Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Apa Itu Gangguan Kecemasan? Ini Faktor-faktor Penyebabnya Menurut Ahli

Dokter spesialis kejiawaan memaparkan mengenai gangguan kecemasan akibat wabah corona dan faktor-faktor penyebabnya.

Penulis: Inza Maliana
HOME Magazine
Umumnya Psikosomatik muncul karena adanya stres, kecemasan, hingga depresi. Ketika kebutuhan psikologis ini tidak dirasakan dengan benar, hal itu dapat menyebabkan penyakit somatik akibat konversi histeria. 

"Memang betul penyebarannya sangat cepat. Hampir seluruh negara, sudah lebih dari 200 negara terkena," ungkapnya.

Ilustrasi panik atau cemas (pixabay.com/xusenru)
Ilustrasi panik atau cemas (pixabay.com/xusenru) (pixabay.com/xusenru)

Baca: Virus Corona Bikin Cemas, Olla Ramlan Lakukan Tes Swab di Rumah

Baca: Pemerintah Diminta Hentikan Narasi-narasi yang Bisa Ciptakan Kecemasan Baru soal Covid-19

Oleh karena itu, lanjut dr Andri, keadan-keadaan tersebut membuat seseorang menjadi ketakutan.

Faktor lain yang menyebabkan ketakutan, siapapun bisa terpapar bahkan orang tanpa gejala.

Selain itu, pasien corona meninggal dimakamkan dengan cara tidak bisa, terlebih tidak boleh ada orang lain yang mendekat atau melayat.

"Ini yang menimbulkan ketakutan-ketakutan karena kebanyakan orang Indonesia takut mati."

"Sehingga itu yang menjadi masalah, menambah stres. Jika dia tidak bisa beradaptasi, dia akan mengalami gangguan kecemasan," tandasnya.

Ciri-ciri Corona Tanpa Gejala: Tampak Sehat Belum Tentu Bebas Covid-19
Ciri-ciri Corona Tanpa Gejala: Tampak Sehat Belum Tentu Bebas Covid-19 (Freepik)

Baca: Cerita Pekerja Hotel yang Terdampak Virus Corona, Harap-harap Cemas Tak Digaji dan Diputus Kontrak

Baca: Kecemasan Ringgo Agus Saat Terima Telepon Dokter Tentang Kandungan Istrinya, Sampai Susah Tidur

Beberapa faktor dari pandemi Covid-19 juga bisa menjadi penyebab munculnya gangguan kecemasan.

Di antaranya adalah faktor lingkungan, keamanan, dan sosial.

Dalam faktor lingkungan, dr Andri menjelaskan, kondisi yang saat ini terjadi, orang-orang bingung dan merasa tidak puas.

"Faktor-faktor dari gangguan kecemasan, misalnya orang itu sebenarnya tidak mengetahui apa yang sedang ia hadapi."

"Jadi secara faktor lingkungan dia seperti bingung, sudah tidak ada lagi yang disebut daya tahan stres," kata dr Andri.

Menurutnya, beberapa hal yang bisa menjadi alasan seseorang untuk merasa tidak puas dengan kondisi ini, sulitnya memenuhi kebutuhan secara ekonomi.

Hal itu bisa membuat kurangnya rasa puas seseorang dan semakin sulit beradaptasi dengan lingkungan.

Tim psikolog TNI AD yang dipimpin Kapten Didon memberikan game kepada pasien di lantai 27, Tower 7, Wisma Atlet, Kemayoran, Selasa (5/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Tim psikolog TNI AD yang dipimpin Kapten Didon memberikan game kepada pasien di lantai 27, Tower 7, Wisma Atlet, Kemayoran, Selasa (5/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

Baca: Psikolog Sarankan Masyarakat Membatasi Informasi Agar Tidak Cemas Selama Physical Distancing

Selain itu, mengenai faktor keamanan, semua orang saat ini harus selalu memakai masker.

Hal itu tentu menyulitkan bagi sebagian orang yang bekerja dengan bertatap muka secara langsung.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved