana CDC sekarang mengejar ke dokter," tambahnya.

Namun, ada pengecualian bagi standar 10 hari isolasi ini.

Baca: Berbeda dengan Pernyataan Sebelumnya, Donald Trump Kini Minta Rakyat AS Pakai Masker

Baca: Ketika Trump Bersedia Bekerja dengan China Demi AS Peroleh Vaksin Covid-19

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan memiliki kemungkinan penularan yang lama, maka waktu isolasinya akan lebih lama juga.

"Untuk orang yang punya imun rata-rata, saya pikir kita bisa merasa cukup percaya diri bahwa setelah 10 hari, mereka tidak lagi menular," kata Dr. William Schaffner, spesialis penyakit menular di Universitas Vanderbilt.

Saat konferensi pers minggu lalu, Asisten Sekretaris Kesehatan Departemen Kesehatan AS, Brett Giroir, mengatakan standar hasil tes negatif Covid-19 untuk mengakhiri isolasi itu berawal dari penularan di kapal pesiar.

Ketika itu para penumpang terpaksa diisolasi di atas kapal dan mencoba segera keluar dari tempat tersebut.

"Itu tidak lagi diperlukan dan secara medis tidak perlu," katanya.

CDC juga mencatat fragmen virus ditemukan pada pasien hingga tiga bulan setelah timbulnya penyakit.

Meskipun demikian, potongan-potongan virus tersebut belum terbukti mampu menularkan penyakit.

"Anda bisa menjadi positif dengan tes PCR setelah lama tidak menular," kata Giroir saat briefing Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, 14 Juli.

"Beberapa orang dites empat hingga enam kali. Anda tidak perlu dites ulang kecuali sakit kritis atau punya kekebalan rendah sehingga bisa menularkan virus lebih lama," lanjutnya.

Ilustrasi Coronavirus. Setelah 7 karyawan sebuah pusat grosir di Sleman Yogyakarta positif covid-19, pengunjung lakukan tes rapid massal.
Ilustrasi Coronavirus. (CNN)

Baca: Setelah Laut China Selatan, Sungai Mekong Diprediksi Jadi Arena Baru dalam Konflik AS-China

Baca: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 14.610 per Dolar AS, Jumat 24 Juli 2020, Ini Kurs 5 Bank di Indonesia

Tes PCR atau polimerase mendeteksi materi genetik virus corona yang ada saat virus aktif.

Paramedis biasanya mengambil sampel dari hidung atau tenggorokan dengan usap nasofaring yang panjang.

Ketua Virologi dan Mikrobiologi di Baylor College of Medicine, Joseph Petrosino, menyambut baik revisi pedoman isolasi atau karantina CDC ini.

Sayangnya, Schaffner menilai rekomendasi ini akan membutuhkan waktu lama untuk diadopsi secara luas.

Namun, ketika nantinya rekomendasi ini sudah dilakukan, sistem pengujian Covid-19 akan lebih sederhana.

Apalagi Amerika Serikat tersandung dengan proses pengujian Covid-19 yang masih belum maksimal.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved