Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Tiga Klaster Terbesar Penyebaran Covid-19 di DI Yogyakarta, Dua di Antaranya Ada di Kabupaten Sleman

Jumlah kasus terkonfirmasi dari ketiga klaster tersebut, mencapai proporsi lebih kurang 20 persen dari seluruh kasus yang terkonfirmasi.

Editor: Dewi Agustina
Infocovid19.jatimprov.go.id
Peta sebaran virus corona di Jawa Timur hari ini, Kamis 30 April 2020. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Miftahul Huda

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Hingga Jumat (1/5/2020) kemarin, jumlah kasus positif COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 104 kasus. Dari jumlah itu, diketahui ada 3 klaster terbesar penyebaran kasus Virus Corona di DIY.

Hal ini diperoleh dari kajian epidemiologi oleh Tim Satgas Covid-19 DIY.

Adapun masing-masing klaster terkait dengan kegiatan keagamaan.

Jumlah kasus terkonfirmasi dari ketiga klaster tersebut, mencapai proporsi lebih kurang 20 persen dari seluruh kasus yang terkonfirmasi.

Ahli Epidemiologi UGM, dr Riris Andono Ahmad, MPH, PhD, merinci tiga klaster tersebut antara lain dua klaster di Kabupaten Sleman dan satu klaster di Kabupaten Gunungkidul, yang berawal dari anggota jemaah Tabligh akbar yang baru pulang dari Jakarta.

Klaster di Kabupaten Sleman tersebar terutama melalui kegiatan pertemuan di tempat peribadatan.

Sementara klaster di Kabupaten Gunungkidul disebarkan melalui kontak erat antar kasus.

Klaster kasus di Sleman telah mencapai generasi ke tiga (G3).

Sementara klaster kasus di Gunungkidul telah mencapai generasi ke 5 (G5).

Sementara ini, khusus wilayah Sleman sudah ada dua klaster di antaranya Warga Negara Asing (WNA) serta jemaah tabligh akbar asal Sleman yang datang dari Jakarta.

Sedangkan satu klaster terbesar sisanya merupakan Jemaah GBIP terpusat di Kota Yogyakarta.

Baca: Kisah Video Viral Bule Rusia Mengamen di Pasar Tradisional di Kota Mataram Sambil Gendong Bayi

Klaster tersebut berasal dari rombongan yang pulang dari pertemuan Sidone GBIP yang dilakukan di Hotel Aston, Kota Bogor pada bulan Maret.

Penularan kasus pada jemaah GPIB tersebut terjadi karena adanya kegiatan dalam lingkungan gereja.

Andono mengatakan, untuk jumlah klaster di Gunungkidul mencapai 18 kasus, dengan rincian enam telah terkonfirmasi positif, 11 lainnya positif rapid test, dan satu sisanya meninggal dalam status PDP.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved