Selasa, 7 Oktober 2025

Dexamethasone Disebut Efektif Jadi Obat Covid-19 di Inggris, Ada Banyak di Indonesia, Harganya Murah

Berdasarkan hasil uji coba di Inggris, dexamethasone ( deksametason) disebut efektif menyelamatkan nyawa pasien Covid-19.

Editor: Daryono
Arman SOLDIN / AFP
Satu kotak obat injeksi dexamethasone dipotret di sebuah toko kimia di London pada 16 Juni 2020. dexamethasone pada hari Selasa diperlihatkan sebagai obat pertama yang secara signifikan mengurangi risiko kematian di antara kasus COVID-19 yang parah, dalam hasil percobaan dipuji sebagai "terobosan besar" dalam perang melawan penyakit ini. 

Potensi luar biasa

Hasil uji coba ini sangat menjanjikan.

Pasalnya, sekitar 40 persen pasien Covid-19 yang menggunakan ventilator berakhir meninggal karena seringkali respons inflamasi tubuh yang tidak terkendali terhadap virus.

Sementara itu, angka kematian pasien dengan ventilator yang diberi dexamethasone turun menjadi kurang dari 30 persen.

"Ini adalah terobosan besar. Dexamethasone adalah obat pertama dan satu-satunya yang menunjukkan perbedaan signifikan terhadap kematian pasien Covid-19," kata Nick Cammack, pemimpin pemercepat terapeutik Covid-19 di badan amal kesehatan Wellcome Trust.

"Obat ini berpotensi mencegah satu kematian pada delapan pasien yang bernapas dibantu ventilator," imbuh dia.

Kendati demikian, percobaan menunjukkan bahwa dexamethasone tidak efektif dalam merawat pasien Covid-19 dengan kasus ringan.

Obat yang pernah diuji untuk Covid-19

Sejumlah obat telah diuji coba sebagai pengobatan terhadap Covid-19.

Uji coba obat anti-arthritis hydroxychloroquine dihentikan setelah sebuah studi yang terbit di jurnal medis The Lancet menyatakan bahwa obat ini tidak memberi manfaat untuk pasien Covid-19 dan justru meningkatkan risiko kematian.

Studi itu memang ditarik lagi karena inkonsistensi data.

Baca: Data Terkini Corona di Kota Mataram NTB: 18 Penambahan Kasus Baru, Total 415 Positif, 24 Meninggal

Namun studi lain terkait hydroxychloroquin menyimpulkan hal yang sama.

Selain itu ada remdesivir.

Temuan pada bulan April menunjukkan obat ini tidak memberi manfaat klinis yang signifikan untuk pasien Covid-19.

Menurut Stephen Griffin, profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Leeds mengatakan, fakta bahwa ada obat dengan harga terjangkau yang memberi manfaat untuk pengobatan Covid-19 dengan kasus parah adalah hal yang sangat penting.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved