Sabtu, 4 Oktober 2025

Siapkah Indonesia dengan New Normal? Ahli Epidemiologi Jelaskan Tatanan Baru Kehidupan Ini

Pandemi corona diyakini para ahli masih membutuhkan waktu lama untuk merebak di dunia, sehingga tatanan kehidupan baru harus dilakukan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pedagang yang memiliki toko di luar gedung Pasar Jatinegara Jakarta masih tetap berjualan dan ramai pembeli menjelang lebaran, Rabu (20/5/2020). Gedung Pasar Jatinegara sendiri sudah ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan pedagang yang memiliki toko di dalam gedung pasar mensiasati dengan berjualan secara online. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Menurutnya pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi untuk menyiapkan tatanan hidup baru.

"Bukan hanya masyarakat saja, kita lihat peran pemerintah pun masih lemah dalam menyiapkan tatanan kehidupan baru nanti," tambahnya.

"Ini yang jangan menyalahkan masyarakat saja," ungkap Pandu.

Suasana antrean penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Kamis 14 Mei 2020.
Suasana antrean penumpang di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Kamis 14 Mei 2020. (ist)

Menurutnya pandemi corona ini masih lama, sehingga mungkin dalam dua atau tiga tahun 'new normal' harus terus dilakukan.

Sayangnya pemerintah masih lemah dalam mengatur kebiasaan baru ini.

"Kelemahannya adalah pemerintah belum punya rencana jangka panjang bagaimana memasuki tatanan baru ini," kata Pandu.

"Jangan lagi punya kebijakan-kebijakan yang saling bertentangan sehingga masyarakat bingung, pemerintah daerah juga bingung," lanjutnya.

Selain itu, tokoh masyarakat dan sosial media perlu dimaksimalkan dalam mendidik masyarakat perihal ini.

Sehingga nantinya orang-orang merasa sukarela dengan aturan kehidupan yang baru sebagai upaya menghindari infeksi.

Pedagang yang memiliki toko di luar gedung Pasar Jatinegara Jakarta masih tetap berjualan dan ramai pembeli menjelang lebaran, Rabu (20/5/2020). Gedung Pasar Jatinegara sendiri sudah ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan pedagang yang memiliki toko di dalam gedung pasar mensiasati dengan berjualan secara online. TRIBUNNEWS/HERUDIN
Pedagang yang memiliki toko di luar gedung Pasar Jatinegara Jakarta masih tetap berjualan dan ramai pembeli menjelang lebaran, Rabu (20/5/2020). Gedung Pasar Jatinegara sendiri sudah ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan pedagang yang memiliki toko di dalam gedung pasar mensiasati dengan berjualan secara online. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Baca: Pusat Taman Nasional Terpopuler di AS, Utah Mencoba New Normal pada Pengunjung

Baca: Fadli Zon Kritik Wacana Pemerintah soal New Normal: Sebelum Covid-19 Kita Sudah Normal?

"Tidak bisa hanya mengimbau, petunjuknya harus jelas, operasionalnya harus jelas, program-programnya harus terukur dan bisa dievaluasi," jelas Pandu.

Dia menyoroti pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menurutnya selama ini belum terukur dan dievaluasi dengan baik.

Sehingga tingkat keefektivitasan dan dampaknya tidak diketahui secara pasti.

"Menurut saya pemerintah juga harus berubah, kalau tidak berubah kita seperti menghadapi negara yang masih tidak jelas tujuannya dan mau kemana kita akan mengadapi semua ini," kata ahli epidemiologi ini.

Sebelumnya, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan setidaknya terdapat tiga landasan mengapa Indonesia perlu kembali bekerja secepatnya.

Denny JA mengatakan, secara bertahap, Indonesia dapat memulai kembali bekerja di luar rumah pada Juni 2020 mendatang.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved