Virus Corona
Presiden Jokowi: Belum Ada Pelonggaran PSBB
Hal itu disampaikan presiden dalam rapat terbatas penanganan penyebaran Covid-19, Senin (18/5/2020).
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada pelonggaran atau relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Hal itu disampaikan presiden dalam rapat terbatas penanganan penyebaran Covid-19, Senin (18/5/2020).
"Karena jangan muncul nanti, keliru ditangkap masyarakat bahwa pemerintah sudah mulai melonggarkan PSBB, belum," kata Presiden.
Pemerintah baru mempersiapkan skenario adanya pelonggaran PSBB. Skenario tersebut akan diterapkan pada momentum yang tepat.
"Setelah melihat data-data dan fakta-fakta di lapangan, biar semuanya jelas," katanya.
Pelonggaran PSBB menurut presiden harus diputuskan dengan hati-hati.
Jangan sampai keputusan yang dibuat justru memperparah penyebaran Covid-19.
"Karena kita harus hati-hati jangan keliru kita memutuskan," pungkasnya.
Ada Kemajuan
Sementara itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Jawa Barat, Ridwan Kamil melaporkan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di wilayahnya dapat menurunkan kurva kasus Covid-19.
"Sebelum PSBB kasus harian kita ada di 40-an kasus per hari. Di akhir PSBB ini, di hari ini saya wawancara itu sudah turun ke 21 sampai 24 kasus per hari," ungkap Ridwan Kamil dalam keterangannya melalui video yang ditayangkan di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (16/5/2020).
Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, juga mengatakan sebelumnya ada peningkatan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit (RS), namun setelah dilakukan PSBB angka tersebut menurun.
Hal itu juga berpengaruh pada tingkat kematian akibat infeksi virus SARS-CoV-2 yang mengalami penurunan.
Bahkan dikatakan Kang Emil bahwa pasien sembuh mengalami peningkatan hingga dua kali lipat.
"Dari akhir bulan April 2020 ada 430-an pasien (dirawat di RS), sekarang (setelah PSBB) sudah 350-an pasien. Sebelum PSBB tingkat kematian 7 orang per hari, setelah PSBB menjadi 4 orang per hari. Kemudian ada kenaikan kesembuhan hampir dua kali lipat," terang Emil.
Baca: Gara-gara Sering Dimaki, Mertua Tega Bunuh Menantu, setelah Beraksi Lalu Kunci Rumah dan Bunuh Diri