Virus Corona
Update Corona di Indonesia 4 Mei 2020:Jakarta Tak Lagi Jadi Provinsi Penyumbang Kasus Baru Tertinggi
Update Corona di Indonesia pada Senin, 4 Mei 2020, total kasus positif kini menjadi 11.587.
TRIBUNNEWS.COM - Update Corona di Indonesia pada Senin, 4 Mei 2020, total kasus positif kini menjadi 11.587.
Berdasarkan data yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto dalam jumpa pers Senin sore, terdapat 395 kasus baru yang dilaporkan hari ini.
Tambahan 395 kasus baru ini membuat jumlah kasus positif bertambah dari sebelumnya 11.192 menjadi 11.587 orang.
Selain kasus baru, jumlah pasien sembuh dan meninggal juga masih terus bertambah.
Pasien sembuh bertanbah 78 orang sehingga total pasien sembuh kini menjadi 1.954.
Baca: BREAKING NEWS Update Corona Indonesia 4 Mei: Tambah 395 Kasus Baru, Pasien Positif Jadi 11.587
Sedangkan kasus kematian bertambah 19 kasus sehingga total pasien meninggal kini sebanyak 864.
Dari sebaran per provinsi, dalam dua hari ini, DKI Jakarta tak lagi menjadi penyumbang tertinggi kasus baru.
Pada hari ini, kasus baru di Jakarta sebanyak 79 kasus.
Angka ini lebih kecil bila dibanding Jawa Barat yang melaporkan 193 kasus baru dan menjadi yang paling tinggi dibanding provinsi lainnya.
Pada hari Minggu (3/5/2020) kemarin, terdapat 67 kasus baru di Jakarta.
Angka itu juga lebih kecil dibanding dengan Jawa Timur yang melaporkan 80 kasus baru.
Sebelum-sebelumnya DKI Jakarta menjadi penyumbang kasus baru tertinggi dibanding provinsi lainnya.
Meski demikian, kasus kematian tertinggi masih berada di Jakarta dimana hari ini dilaporkan kasus kematian sebanyak 10.
Sementara kasus sembuh terbanyak ada di Sulawesi selatan.
Berikut selengkapnya update kasus Corona per Senin:
Sudah 80 Ribu Lebih Warga DKI Jakarta Jalani Rapid Test, 4 Persen di Antaranya Positif Corona
Pemprov DKI Jakarta masih terus menggelar Rapid Test atau tes cepat Virus Corona atau Covid-19.
Total peserta yang mengikuti tes cepat Covid-19 ini sebanyak 80.192 warga.
Angka itu berdasarkan pendataan Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga Senin (4/5/2020).
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, dari pengecekan itu, sebanyak 3.056 orang atau empat persen dinyatakan positif, sementara 77.136 orang dinyatakan negatif.
Bagi orang yang hasilnya dinyatakan positif, petugas akan membawanya ke rumah sakit rujukan Covid-19 untuk pengecekan lebih lanjut dengan tes swab.
Pengecekan ini dianggap lebih akurat, karena sampel swab dari hidung dan tenggorokan akan diperiksa memakai alat Polymerase Chain Reaction (PCR).
Dari pengecekan itu, petugas dapat memastikan keberadaan virus Covid-19 yang bersarang di hidung maupun tenggorokan seseorang.
Sedangkan tes cepat hanya melakukan pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.
Bila seseorang terkena serangan kuman, antibodi akan bereaksi sehingga hasilnya akan positif.
Begitu juga sebaliknya, bila tidak terkena serangan kuman, antibodi tidak akan bereaksi sehingga hasilnya negatif.
“Tes cepat dilakukan di enam wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP),” kata Widyastuti berdasarkan keterangan dari Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) DKI Jakarta, Senin (4/5/2020) dikutip dari TribunJakarta.
Baca: Berdasarkan Hasil Swab Tes, Tenaga Medis di Kota Lahat Dinyatakan Positif Corona
Pelaksanaan tes cepat ditujukan bagi orang yang berisiko tinggi menularkan ataupun tertular Covid-19.
Contohnya, tenaga medis dan orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien dalam pengawasan (PDP).
Kemudian, orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus pasien konfirmasi Covid-19, dan orang dalam pemantauan (ODP).
Seperti, seseorang yang mengalami demam di atas 38 derajat celcius atau riwayat demam, serta gejala gangguan sistem pernapasan seperti flu dan batuk.
Termasuk, orang yang memiliki riwayat perjalanan di area terdampak Covid-19 maupun dari luar negeri.
Dalam kesempatan itu dia, mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan physical distancing atau jaga jarak.
Misalnya, bekerja, belajar dan beribadah di rumah, menghindari keramaian, menjaga kebersihan melalui cuci tangan, dan mengunakan masker jika harus keluar rumah.
“Upaya dan langkah-langkah memutus penyebaran Covid-19 ini perlu dilakukan bersama oleh seluruh komponen masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta beserta jajaran juga telah memberikan layanan kesehatan jiwa (mental) terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19.
Baca: Macam-macam Motif 10 Tersangka Penyebaran Hoax dan Ujaran Kebencian Saat Pandemi Corona
Psikolog dan tenaga kesehatan jiwa di Puskesmas memberikan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psiko sosial melalui telepon dan chat (WhatsApp).
Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta turut memberikan layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id/.
“Bagi masyarakat yang mengakses, akan diberikan layanan konseling oleh psikolog yang bertugas di Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta,” jelasnya.
(Tribunnews.com/Daryono) (TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)