Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Jika Kemampuan Tes Corona Meningkat, Pakar Sebut Indonesia Bisa Catatkan 1.200-1.400 Kasus per Hari

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif menilai Indonesia bisa catat 1.200 hingga 1.400 kasus tambahan per hari.

istimewa
Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 gelar rapid test di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, menyebut kemampuan Indonesia melakukan tes virus corona (Covid-19) mengalami peningkatan.

Hal ini terlihat dari adanya dua kali penambahan kasus harian di atas 900 kasus.

Penambahan tertinggi tercatat pada 21 Mei dengan 973 tambahan kasus.

Kemudian tambahan tertinggi kedua terjadi pada 23 Mei dengan 949 kasus.

"Dua kali kenaikan tinggi di atas angka 900, saya kira itu menggambarkan kemampuan pemeriksaan tes kita menjadi lebih baik, bukan menggambarkan puncak wabah," ucapnya, Selasa (26/5/2020) dilansir Youtube Metro TV.

Baca: Sambut New Normal, KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo Canangkan Program 100 Hari

Syahrizal menyebut Indonesia akan mencapai puncak wabah jika kemampuan tes cukup baik.

"Pak Jokowi menginginkan tes 10 ribu per hari, saya kira kita sedang mengarah ke sana," ungkapnya.

"Dengan adanya kasus 900-an, itu artinya kemampuan tes laboratorium kita di angka 8.000-an," ungkap Syahrizal.

Menurutnya, Indonesia bisa saja mencapai penambahan kasus lebih dari seribu per hari jika memiliki kemampuan tes spesimen seperti yang diharapkan presiden.

"Jadi, angka yang nanti muncul itu perkiraannya antara 1.200 sampai 1.400 dan itu akan bisa kita capai dalam minggu-minggu ke depan," ungkap Syahrizal.

"Dengan kemampuan memeriksa spesimen yang lebih baik kita akan mendapatkan angka puncaknya," ungkap Syahrizal.

Gelombang Kedua Pascalebaran

Sementara itu Syahrizal menilai terlalu dini memberi label gelombang kedua atau second wave penularan virus corona.

Terutama di momen pascalebaran.

"Kita mungkin tidak menyebutnya sebagai second wave atau gelombang kedua, karena sampai saat ini kita belum mencapai gelombang pertama," ujar Syahrizal.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved