Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

WHO Konfirmasi Bukti Virus Corona Bisa Menular Lewat Udara, Namun Perlu Penelitian Lebih Lanjut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi adanya bukti virus corona bisa menular lewat udara atau airbone.

Penulis: Ika Nur Cahyani
AFP/FABRICE COFFRINI
Dari kiri Direktur Program Health Emergencies World Health Organization (WHO) Michael Ryan, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan WHO Technical Lead Maria Van Kerkhove menghadiri jumpa pers mengenai virus corona atau COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa Swiss, Rabu (11/3/2020). Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan penilaian bahwa virus corona jenis baru (COVID-19) sebagai pandemi. (Photo by Fabrice COFFRINI / AFP) 

"Kemungkinan penularan melalui udara dalam pengaturan publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, dan berventilasi buruk yang telah dijelaskan tidak dapat dikesampingkan."

"Namun, bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan," jelas Alleganzi.

Menyebar Melalui Tetesan dan Airbone Hanya Terjadi saat Tindakan Medis

Dikutip dari Science Times, WHO sebelumnya mengatakan virus corona menyebar melalui droplet atau tetesan dari batuk maupun bersin orang terinfeksi.

Selain itu, organisasi kesehatan itu mengatakan virus akan menghilang di udara dengan cepat karena partikelnya besar.

Namun, kini banyak ilmuwan yang meyakini SARS-CoV-2 itu dapat mengudara, artinya partikel virus bisa menetap di udara dan di dalam ruangan.

Menurut The New York Times, kenaikan kasus infeksi baru-baru ini terjadi pascapembukaan perkantoran. 

Ini mengonfirmasi klaim para ilmuwan soal virus corona menular lewat airbone, sejak beberapa bulan silam.

Ruangan bersiklus udara buruk, berkemungkinan besar menjadi pusat penyebaran wabah.

Sehingga masker sangat dibutuhkan untuk mencegah risiko penularan baik di dalam maupun luar ruangan.

Baca: Kronologi Penjemputan Paksa Jenazah PDP Corona di Dua RS di Medan, Ada yang Dibawa Pakai Angkot

Baca: Diperlukan Riset Panjang Terhadap Klaim Eucalyptus Dapat Bunuh Virus Corona

Warga RSS TNI AL Wonosari, Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, mengikuti rapid tes pada Bakti Sosial Penanggulangan Bencana Non Alam Penyebaran Wabah Covid-19, Rabu (8/7/2020). Bakti sosial itu untuk memutus mata rantai penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang masih berkembang, khususnya di wilayah Kota Surabaya. Dalam kegiatan tersebut didistribusikan 1.000 paket sembako, rapid test untuk 100 KK, pembagian 898 alat cuci tangan, dan 6 unit alat penyemprot disinfektan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga turut membantu dengan menyerahkan sejumlah bantuan seperti pendeteksi sebanyak 5 buah, 15.000 masker, 500 pampers, 26 liter cairan disinfektan, 100 baju hazmat. Surya/Ahmad Zaimul Haq
Warga RSS TNI AL Wonosari, Ujung, Kota Surabaya, Jawa Timur, mengikuti rapid tes pada Bakti Sosial Penanggulangan Bencana Non Alam Penyebaran Wabah Covid-19, Rabu (8/7/2020). Bakti sosial itu untuk memutus mata rantai penularan virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang masih berkembang, khususnya di wilayah Kota Surabaya. Dalam kegiatan tersebut didistribusikan 1.000 paket sembako, rapid test untuk 100 KK, pembagian 898 alat cuci tangan, dan 6 unit alat penyemprot disinfektan. Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga turut membantu dengan menyerahkan sejumlah bantuan seperti pendeteksi sebanyak 5 buah, 15.000 masker, 500 pampers, 26 liter cairan disinfektan, 100 baju hazmat. Surya/Ahmad Zaimul Haq (Surya/Ahmad Zaimul Haq)

Tenaga kesehatan pun mungkin membutuhkan masker N95 yang mampu menghadang droplet hingga virus airbone saat merawat pasien Covid-19.

Sistem ventilasi di sekolah, panti jompo, dan perkantoran juga perlu diberi filter yang lebih kuat.

Selain itu, lampu ultraviolet mungkin dibutuhkan untuk membunuh partikel virus yang mengambang di dalam ruangan.

Namun dalam jurnal Covid-19 terbarunya yang dirilis pada 29 Juni lalu, WHO mengatakan penularan melalui udara kemungkinan terjadi bila ada prosedur medis yang menyebabkan virus itu aerosol, atau menjadi partikel kecil yang mengambang di udara (intubasi).

Partikel itu lebih kecil dari 5 mikron, dimana satu mikron sama dengan sepersejuta meter.

Sehingga masker N95 hanya digunakan ketika mengalami keadaan tersebut, menurut WHO.

Di sisi lain, selama ini WHO merekomendasikan cuci tangan untuk menghindari penularan wabah dari permukaan benda.

Nyatanya hanya ada sedikit bukti adanya penularan virus corona melalui permukaan benda, menurut CDC.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved