Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Atasi Kebosanan Anak di Tengah Pandemi Covid-19 Dengan Mendongeng

Lebih banyak di rumah akibat pandemi Covid-19, berdampak terhadap timbulnya kebosanan terhadap anak.

Penulis: Adi Suhendi
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
COvid-19 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya pandemi Covid-19 membuat ruang gerak menjadi terbatas.

Bukan hanya bagi orang dewasa, anak pun menjadi lebih banyak di rumah sehingga bisa berdampak terhadap timbulnya kebosanan terhadap anak.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mengungkapkan mendongeng bisa menjadi sarana untuk mensiasati kebosanan anak sekaligus mengkomunikasikan kepada mereka tentang situasi yang terjadi sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Baca: Tips Menjaga Kesehatan Jiwa di Tengah Pandemi Covid-19

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Perlindungan Anak KPPPA, Nahar dalam keterangannya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (3/5/2020).

"Prinsipnya dunia anak-anak adalah dunia bermain," kata Nahar dilansir dari situs resmi BNPB.

Pernyataan itu disampaikan menyusul survei dari Forum Anak Nasional pada akhir Maret 2020 yang melibatkan ratusan anak di seluruh Indonesia.

Baca: Cara Unik Jalani Isolasi Mandiri di Kampung Halaman: Buat Gubuk di Hutan Hingga Kemah di Tepi Sungai

Survei tersebut menemukan bahwa sebagian besar anak sepakat bahwa gerakan di rumah saja merupakan gerakan yang sangat penting dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Akan tetapi, hampir 60 persen anak merasa tidak terlalu senang saat harus menjalani proses belajar dari rumah.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa 30 persen di antaranya merasa ragu atau tidak percaya dengan informasi tentang Covid-19 yang mereka terima.

Baca: Pria di Empat Lawang Jatuh ke Jurang Setelah Dikejar Babi Hutan yang Diburunya

Menanggapi hal itu, Nahar mengatakan bahwa anak-anak pada prinsipnya senang bermain dan merasa senang ketika mereka diperbolehkan untuk belajar dari rumah sehingga memiliki banyak waktu untuk bermain.

"Jadi ketika diberikan kesempatan di rumah maka senang di awal," katanya.

Namun, seiring dengan tugas yang semakin banyak karena harus belajar di rumah, anak-anak merasa hal itu tidak sesuai dengan harapan mereka ditambah dengan fakta bahwa mereka tidak bisa lagi bermain di luar rumah.

Baca: Nekat Mudik, Suami Istri Sembunyikan Mobil di Bak Truk Untuk Menyeberang Dari Merak ke Lampung

Anak-anak, menurut dia, memiliki hak untuk bermain, tetapi hak tersebut sering kali berbenturan dengan kepentingan anggota keluarga yang lain.

Karena itu, gerakan di rumah saja bisa menjadi gerakan yang membosankan ketika mereka tidak mendapatkan kesempatan bermain seperti yang mereka harapkan.

"Posisi harus di rumah, kemudian mulai bosan inilah yang harus diwaspadai," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved