Virus Corona
Prediksi Akhir Pandemi Corona di Indonesia, September 2020 Selesai
Dosen Universitas Kristen Petra Surabaya prediksi berakhirnya pandemi corona di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Pada 11 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi bahwa Indonesia menghadapi pandemi virus Corona.
Sejak hari itu, update mengenai jumlah kasus Covid-19 secara berkala diumumkan oleh Kementrian Kesehatan RI.
Dua dosen itu adalah Dra Indriati Njoto Bisono, M.Sc., Ph.D, dan Ir. Drs.Ec., Hanijanto Soewandi., M.Eng, Ph.D.
“Riset ini butuh waktu sebulan. Kami berdua bekerja hampir setiap hari untuk mengumpulkan data, menulis script dan memodelkan data covid-19 dengan segala tantangan dan pernak-perniknya.”, ungkap Indriati Njoto Bisono dan Hanijanto Soewandi saat dihubungi melalui ponselnya, dalam rilis ke TribunJatim.com.
Indriati Njoto Bisono adalah Kepala Program IBE UK Petra sedangkan Hanijanto Soewandi adalah dosen luar biasa program IBE UK Petra yang saat ini menjabat sebagai Vice President di MicroStrategy Technology, perusahaan software di bidang Business Intelligence/Business Analytics, USA.
Harapan berakhirnya pandemi Covid-19 selalu bergema di hati setiap insan, bak orang yang berjalan di lorong gelap.
Baca: UPDATE Corona Global Rabu, 10 Juni 2020: Kasus di Amerika Tembus Lebih dari 2 Juta
Baca: Fahri Hamzah: Semua Negara Gelagapan Tangani Wabah Virus Corona
Baca: Peringatan WHO: Situasi Pandemi Corona Memburuk, Ada Lebih dari 100 Ribu Kasus pada 9 Hari Terakhir
Oleh karena itu Indri dan Hani berusaha memprediksi kapan pandemi berakhir, sehingga hasil prediksi dapat memberikan sedikit cahaya di ujung lorong sehingga ada harapan untuk “menari” kembali.
“Data untuk prediksi worldwide dan data per provinsi di Indonesia di ambil dari sumber resmi Kementrian Kesehatan RI. Sedangkan model yang dipakai untuk memprediksi tidak hanya satu melainkan tiga model, dari ketiganya diambil yang terbaik,” urai Indri melalui whatsAppnya.
Ketiga model yang digunakan awalnya dibangun untuk memprediksi pertumbuhan populasi (Logistic Model), tingkat penjualan dengan menambahkan faktor word of mouth (Bass Model) dan perkembangan sel tumor (Gompertz).
"Dalam kasus covid-19 secara natural kita percaya jumlah orang yang terinfeksi akan mengikuti kurva S, meningkat perlahan-lahan kemudian meningkat cepat dan akhirnya mencapai nilai tertentu, tidak akan membesar tanpa batas.
Ketiga model tersebut mempunyai sifat seperti ini, sehingga bisa kita pakai untuk memodelkan pandemi covid-19. Tambahan pula, ketiga model ini lebih sederhana dibanding model SIR (Susceptible - Infectious - Recovered), namun tetap mempunyai kemampuan tinggi untuk memprediksi wabah covid-19 dan lebih mudah dilakukan," jelasnya.
Presentasi hasil penelitian ini ditayangkan dalam dashboard yang diberdayakan oleh MicroStrategy, dan dapat diakses worldwide di laman Data Science and Innovation Laboratory IBE (dsi.ibe.petra.ac.id/covid19).
Data dan prediksi terus menerus diperbaharui, ini yang dikenal dengan predictive monitoring. Hasil prediksi sangat tergantung pada data yang masuk dan akan berubah-ubah mengikuti pola data.
Akan tetapi sekali lagi hal ini bukan model pengambilan keputusan, melainkan model Time Series yang menggambarkan hasil dari keputusan-keputusan pemerintah dan organisasi di Indonesia (atau di dunia) dalam menangani pandemi Covid-19 ini.
“Jika tidak ada perubahan yang mencolok dan vaksin belum ditemukan, maka untuk Indonesia pandemi diprediksi akan berakhir sekitar akhir September 2020. Sedangkan untuk Jawa Timur, berdasarkan data mulai 25 Maret sampai dengan 5 Juni 2020 pandemik diprediksi akan berakhir sekitar pertengahan Agustus 2020. Prediksi untuk 33 provinsi yang lain dapat di monitor di laman dsi.ibe.petra.ac.id”, ujar Indri.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul "Lakukan Riset Covid-19 Selama Sebulan, Dosen UK Petra Prediksi Corona Berakhir, Jatim Agustus"