Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Akui Penyaluran Bansos Ada yang Tak Tepat Sasaran, Anies: Tidak Usah Ditutup-tutupi, Itu Faktanya

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui dalam penyerahan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat ada yang tidak tepat sasaran.

Editor: Adi Suhendi
Tangkap layar channel YouTube KompasTV
BREAKING NEWS Anies Baswedan Perpanjang Pelaksanaan PSBB hingga 22 Mei 2020 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui dalam penyerahan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat ada yang tidak tepat sasaran.

Diketahui pemerintah menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat DKI Jakarta terkait penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19.

Menurut Anies Baswedan, dalam keadaan darurat seperti saat ini kesalahan pendataan merupakan hal yang wajar.

Baca: KSPSI: Besok, Presiden Akan Sampaikan Sikap soal Omnibus Law Cipta Kerja

“Kami memberikan kepada 1,2 juta kepala keluarga dan itu ada nama-namanya. Tentu saja, tidak mungkin sempurna, dari 1,2 juta Anda bisa sebut dua nama, pastilah."

"Di negeri ini, data yang super akurat, saya rasa teman-teman juga tahu (kondisinya). Jadi kalau dicari (tidak tepat sasaran), ya pasti ada,” kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Rabu (22/4/2020).

Baca: Setelah Belva Mundur dari Stafsus, Ruangguru Tegaskan Tak Ada Alasan Mundur dari Program Prakerja

Meski demikian, Anies Baswedan menyatakan pemerintah daerah terus memperbaiki data-data yang dianggap keliru.

Dengan harapan, warga miskin dan rentan miskin yang terdampak pandemi Covid-19 dapat menerima haknya.

“Dari 1,2 juta orang, ketemu 1,2,3 (yang tidak tepat sasaran), pasti. Jadi tidak usah ditutup-tutupi, itu faktanya,” ujar Anies Baswedan.

Baca: Keluarga Besar AAU 92 Bagikan Paket Sembako ke Warga Terdampak Covid-19 di Jakarta Timur

“Di republik ini, kami semua tahu data lengkap by name by address (nama sesuai alamat), kami tahu. Tapi yang penting adalah begitu ada kekeliruan, kami koreksi, koreksi dan koreksi. Ini bagian dari kami juga untuk meningkatkan kualitas data,” tambahnya.

Menurutnya, jumlah masyarakat yang tidak mampu di Jakarta bergerak dinamis.

Dalam situasi normal, ada sekelompok orang yang tidak membutuhkan bansos.

Namun, ketika muncul pandemi corona yang berimbas pada sektor pekerjaan dan ekonomi, mereka sekarang membutuhkan bantuan pemerintah.

“Hari ini, banyak dari saudara-saudara kita yang bulan-bulan lalu tidak membutuhkan bantuan, sekarang membutuhkan bantuan. Pada saat petugas datang ke lapangan, maka yang mengatakan butuh bantuan, jauh lebih banyak daripada yang sudah ada di dalam daftar,” katanya.

“Karena banyak yang sekarang tidak memiliki pekerjaan. Banyak yang warungnya tutup. Banyak yang kegiatan kesehariannya tidak berfungsi (secara ekonomi),” ujarnya.

Dalam momentum ini, Anies mengklaim telah memperbaiki data untuk memasukan kelompok warga miskin yang baru akibat virus corona.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved