Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Ma'ruf Sebut Jika Protokol Kesehatan Dikelola Baik, Pesantren Lebih Aman Dibanding Sekolah

Ma'ruf memahami kekhawatiran semua pihak terkait rencana pembukaan institusi pendidikan atau sekolah dan pesantren di masa-masa transisi Covid-19 ini.

Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
SURYA/DONI PRASETYO
Kawasan Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, terutama jalan utama menuju Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah, ditutup total bagi pendatang dan pelintas, begitu juga sebaliknya 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut pesantren lebih aman dalam hal pelaksanaan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Ma'ruf memahami kekhawatiran semua pihak terkait rencana pembukaan institusi pendidikan atau sekolah dan pesantren di masa-masa transisi Covid-19 ini.

Menurutnya, semua itu bisa dilakukan jika pengelolaannya pun baik.

"Kalau sekolah itu kan bolak-balik, kalau masuk, pergi, di jalan juga, di rumah juga, di sekolah juga. Kalau di pesantren itu kan asal dari awal sudah ditata, dan mereka yang masuk sudah aman, bebas Covid-19, kemudian juga mereka berada di dalam, dikarantina, dan dia tidak keluar ke mana-mana," kata Ma'ruf dalam pesan suara yang diterima, Selasa (8/6/2020).

Baca: Santri Ponpes di Kediri Diminta Isolasi Mandiri Selama Seminggu jika Ingin Kembali Mondok

Para santri, dikatakan Ma'ruf, juga dibatasi dalam hal menerima kunjungan dari orang-orang dekat demi sterilnya mereka dari kemungkinan tertular Covid-19.

"Sebenarnya pesantren lebih aman, tetapi memang harus disiapkan. Jangan begitu datang tanppa ada pemeriksaan, ada tamu masuk. Itu yang harus dijaga," lanjutnya.

"Tinggal melakukan pemeriksaan secara berkala supaya jangan sampai ada yang terkena. Menurut saya, sebetulnya bisa lebih dikontrol dibandingkan dengan sekolah," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan pihaknya tidak ingin gegabah untuk segera membuka kembali kegiatan di pesantren.

Fachrul beralasan tidak ingin para santri tertular virus corona jika kegiatan pesantren dibuka kembali.

"Kita punya 28 ribu lebih pesantren tapi, kita sepakat jangan gegabah. Kalau gegabah sekali nanti kita justru membuat anak-anak yang sehat menjadi sakit," ujar Fachrul di Kantor Kemenag, Jakarta, Kamis (28/5/2020).

Meski begitu, Fachrul memberikan kesempatan pada pihak yang ingin membuka kembali pesantren. Namun Kemenag akan memantau kesiapan pesantren serta kondisi wilayah terkait dengan pandemi corona.

Kemenag tidak akan memberikan izin, jika pesantren tersebut dinyatakan belum siap kembali membuka kegiatannya.

"Kita silakan jika ada yang menyarankan pesantren yang sudah siap untuk dibuka kembali. Sampaikan ke Kemenag dan Kemenag akan kirim tim, untuk melihat dia betul-betul sudah siap dibuka belum," ucap Fachrul.

"Kalau sudah siap kita dukung, kalau belum, ya jangan dulu lah," tambah Fachrul.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved