Senin, 6 Oktober 2025

Ketua Tim Riset Corona Unair Klaim Vaksin Penangkal Wabah Corona Segera Ditemukan, Ini Penjelasannya

Ia bercerita pada dua bulan lalu uji coba tersebut pernah dilakukan pada kelompok hewan berjenis musant (ferret).

Editor: Hendra Gunawan
dokumen pribadi
Prof Dr Chaerul Anwar Nidom 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -- Tim riset corona di Universitas Airlangga dikabarkan bakal menemukan obatuntuk penyakit akibat wabah virus corona yang terjadi di bumi ini.

Seorang guru besar di Unair menyatakan mengklaim dua minggu ke depan dapat menemukan vaksin untuk menangkal virus corona atau covid-19.

Profesor Chaerul Anwar Nidom seorang Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Hewan Unair yang juga merupakan Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin mengaku telah merancang dua formula pada pengobatan ini.

Pertama adalah vaksin anti covid dengan teknologi Knock Out (KO) Flu Vaccine.

Baca: Kemenhub Rekomendasi Penutupan Akses Bus AKAP Keluar Jakarta, Guna Cegah Penyebaran Covid-19 Meluas

Baca: KLHK Bagikan Sabun dan Semprot Desinfektan di Wilayah Sebaran Virus Corona

Baca: Jawaban Vicky Prasetyo Ditanya Soal Pernikahan Buat Nagita Bereaksi Ini, Raffi Ahmad Terkekeh

Pada tahap ini akan memanfaatkan virus flu sebagai tumpangan antigen covid. Sehingga satu vaksin tersebut dapat digunakan untuk mencegah flu dan covid.

Hal itu juga pernah ia terapkan, ketika pihaknya berhasil membuat vaksin flu burung atau H5N1 pada tahun 2009.

Kendati demikian, Nidom dan timnya mengaku masih mendapati kendala dalam menemukan virus covid yang bisa digunakan sebagai santigen dengan sifat imunogenisiitas yang tinggi.

"Jadi dari itu sehingga hasilnya belum maksimal," ungkap dia.

Menurutnya pula, jika ragam virus covid sudah ditemukan dalam delapan bulan ke depan siap diteruskan ke industri vaksin.

"Waktu yang dibutuhkan tidak lebih 8 bulan sudah selesai pada uji preklinis, kemudian diteruskan oleh industri vaksin," kata dia.

Berikutnya, obat Anti-viral Covid dan viral pernafasan lainnya.
Seperti yang dikabarkan sebelumnya, vaksin tersebut berbahan dasar dari empon-empon.

Dalam penelitian itu, agar kandungan empon-empon dapat ditemukan formulasinya, ia mendeteksi dengan menggunakan alat Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF).

"Selama ini jahe, kunyit, sereh, temulawak jadi bahan alami jamu yang diposisikan sebagai penyegeran tubuh bukan sebagai antiviral. Ini dikarenakan riset-risetnya tidak pernah ditingkatkan untuk mendapatkan obat antiviral," ucap dia

Pada tahap kedua, seperti anjuran WHO formulasi itu akan di uji coba kepada hewan.

Ia bercerita pada dua bulan lalu uji coba tersebut pernah dilakukan pada kelompok hewan berjenis musant (ferret).

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved