Virus Corona
Ini Alasan Ridwan Kamil Lakukan PSBB di Bodebek: Pandemi Covid-19 adalah Masalah Bersama
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan alasannya menerapkan PSBB di Bogor, Depok, dan Bekasi.
"Saya mengingatkan, menyelesaikan masalah pandemi Covid-19 pada dasarnya ada tiga tahap," ungkap Ridwan Kamil.
"Yang pertama benteng pencegahan, paling mudah dan paling susah."
"Paling mudah adalah untuk berjaga jarak, tapi yang paling susah, meyakinkan semua manusia yang ada di Indonesia untuk melakukan jaga jarak ini," ucapnya.

Baca: Alasan Anies Baswedan Bisa Cabut Izin Usaha Perusahaan Selama PSBB, Tapi Tak Ingin Terjadi
Baca: PSBB di Bogor, Depok, Bekasi Mulai Rabu 15 April 2020, Ridwan Kamil: Tes Masif akan Kami Maksimalkan
Bila tahap pencegahan tidak berhasil, maka akan dilakukan tahap pelacakan.
Dalam tahap ini, pemeriksaan pada seluruh masyarakat harus dilakukan secara masif.
Emil bilang, lewat pelacakan bisa menjadi cara untuk melawan corona.
"Indonesia hari ini masih perlu melakukan semasif mungkin," ujar dia.
"Minimal seperti Korea Selatan yaitu 0,6 persen penduduk," tuturnya.
Emil menambahkan, apabila tes belum dilakukan secara maksimal akan masuk ke tahap ketiga yaitu perawatan pasien corona dan PDP.
Ia berharap pemerintah dan masyarakat dapat memperkuat pada tahapan pertama sehingga corona tidak sampai di tahap ketiga.
Pasalnya, jumlah fasilitas kesehatan masih terbatas.
Pelaksanaan PSBB di Bodebek masih berada di dalam tahap pencegahan.
Menurut Emil, apabila masyarakat dapat menjaga jarak, tidak perlu ada PSBB hingga lockdown.
Namun tidak semua masyarakat dapat memahami keadaan yang mengharuskan jaga jarak tersebut.
Sehingga ia memutuskan untuk menetapkan PSBB dan mengikuti protokol pemerintah pusat.
Baca: Update Angka Kasus Covid-19 di Indonesia Hari Ini: 5.136 Positif Corona, 469 Meninggal, 446 Sembuh
Baca: UPDATE Corona Global Rabu 15 April Sore: Ada 27 Ribu Kasus di Belanda, Baru 250 Orang yang Sembuh
"PSBB berada di konsep benteng pertama," ungkap Ridwan Kamil.
"Jika kita disiplin menjaga jarak, sebenarnya tidak perlu ada istilah PSBB dan lockdown."
"Tapi masalahnya tidak semua bisa memahami dengan tingkat pemahaman dan edukasi yang lain-lain," ungkap dia.
"Oleh karena itu kita mengikuti protokol dari pemerintah pusat," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)