Virus Corona
Peneliti Prediksi Wabah Corona di Indonesia Berakhir Juni 2020
Para peneliti kembali melakukan kajian pemodelan untuk melihat potensi penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia.
2. Punya keunggulan lebih Ada sejumlah keunggulan pada model PDDM ini, kata Dedi, yang tidak dimiliki oleh model-model lain yang diuji dan dikembangkan sebelumnya.
Berdasarkan model PDDM, rata-rata eror kesalahan prediksi selama 2 minggu terakhir hanya sebesar 1,5 persen.
Setelah diujikan prediksi ke depan selam 4 hari terakhir sejak 26 Maret, eror yang dihasilkan selalu di bawah 1 persen yakni maksimum sebesar 0,9 persen dan minimum 0,18 persen.
"Keunggulan lainnya dari model PDDM adalah kemampuannya untuk memprediksikan waktu terparah dan waktu berakhirnya pandemi Covid-19 ini di Indonesia," kata Dedi melalui keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Selasa (7/4/2020).

Prediksi pandemi Covid-19 hasil model PDDM
Dengan model PDDM, Dedi menyebutkan diperkirakan penambahan maksimum total penderita Covid-19 per hari adalah di sekitar minggu kedua April 2020, yakni disekitar 7 - 11 April 2020.
Dengan penambahan lebih kurang 185 pasien per hari, dan diperkirakan akan terus menurun setelahnya.
Berdasarkan data yang ada diperkirakan pandemi akan berakhir lebih kurang 100 hari setelah 2 Maret 2020 yakni disekitar tanggal 29 Mei 2020.
Maksimum total penderita Covid-19 positif adalah sekitar 6174 kasus.
"Sejak pertengahan Mei 2020, penambahan total penderita sudah relatif kecil," ujar dia.
Catatan hasil prediksi bisa berhasil
Akurasi prediksi kasus konfirmasi positif Covid-19 melalui model ini, presentase eror seringkali didapati di bawah angka 1 persen.
Tetapi, para peneliti tetap menyarankan agar mudik lebaran tidak dilakukan dan kegiatan selama berkumpul di bulan Ramadhan ditiadakan.
Baca: Isolasi Mandiri Akibat Corona, 9 Lagu Indie Bertema Perjalanan Ini Akan Hapus Rasa Bosanmu
Baca: Putus Rantai Virus Corona, Ini Himbauan Menpora Kepada Masyarakat
Intervensi pemerintah melalui parsial lockdown dan social - physical distancing yang ketat terus harus dilakukan sampai pandemi benar-benar berakhir pada awal Juni 2020.
Hal itu disebabkan, akurasi prediksi sebelumnya didasari atas data penderita sampai tanggal 26 Maret 2020.