Virus Corona
Bertambah 147 Orang, Kini Total Kasus Positif Covid-19 di DKI Jakarta Berjumlah 8.423
Dengan adanya tambahan tersebut, kini total kasus positif virus corona di DKI Jakarta berjumlah 8.423 orang.
Penulis:
Danang Triatmojo
Editor:
Adi Suhendi
"Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 1.241 orang sehingga menjadi total kasus positif sebanyak 34.316 orang," ujar Achmad Yurianto dalam siaran BNPB, Rabu (10/6/2020).
Baca: 40 Orang Jalani Tes Swab Setelah Bersentuhan Dengan Bayi Berusia 50 Hari yang Positif Covid-19
Baca: Kepala Bakamla Aan Kurnia: Masalah di Laut China Selatan Punya Potensi Konflik dengan Indonesia
Baca: Bertemu Menhan, Pimpinan MPR RI Bahas Pokok-pokok Haluan Negara dan RUU HIP
Dari jumlah tersebut, Achmad Yurianto mengatakan sebanyak 12.129 pasien dinyatakan sembuh setelah terjadi penambahan pasien sembuh sebanyak 715 orang.
"Sementara jumlah yang meninggal dunia menjadi 1.959 orang setelah penambahan 36 orang," katanya.
Seperti diketahui, pada Selasa (9/6/2020) kemarin, kasus positif total ada sebanyak 33.076 kasus.
Sementara, jumlah pasien sudah sembuh menjadi 11.414 orang. Adapun total pasien meninggal dunia sebanyak 1.923 orang.
Epidemiolog UI Nilai Kasus Covid-19 Akan Tetap Tinggi Jika Kepatuhan Ikuti Protokol Kesehatan Rendah
Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Prof Budi Haryanto menyoroti soal melonjaknya kasus positif Covid-19 yang tembus seribu orang pada hari Selasa (9/6/2020) kemarin.
"Kalau dilihat dari peningkatan signifikan jumlah spesimen yang diperiksa beberapa hari terakhir, maka tingginya jumlah kasus positif sudah bisa diperkirakan," kata Budi kepada Tribunnews, Rabu (10/6/2020).
Menurut Budi, hari-hari selanjutnya kemungkinan ada kasus baru dengan jumlah yang tinggi jika jumlah spesimen tersebut dikombinasikan dengan rendahnya ketaatan masyarakat menjalankan protokol kesehatan.
"Kontaminasi di tempat umum, kebiasaan cuci tangan yang belum membudaya, masih ada saja yang tidak menggunakan masker di kerumunan, kemungkinan di hari-hari ke depan akan terlaporkan kasus-kasus baru dengan jumlah yang tinggi," kata Budi.
Baca: Fakta-fakta Mahasiswi UMM Ini Telah Dinyatakan Lulus Skripsi Meski Masih Semester 6
Alasannya, kunci dari pencegahan penularan, dikatakan Budi, adalah jaga jarak dan perlindungan diri ketika keluar rumah dan bertemu dengan orang lain.
Pemerintah, menurutnya, sudah berupaya melakukan berbagai upaya, termasuk mengaturnya jarak antrean, public transport, tempat duduk.
Baca: Ratusan Personel Polresta Tangerang Jalani Rapid Test, Ini Hasilnya
"Dan yang paling penting melakukan edukasi, sosialisasi dan pengawasan terus menerus terhadap terlaksananya kedua kata kunci di atas," ujarnya.
Budi menilai harus ada kekuatan besar yang perlu digerakkan saat ini, yaitu keterlibatan masyarakat dan individu dalam ‘mengawasi’ terlaksananya dua kata kunci tersebut.
"Kita sendiri secara individu harus menaatinya dan kita mengingatkan oang lain yang tidak mematuhi, seperti menjauhi atau menjauhkan orang yang semakin mendekati kita, menegur yang tidak pakai masker, dalan lain sebagainya," kata Budi.