Virus Corona
Penelitian Terbaru: Covid-19 Menular Dua Kali Lebih Cepat dari Perkiraan Sebelumnya
Temuan baru dari peneliti menunjukkan bahwa virus corona atau Covid-19, bisa dua kali lebih menular dari perkirakan sebelumnya.
TRIBUNNEWS.COM - Temuan baru dari peneliti menunjukkan bahwa virus corona atau Covid-19, bisa dua kali lebih menular dari perkirakan sebelumnya, saat menyebar pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China selatan.
Mengutip dari South China Morning Post, sebelumnya para epidemiolog memperkirakan setiap orang yang positif terpapar Covid-19 rata-rata menginfeksi dua hingga tiga orang.
Hal itu berdasarkan kasus awal yang terjadi di Kota Wuhan, yang memuncak pada awal tahun 2020.
Di sisi lain, para peneliti di Amerika Serikat mengatakan mewabahnya virus di Wuhan mungkin telah menghasilkan data yang tidak lengkap dan gambaran yang menyimpang.
Laboratorium Nasional Los Alamos di New Mexico memperkiraan mereka yang terpapar virus corona di Wuhan rata-rata menyebarkan kepada 5 sampai 7 orang lainnya.

Baca: Peneliti Shanghai dan New York: Virus Covid-19 Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Seperti HIV
Temuan tersebut dapat membantu para ahli kesehatan masyarakat untuk memperbaiki strategi penahanan dan vaksinasi mereka.
Penelitian tersebut diterbitkan pada minggu lalu dalam jurnal Emerging Infectious Diseases.
Para peneliti yang dipimpin oleh Steven Sanche dan Lin Yen-ting, menuliskan sebab-sebab kacaunya perkiraan pertumbuhan wabah.
Di antaranya yaitu tidak tersedianya reagen diagnostik pada awal wabah, perubahan intensitas pengawasan dan definisi kasus, dan pasien yang membanjiri sistem perawatan.
Penelitian Los Alamos menganalisis sekitar 140 pasien awal di luar Provinsi Hubei untuk memproyeksikan seberapa cepat virus corona menyebar dari Wuhan.
Penelitian tersebut menunjukan sebagian besar kasus awal di provinsi lain memiliki hubungan epidemiologis atau paparan dari Wuhan.

Baca: Temuan Baru Peneliti: Virus Corona Menyebar ke Penjuru Dunia Melalui 3 Varian Berbeda
"Pada saat kasus dikonfirmasi di provinsi di luar Hubei, semua provinsi di China memiliki akses ke alat diagnostik dan terlibat dalam pengawasan aktif dari para wisatawan di Wuhan," kata para peneliti.
"Untuk itu sistem perawatan kesehatan di luar Hubei belum kewalahan dengan kasus corona."
"Mereka pun secara aktif mencari kasus positif pertama mereka, yang mengarah jauh lebih rendah dalam pelaporan," lanjutnya.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) setempat juga akan merilis informasi epidemiologis dasar tentang bagaimana setiap pasien dapat menginfeksi virus corona kepada pasien lain atau di mana mereka terkena paparan virus.