Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Ketua Umum IDAI Tegaskan Sekolah Tidak akan Dibuka Segera karena Kasus Covid-19 Anak Masih Tinggi

Pada Mata Najwa Rabu, (10/6/2020) lalu Ketua Umum IDAI, dr. Aman Bhakti Pulungan menegaskan agar sekolah tidak dibuka dahulu.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Ifa Nabila
Najwa Shihab Youtube
Tegas, Ketua IDAI Sarankan Sekolah Tidak Dibuka Dahulu karena Kasus Covid-19 Anak Masih Tinggi 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua IDAI, dr. Aman Bhakti Pulungan menegaskan agar sekolah tidak dibuka dahulu di tengah pandemi virus corona.

Pernyataan itu dilontarkan Aman dalam acara Mata Najwa Rabu, (10/6/2020) lalu.

Ditanya tentang pernyataan IDAI yang menolak untuk membuka sekolah, dokter Aman mengatakan bahwa kasus anak masih tinggi.

"Memang kami mengeluarkan rekomendasi, karena kami yang merawat anak dan kami lihat bahwa kami harus selamatkan anak Indonesia," kata Aman.

"Saya masih ingat tanggal 19 diundang Nana, pada saat itu masih satu anak yang meninggal."

"Kasus saat itu belum sampai 20 yang positif, sekarang yang positif 1000 lebih, PDP 5000-an yang meninggal 30," jelasnya.

Dokter Aman menjelaskan bahwa jumlah ini bukanlah sekadar angka.

Dia menyoroti tingginya kasus infeksi Covid-19 pada anak saat ini.

"1200 itu berapa orang keluarga yang akan kehilangan ketika dia isolasi atau ada yang meninggal," ujarnya.

Angka-angka tersebut IDAI-lah yang mengamati selama ini.

Aman juga bertanya kepada Wali kota Bogor, Bima Arya tentang pengalamannya diisolasi saat terkena Covid-19 beberapa bulan lalu.

"Anak saya dokter Pak Wali Kota, hari Selasa ODP, hari Jumat Pneumonia dan ini hancur hati kami melihat dia diisolasi, Pak Wali Kota harusnya sadar perasaan ini," kata Aman.

Baca: Ridwan Kamil Tidak Ingin Buru-buru Buka Sekolah di Jawa Barat

Baca: Pengamat: Sikap Hati-hati Pemerintah untuk Putuskan Pembukaan Sekolah Sudah Tepat

Staf Sarana Prasarana SMAN 5 Bandung, Soni Gurniwa memasang poster terkait pencegahan virus corona (Covid-19) di papan pengumuman di SMAN 5, Jalan Belitung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/6/2020). Langkah tersebut dilakukan sebagai persiapan sekolah menerapkan protokol kesehatan mencegah Covid-19 jelang diaktifkannya proses belajar mengajar di sekolah memasuki masa new normal atau kenormalan baru, di antaranya membatasi jumlah siswa di dalam kelas dengan cara penerapan jarak duduk, menyediakan fasilitas cuci tangan di setiap kelas, pembagian jam masuk sekolah, dan menggunakan masker. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Staf Sarana Prasarana SMAN 5 Bandung, Soni Gurniwa memasang poster terkait pencegahan virus corona (Covid-19) di papan pengumuman di SMAN 5, Jalan Belitung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/6/2020). Langkah tersebut dilakukan sebagai persiapan sekolah menerapkan protokol kesehatan mencegah Covid-19 jelang diaktifkannya proses belajar mengajar di sekolah memasuki masa new normal atau kenormalan baru, di antaranya membatasi jumlah siswa di dalam kelas dengan cara penerapan jarak duduk, menyediakan fasilitas cuci tangan di setiap kelas, pembagian jam masuk sekolah, dan menggunakan masker. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Berkaitan dengan kesiapan sekolah, sejatinya IDAI telah mempersiapkan protokol kesehatan yang nantinya dilaksanakan.

"Kami sudah dua kali diundang rapat oleh Kemenkes dan Kemendikbud dan ada gugus tugas pada saat itu."

"Pada saat itu semua alihnya diserahkan kepada gugus tugas kapan sekolah ini akan dimulai."

Namun, meski IDAI telah mempersiapkan semua protokol, kondisi anak masih memprihatinkan.

Aman menjelaskan bahwa saat ini masih banyak anak yang sakit hingga meninggal karena wabah.

"Dengan data seperti ini yang setiap waktu masih meningkat angka kematian anak, yang setiap waktu masih meningkat anak yang sakit, kami menganggap belum cukup saatnya untuk dibuka sekolah saat ini," tegas Aman.

Aman juga melempar kekhawatiran itu pada beberapa narasumber di Mata Najwa, terkait kesiapan untuk membawa anak masuk sekolah minggu depan ini.

Ketua IDAI ini menilai bahwa kesiapan sekolah juga masih dipertimbangkan banyak negara di dunia.

"Tadi pagi saya tanya lagi dengan Pakistan Pakistan belum siap. Jumlah pemeriksaan mereka lima kali dari kita," jelas Aman.

"Malaysia 20 kali (tes) dari kita mereka belum siap, Singapura sudah siap mereka itu pemeriksaannya 50 kali dari kita," tambahnya.

Aman memberikan contoh kasus anak yang positif Covid-19 setelah sekolah dibuka.

Dengan kontrol yang ketat, anak-anak masih beresiko terinfeksi meskipun tidak langsung dari sekolahnya.

Najwa lantas menanyakan, apakah Indonesia masih sulit menjalankan kontrol kesehatan yang ketat.

"Ya kita melihat sendiri saja kejadiannya, saya masih lihat tadi, pak Pandu masih mengatakan pakai masker saja orang tidak bisa," jelas Aman.

Petugas PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) memberikan informasi kepada calon siswa baru yang akan mendaftar ke SMA di ruang konsultasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 Jawa Barat di SMAN 3, Jalan Belitung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/6/2020). Pendaftaran PPDB tingkat SMA, SMK, dan SLB 2020 Jawa Barat sudah dibuka. PPDB tahap pertama diperuntukkan bagi para pendaftar jalur non-zonasi, yakni meliputi jalur afirmasi, jalur perpindahan orang tua, jalur anak guru, dan jalur prestasi nilai akademik rapor atau prestasi lomba. PPDB tahun ini seluruhnya dilaksanakan secara online (daring) kecuali SLB, pendaftarannya dapat dilakukan secara mandiri maupun oleh sekolah asal. Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Petugas PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) memberikan informasi kepada calon siswa baru yang akan mendaftar ke SMA di ruang konsultasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 Jawa Barat di SMAN 3, Jalan Belitung, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (8/6/2020). Pendaftaran PPDB tingkat SMA, SMK, dan SLB 2020 Jawa Barat sudah dibuka. PPDB tahap pertama diperuntukkan bagi para pendaftar jalur non-zonasi, yakni meliputi jalur afirmasi, jalur perpindahan orang tua, jalur anak guru, dan jalur prestasi nilai akademik rapor atau prestasi lomba. PPDB tahun ini seluruhnya dilaksanakan secara online (daring) kecuali SLB, pendaftarannya dapat dilakukan secara mandiri maupun oleh sekolah asal. Tribun Jabar/Gani Kurniawan (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Baca: Sekolah Kedinasan di 6 Instansi Ini Resmi Dibuka, Catat Tanggal Pendaftarannya

Baca: Ingin Dianggap Keren Saat Sekolah, Boy William Sampai Lakukan Perampokan Kecil-kecilan

Menurutnya peraturan perlu melihat kondisi lapangan saat ini.

"Jadi kita tidak bisa mengeluarkan peraturan tanpa melihat, saya melihatnya semua dan semua lapor pada kita."

Bedasarkan analisa pakar, Aman menjelaskan bahwa sekolah bisa dibuka bila sistem kesehatan anak juga terjamin.

"Sekarang ini seluruh ketua IDAI sangat takut karena ada satu hal."

"Analisis dari teman saya di Inggris mengatakan ketika dibuka sekolah daerah itu harus siap dengan ICU anak, berapa ruang isolasi, dan berapa kekuatan dokter anak di situ," tegas Aman.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved