Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Di Depan Jokowi, Ahli Epidemiologi Sebut Covid-19 di Indonesia Tidak Memburuk meski Kasus Baru Naik

Hal itu disampaikan Dewi saat menjelaskan data-data Covid-19 dalam aplikasi Bersatu Lawan Covid-19 di Istana yang disiarkan secara live di KompasTV

Penulis: Daryono
Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu, (14/6/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ahli Epidemiologi, Dewi Nur Aisyah menyebut kondisi laju penularan virus Corona atau Covid-19 di Indonesia tidak dalam kondisi buruk, meski jumlah kasus harian bertambah setiap harinya. 

Hal itu disampaikan Dewi saat menjelaskan data-data Covid-19 dalam aplikasi Bersatu Lawan Covid-19, di Istana yang disiarkan secara live di KompasTV, Rabu (24/6/2020). 

Dewi memaparkan data-data Covid-19 tersebut di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggelar konferensi pers. 

Ahli epidemiologi Dewi Aisyah memaparkan tentang data Covid-19 di hadapan Presiden Jokowi, Rabu (24/6/2020)
Ahli epidemiologi Dewi Aisyah memaparkan tentang data Covid-19 di hadapan Presiden Jokowi, Rabu (24/6/2020) (Tangkap layar KompasTV)

Dalam penjelasannya, Dewi menyampaikan, berdasarkan data yang ada, pada pertengahan Mei yakni tanggal 11-17 Mei, terdapat 26 ribu orang yang diperiksa terkait Covid-19. 

Dari pemeriksaan itu, sebanyak 13 persen positif Covid. 

Baca: Sekeluarga di Bengkulu Positif Corona: Orang Tua Meninggal, sang Anak Isolasi Mandiri di Rumah Duka

Kemudian, data terakhir yakni pada 21 Juni, jumlah orang yang diperiksa terkait Covid-19 naik drastis menjadi 53 ribu orang. 

Dari 53 ribu orang yang diperiksa itu, ternyata jumlah pasien positif sebanyak 14 persen. 

Hal itu berarti, kata Dewi, rata-rata jumlah pasien positif atau positif rate-nya masih sama meski jumlah pemeriksaannya lebih besar. 

"Semua orang kadang bingung, kenapa kita angkanya harian bertambah besar? Begini, per pekan kemarin sampai dengan tanggal 21 Juni, dalam satu minggu kita melakukan pemeriksaan 53 ribu orang diperiksa. Dari 26 ribu (orang yang diperiksa) pada pertengaan Mei naik menjadi 53 ribu. Tapi kita lihat positif rate-nya, dari 13 persen menjadi 14 persen," terang dia. 

Perbandingan data itu, menurut Dewi, menunjukkan laju penyebaran virus Corona di Indonesia tidak memburuk. 

Hal ini karena jumlah orang yang dites semakin besar, sementara orang yang dinyatakan positif tidak mengalami kenaikan tajam. 

"Artinya apa, laju penularan masih sama di Indonesia. Kita tidak bisa bilang bahwa kondisinya memburuk, tidak."

"Kondisinya sama tapi dengan testing yang lebih baik, testing yang lebih banyak. Kita bisa mengisolasi pasien-pasien yang dapat berpotensi menularkan kepada orang-orang kelompok rentang."

"Ini adalah bentuk pencapaian yang harus kita pahami. Bahwa tidak hanya jumlah kasus yang kita lihat tetapi berapa jumlah pemeriksaan yang kita lakukan," bebernya. 

Baca: Puan: Bersama Pemerintah, DPR Akan Evaluasi Bansos Corona

Lebih lanjut, Dewi menjelaskan, melalui data di aplikasi Bersatu Lawan Covid-19, bisa diketahui juga daerah mana mengalami peningkatan kasus positif secara tajam. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved