Virus Corona
Harapan dan Permintaan Anies di Tengah Pandemi Corona, Ketegasan Hukum hingga Karantina Wilayah
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengungkapkan harapan dan permintaannya ditengah pandemi corona. Apa saja?
TRIBUNNEWS.COM - Di tengah jumlah kasus virus corona (Covid-19) yang terus meningkat, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengungkapkan harapan dan permintaan terkait wilayahnya.
Pada konferensi pers yang digelar di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (30/3/2020), Anies berharap ada ketegasan hukum yang mengatur physical distancing.
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, hal in disampaikan Anies karena kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terbatas.
"Karena itulah kewenangannya terbatas, kita makanya berharap ada ketetapan hukum sehingga kita bisa melakukan penegakan atau enforcement," terang Anies Baswedan, Senin.
Selama dua minggu terakhir, Anies mengungkapkan pihaknya telah melakukan pembatasan sosial berskala besar sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tertuang dalam UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Baca: UPDATE Corona Hari Ini, 31 Maret 2020: Kasus di Italia Tembus 100 Ribu, Spanyol Lampaui China
Baca: Sebut Jakarta Mengkhawatirkan, Anies Baswedan Minta Pemerintah agar Karantina Wilayah Ibu Kota
"Jakarta dua pekan ini sudah melaksanakan."
"Jadi dua pekan ini di Pasal 59 ayat 3 disebutkan peliburan sekolah dan tempat kerja kemudian pembatasan kegiatan keagamaan lalu kegiatan di tempat umum dan faslitas umum."
"Ini adalah contoh yang selama 2 pekan ini sudah kita lakukan," tutur dia.
Lebih lanjut, Anies juga menyebutkan ia telah mengajukan permohonan kepada pemerintah pusat agar Jakarta di karantina wilayah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Meski begitu, Anies meminta lima sektor usaha untuk tetap dibuka jika karantina wilayah diterapkan.
Pasalnya, Anies mengatakan, kelima sektor usaha tersebut mendasar sehingga harus tetap berjalan.
"Pertama adalah energi, yang kedua adalah pangan, ketiga adalah kesehatan, keempat adalah komunikasi, dan kelima adalah keuangan."
"Itu yang kami pandang perlu mendapat perhatian," terang dia, dilansir Kompas.com.
"Tidak terbatas lima (sektor)."
"Artinya kebutuhan-kebutuhan pokok, dan lain-lain tetap harus bisa berkegiatan seperti semula. Jadi lima itu esensial, energi, kesehatan, pangan, komunikasi, dan keuangan," imbuhnya.
Baca: Pasien Sembuh dari Corona di Solo Curhat ke Ganjar Pranowo, Ungkap Kronologi, Semoga Tak Dikucilkan
Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah
Anies Baswedan sebelumnya diketahui telah mengirimkan surat kepada pemerintah pusat terkait permohonan karantina wilayah.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Mengutip Kompas.com, surat yang dibuat pada 28 Maret 2020 itu diterima Minggu (29/3/2020), kemarin.
“Baru sampai hari ini, sudah minta kepada presiden untuk memberlakukan karantina wilayah DKI Jakarta dengan tetap memperhatikan hak-hak dasar dan kebutuhan dasar rakyat,” kata Mahfud, dalam tayangan KompasTV.
Berdasarkan data covid19.go.id, kasus corona di DKI Jakarta hingga Senin sore mencapai angka 698.
Jumlah ini menjadi yang tertinggi dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia yang juga terjangkit Covid-19.
Sebanyak 74 pasien di antaranya dinyatakan meninggal dan 48 lainnya telah sembuh.
Sikap Anies Tuai Pujian
Tindakan Anies Baswedan dalam menangani wabah corona di DKI Jakarta mendapat pujian dari pegiat media sosial, Geisz Chalifah.
Dikutip dari Tribun Wow, Geisz menilai Anies sangat serius dalam menghadapi kasus corona sehingga kehilangan selera humornya.
Baca: PAN: Karantina Wilayah Lebih Tepat Ketimbang Darurat Sipil
Baca: Skenario Terburuk Kasus Corona di Indonesia, 2,5 Juta Pasien Harus Mendapat Perawatan Intensif di RS
"Saya mau cerita sedikit saja tentang bagaimana Anies menghadapi Corona," kata Geisz dalam tayangan YouTube realitaTV, Jumat (27/3/2020).
"Dia dalam banyak hal setiap banyak masalah, dia tidak pernah kehilangan selera humor, apapun," tambah dia.
Meski begitu, menurut Geisz, ada yang berbeda dari Anies Baswedan ketika tengah membicarakan virus corona.
Hal ini terlihat dari aksen dan artikulasi Anies.
"Tapi setiap membahas Corona, aksennya, artikulasinya, sudah tidak ada lagi selera humornya di sana," tuturnya.
Geisz mengatakan, perubahan Anies ini terlihat saat sejak awal Covid-19 mewabah di China.
Sejak itu, ujar Geisz, Anies Baswedan sudah kehilangan selera humornya.
"'Ini harus kita cermati, ini berbahaya, ini harus kita lakukan secepatnya', dari sejak awal Corona masih merebak di China."
"Belum ada masalah di Jakarta maupun daerah lain, dia sudah kehilangan selera humor saat bahas itu," imbuh dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Ryana Aryadita Umasugi/Nursita Sari/Devina Halim, TribunWow/Jayanti Tri Utami)