Virus Corona
Soal 'Indonesia Terserah', Ketua IAKMI: Itu Wujud Advokasi, Kami Ingin Semua Sadar
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)Indonesia Terserah merupakan bagian dari advokasi para tenaga medis.
"Di sini memang kami organisasi profesi kesehatan menginginkan kesadaran semua, mari sama sama kita putus rantai covid dengan memberlakukan PSBB dengan baik," ungkapnya.
Baca: Anggota DPR: Indonesia Terserah Muncul Karena Pemerintah Plin-Plan PSBB
Pandangan Psikologis
Sementara itu, fenomena 'Indonesia Terserah' dipandang psikolog sebagai wujud rasa lelah para tenaga medis.
Hal itu disampaikan Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah.
"Mungkin mereka lelah, lelah fisik dan psikologis sehingga membuat mereka merasa kecewa, sedih, kemudian mau marah, ini manusiawi namun mereka tidak bisa berkata-kata lagi," ungkap Hudaniah kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Selasa (19/5/2020).

Hudaniah menyebut, hal ini bukanlah wujud tenaga medis menyerah dari tugas yang mereka emban.
"Kalau saya menilai bukan menyerah dalam arti kemudian tidak melakukan apapun, tidak berusaha apapun, saya kira tidak," ujar Hudaniah.
"Para tenaga medis baik dokter maupun perawat saya kira sudah memiliki komitmen yang teruji," imbuhnya.
Hudaniah mengungkapkan, para tenaga medis baik dokter maupun perawat telah memiliki komitmen yang luar biasa.
"Tidak semua orang berani mengambil risiko apalagi tenaga medis yang tentu tahu risiko terinfeksi virus corona dibanding kita yang bukan tenaga medis," ungkapnya.
Baca: Ajak Berdamai dengan Corona, Ganjar: Masyarakat Butuh Literasi Cukup Tentang Covid-19
Ungkapan 'Indonesia Terserah' menurut Hudaniah diungkapkan para tenaga medis karena mereka tahu kondisi riil pasien corona.
"Mereka sudah menangani pasien di rumah sakit sekian lama," ujarnya.
Hudaniah menilai, munculnya kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa saja menjadi pemicu hal tersebut.
"Saat ini, ada istilah relaksasi atau kelonggaran dalam beberapa waktu terakhir. Inilah pemicunya, yang diketati saja korban sangat banyak, kemudian sekarang ada pelonggaran pelabuhan, bandara, dan adanya kerumunan lainnya," ujarnya.
Ada banyaknya kerumunan ini, lanjut Hudaniah, membuat para tenaga medis membayangkan kemungkinan apa yang akan terjadi.