Jumat, 3 Oktober 2025

Virus Corona

Moeldoko Ujicoba Kegiatan Berbasis Program Dasa Wisma Ajak Masyarakat Lawan Virus Corona

Langkah kesembilan, sebagai simbol warga sudah saling terhubung akan ditempel stiker 10 Rumah AMAN .

Penulis: Toni Bramantoro
Editor: Hendra Gunawan
istimewa
Dasa Wisma 10 Rumah Aman yang merupakan Program yang digagas Kantor Staf Presiden (KSP), mendapat respon positif masyarakat. Saat ini sudah terbentuk 10 komunitas di berbagai wilayah dan akan segera diperluas sebagai embrio untuk sebuah kecamatan. 

Kepala Staf Presiden Moeldoko pun optimistis, mata rantai sebaran Covid-19 akan cepat terputus dan lenyap di Indonesia. Satu sisi publik tetap mendapatkan jaminan kesejahteraan secara ekonomi secara gotong-royong. Apalagi, respon cepat dan penanganan terukur selalu diberikan pemerintah.

“Kami apresiasi atas kepedulian masyarakat memerangi Covid-19 di Indonesia. Semua elemen harus bersinergi. Dengan soliditas gotong royong seperti ini, kami yakin beragam problem Covid-19 akan cepat selesai sesuai skenario. Impact tekanan yang ditimbulkannya secara ekonomi juga bisa diatasi secara tuntas,” tutup Moeldoko.

Berikut 10 Langkah Mudah Melawan COVID-19

Pertama, melibatkan Ketua Rukun Tetangga (RT), penggiat Dasa Wisma, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan karang taruna di lingkungan RT.

Kegiatan ini akan disupervisi relawan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atau Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Namun jika relawan BNPB dan Relawan BPBD belum terbentuk, bisa mengajak puskesmas terdekat sebagai supervisor program.

Selanjutnya kedua, akan dibentuk pula Whatsapps Group (WAG) untuk kelompok kecil sekitar 30-40 rumah dengan menunjuk seorang ketua kelompok.

Melalui WAG, semua pihak dapat berdiskusi, mencari informasi dan solusi secara mandiri atau bersama-sama dalam memerangi virus corona di tingkat RT.

Ketiga, pada setiap kelompok akan ditunjuk petugas Dasa Wisma atau Karang Taruna sebagai petugas untuk memastikan warganya sudah melakukan kegiatan Di Rumah Saja.

Kemudian, memonitor suhu tubuh warga setiap hari di masing-masing kelompok dan dilaporkan pada Ketua Kelompok melalui WAG.

Keempat, melalui WAG ketua kelompok melapor kepada Ketua RT bila ada warga diketahui suhu tubuhnya mencapai lebih dari 37,5 derajat disertai gejala lain, seperti radang tenggorokan, batuk dan sesak napas selama dua hari atau lebih.

Kelima, bila terpaksa melakukan kontak untuk melakukan pengukuran suhu tubuh, petugas ukur suhu bersama supervisor program, menggunakan masker dan sarung tangan atau selalu bersih dengan mencuci tangan atau disinfektan sebelum dan setelah melakukan pengukuran suhu tubuh warga selesai.

Selanjutnya keenam, mencatat dan membangun hubungan harmonis dengan tenaga medis dan ambulans yang terdekat dengan lingkungan RT.

Ketujuh, Ketua Kelompok juga harus memonitor dan mencatat warga yang berpotensi dan atau yang sudah tidak mampu lagi memiliki penghasilan harian serta kesulitan untuk memenuhi kehidupannya sehari-hari.

Langkah Kedelapan, ketua RT, tokoh masyarakat, dan tokoh agama bergotong-royong mengumpulkan bantuan logistik dari masyarakat untuk dibagikan ke wilayah RT masing-masing.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved